part 2

46.7K 2.7K 154
                                    

Kenzie membuka pintu kelasnya, hanya ada beberapa murid. Kenzie segera duduk di bangkunya, menaruh tasnya di atas meja lalu berbalik ke belakang. Menatap salah satu teman sekelasnya yang sedang sibuk menyalin sesuatu ke buku.

"Sedang apa?" tanya Kenzie mencoba membaca apa yang sedang di tulis Gavin.

"tugas. Forced, you know. If not, i have to write a 'love letter' again to miss angel." ucap Gavin yang masih sibuk menyalin ke buku, Kenzie tertawa.

Dia masih ingat ketika Gavin di hukum miss angel (guru fisika) karena lupa mengerjakan tugas yang sudah diberikan, alhasil Gavin harus menulis kata 'i love sains and my teacher' sebanyak 10 halaman dalam waktu 2 hari.

Kenzie terus mengajak Gavin berbicara meski yang di ajak terus fokus ke buku, tak beberapa lama sahabat-sahabatnya datang.

"Kenzie, good morning." ucap Xavier seraya mengelus rambut Kenzie lembut. Xavier segera duduk di bangkunya di samping Kenzie sedangkan Kevin dan Harry duduk di depan mereka.

"morning too" balas Kenzie.

"aku tidak di sapa juga?" tanya Gavin yang masih fokus dengan bukunya, sepertinya tugas yang diberikan kepadanya masih belum selesai juga. Entah sebanyak apa tugas yang diberikan miss Angel kepadanya.

Bahkan Kenzie pikir miss Angel punya dendam kesumat sama Gavin, mengingat Gavin selalu mencari masalah dengan perempuan yang hampir berumur setengah abad itu.

"morning." ucap Xavier dengan nada malas lalu mengeluarkan handphonenya.

"jahat sekali." ujar Gavin memasang wajah terluka. Tapi Xavier tetap menghiraukannya dan masih memainkan handphonenya.

Tak berapa lama guru pun masuk, Kenzie kembali duduk menghadap ke depan.

••••••••

Kenzie segera merebahkan tubuhnya ke sofa di ruangan yang sudah di siapkan kakeknya untuknya dan sahabat-sahabatnya.

Di ruangan ini sudah tersedia segala fasilitas dan juga pelayan serta koki. Kakeknya khawatir kalau Kenzie kecapekan dan membuat ruangan ini di sekolah.

Kevin duduk di sofa yang di tempati Kenzie sedangkan Xavier dan Harry duduk di seberang mereka.

Kenzie bergerak mendekati Kevin lalu menjadikan paha Kevin sebagai bantalnya. Kenzie memejamkan matanya ketika Kevin mengelus pelan rambutnya.

"pusing?" tanya Kevin sambil terus mengelus rambutnya. Diantara sahabatnya, Kevinlah yang paling lembut dan tidak cepat marah tapi begitu marah dia lebih mengerikan dari siapapun.

Kenzie menganggukkann kepalanya.

"sedikit."

"jangan berani berbohong dengan kami, Kenzie." ucap Harry.

Kenzie membuka matanya lalu menoleh menatap Harry, memasang ekspresi kesal.

"iih... Beneran cuma sedikit." jawab Kenzie kesal. Kenapa orang-orang di sekitarnya tidak pernah langsung mempercayai ucapannya sih?!

"iya, iya tapi awas kalau berbohong."

"nggak bohong kok."

"mau kupanggilkan dokter?" tanya Xavier. Kenzie menggeleng ribut, kalau keluarganya sampai tau habislah dia. Bisa-bisa terkurung di mansion lagi.

"tidur sebentar pasti hilang kok." jawab Kenzie menatap Xavier dengan pandangan memohon.

"jangan panggil dokter, kumohon."

Xavier menghela nafas, "hmm... Baiklah, tapi kalau pusingmu tambah parah aku akan langsung memanggil dokter."

Kenzie mengangguk, untunglah Xavier hari ini mudah di bujuk biasanya dia harus menangis keras dulu baru pemuda tampan itu mau menuruti permintaannya.

my protective familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang