Vote dululah sebelum membaca, nggak bakalan membuang waktu banyak juga kok🌚
Yang baca banyak tapi yang ngevote dikit sekaleee, biasakan hargai sedikit karya orang lain😐🙃
Kenzie menyandarkan tubuhnya di dada bidang daddy-nya sementara Eric mengelus rambut Kenzie dengan lembut.
"daddy, kapan aku bisa sekolah lagi?" tanya Kenzie sambil memainkan tangan kanan daddy-nya yang penuh urat yang bagi Kenzie keren sekali, membandingkan dengan tangannya yang putih mulus tanpa ada kelihatan uratnya sama sekali.
Kelihatan sekali perbedaannya, tangan daddy-nya yang sering berolahraga dengan tangannya yang jarang sekali berolahraga.
Olahraga yang paling bisa dilakukannya hanya jalan-jalan di mansion tanpa boleh keluar. Kecuali ditemani salah satu keluarganya atau bodyguard.
"nanti baby, sampai kakimu sudah sembuh." ucap Eric.
"Tapi aku bosan di kamar terus, daddy~" rengek Kenzie, mendongak menatap wajah Eric. Memang benar dia bosan sekali berada di kamar terus, walaupun semua yang diinginkannya selalu diberikan daddy-nya tapi tetap saja Kenzie merasa bosan. Melihat pemandangan itu-itu saja mulai pulang dari rumah sakit sampai sekarang, walaupun baru 5 hari dia sudah bosan sekali.
Dan bisa dipastikan kedepannya dia akan masih terkurung di dalam kamar.
"kamu belum boleh keluar, baby. Dan Jangan membantah lagi." ucap Eric tegas seraya mencium dahi Kenzie.
"iya, daddy." Kenzie hanya mengangguk, dia tidak ingin lagi protes kepada daddy-nya, bisa-bisa nanti daddy-nya marah lalu menghukumnya karena tidak mendengarkan ucapan daddy-nya.
"kak Samuel mana, daddy? Dari semalam kak Samuel nggak datang ke kamarku." tanya Kenzie begitu dia ingat kalau kakak tertuanya itu tidak ada menjenguknya di kamarnya.
"kak Samuelnya masih ada urusan, baby."
"urusan apa, daddy?" tanya Kenzie penasaran.
"kamu tidak perlu tau, baby. Sekarang kamu tidur, sudah malam." Ucap Eric, dia tidak ingin lagi membahas urusan Samuel kepada Kenzie. Tidak mungkin dia memberitahu Kenzie kalau anak tertuanya itu sedang memotong-motong tubuh orang yang berani membuat masalah dengannya hidup-hidup, bisa-bisa Kenzie akan menangis lalu drop lagi.
Eric tidak ingin anak bungsunya itu sakit lagi.
Kenzie yang sadar kalau daddy-nya sudah tidak ingin lagi membicarakan tentang urusan kakaknya yang satu itu hanya mengangguk dalam diam walaupun dia penasaran banget.
"tapi mau susu coklat dulu, daddy." Ucap Kenzie sambil masih memainkan tangan kanan daddy-nya, membawa tangan kekar daddy-nya ke pipinya. Hangat.
"baiklah." Eric lalu menekan intercom yang ada di nakas, menyuruh salah satu maid agar membawakan pesanan Kenzie.
Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu kamar Kenzie.
"masuk." Eric berucap datar seraya mengelus rambut lembut anaknya. Seorang maid perempuan segera masuk ke dalam kamar setelah tuannya memberi izin, meletakkan susu coklat yang dipesan di atas nakas lalu membungkuk hormat kepada tuannya sebelum keluar dari kamar tuan mudanya.
Eric mengambil susu coklat diatas nakas, memastikan kalau susu itu hangat bukan panas mendidih. Eric memegangkan gelas susu coklat Kenzie sementara anak itu minum.
"pelan-pelan saja, baby." tegur Eric ketika Kenzie meminum susunya dengan cepat, Kenzie ikut memegang tangan daddy-nya yang memegang gelas susunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective family
Teen Fiction( PERHATIAN! KENZIE DISINI COWOK JADI JANGAN NANYA LAGI YA KALAU PERLU LANGSUNG CEK DI BAB VISUAL ANAK2 AJA😉) selama hidup kenzie, rasanya dia tidak akan pernah bisa lepas dari keluarganya. apa-apa serba di larang. bahkan sahabatnya pun sama overp...