special part 1: baby Kenzie

31.9K 1.9K 29
                                    

"iih... Lucunya sih pipinya~"

"wah... Baby Kenzie imut bangeeet~"

Begitulah pekikkan gemas terus meluncur dari mulut para anak-anak keluarga Rainart dan Qenan yang mengelilingi baby Kenzie yang baru berumur 6 bulan di ruang keluarga, baby Kenzie di baringkan di atas karpet berbulu beralaskan selimut bayinya karena para kakaknya terus berebut ingin melihatnya.

Sedangkan para orangtua duduk di atas sofa, tersenyum melihat tingkah laku anak mereka yang gemas melihat anak bungsu di keluarga mereka.

"baby, bilang 'kakak' dong." ucap Jaden seraya menatap adiknya dengan tatapan penuh harap, mendekatkan wajahnya ke arah baby Kenzie.

"A! Aaa~ uuh~nya!" oceh baby Kenzie menggerakkan tangannya ke rambut Jaden lalu menjambaknya dengan tangan mungilnya.

"aduh, duh... Baby lepas ya~ argh!" Jaden meringis, dia berusaha melepaskan tangan mungil adiknya dari rambutnya. Jambakan adiknya tidak main-main, apalagi baby Kenzie menggerakkan tangan mungilnya yang menjambak rambutnya ke segala arah.

"baby, lepas tangannya ya sayang. Kasihan kak Jadennya kesakitan." ucap Edgar mencoba membantu Jaden melepas tangan mungil baby Kenzie dari rambutnya pelan, berusaha tidak menyakiti tangan mungil yang rapuh itu.

Akhirnya setelah beberapa saat tangan mungil itu berhasil terlepas dari rambut Jaden, Jaden segera menjauhkan wajahnya dari adiknya. Menghindari kemungkinan dijambak adiknya untuk kedua kalinya.

Baby Kenzie hanya menatap kakak-kakaknya dengan mata polos, lalu menggigit-gigit tangan mungilnya yang bekas menjambak rambut salah satu kakaknya sehingga air liurnya sedikit berlumuran di tangan mungilnya.

"jangan, baby. Itu kotor, kotor." ucap Austin.

Austin yang melihat adiknya menggigit-gigit tangan mungilnya mencoba dengan perlahan melepas tangan mungil adiknya itu dari mulutnya. Baby Kenzie yang merasakan tangannya ditarik lepas dari mulutnya meronta dengan menggoyangkan tangan dan kakinya, ingin kembali menggigit sesuatu di mulutnya.

"mommy, baby menggigit-gigit tangannya sendiri." adu Samuel kepada Shella sambil menggeser tubuhnya guna mommy-nya itu bisa melihat baby Kenzie yang menggoyangkan satu tangan dan kakinya secara bersamaan, sementara satu tangan mungilnya yang lain dipegang Austin.

"itu artinya gigi baby mau tumbuh, sayang." ucap Shella tersenyum lembut lalu bangkit dari sofa.

"mommy ambilkan empeng-nya dulu ya."

Shella lalu berlalu masuk ke dalam lift, menuju kamarnya untuk mengambilkan empeng anaknya.

"gigi baby mau tumbuh~" pekik Carila pelan, dia gemas sekali dengan adik bungsunya yang mirip seperti boneka hidup ini. Sementara Austin melap tangan mungil adiknya yang dipegangnya dengan saputangan yang sudah disiapkan mommy-nya.

Baby Kenzie mendadak tertawa ketika melihat wajah Carila yang menurutnya lucu, tawanya membuat semua orang tersenyum.

"duh.. Lucunya~"

Tangan Carila terulur ingin memegang pipi tembem baby Kenzie sebelum sebuah tangan menepis tangannya pelan.

"iih... Kak Evan kenapa sih?!" protes Carila karena Evan menepis tangannya yang ingin memegang pipi adik bungsunya.

"sudah cuci tangan belum?" tanya Evan yang dibalas dengan cengiran Carila.

"hehehe... Belum, kak."

"cuci dulu sana. Yang bersih, baru boleh megang." ucap Evan, Carila segera bangkit lalu berlalu berjalan menuju dapur.

"sayang, ini empeng-nya biarkan babynya menggigitnya ya." ucap Shella setelah kembali dari lift dan menyerahkan empeng Kenzie kepada Samuel. Shella kembali duduk di samping Eric seraya mengawasi anak-anak.

Samuel mengambilnya dari mommy-nya lalu memperlihatkannya di hadapan baby Kenzie, Kenzie segera menatap benda yang ada di tangan kakaknya. Tangannya terulur ingin menjangkau, mulutnya meng-nganga lebar, kepalanya terangkat sedikit.

Samuel memasukkan empeng adiknya ke dalam mulut adiknya, yang segera digigit semangat oleh baby Kenzie dan tangan mungilnya memegang ujung empeng yang sekarang ada di dalam mulutnya.

Pipi baby Kenzie menggembung lucu dan bergoyang seiring dia menggigit-gigit empeng miliknya.

"pipinya tembem banget sih~" ucap Alice yang gemas sekali dengan adiknya ini.

Carila segera bergabung kembali dengan saudara-saudaranya setelah kembali dari dapur. Mengelus pipi baby Kenzie pelan dengan jari telunjuknya.

Mereka masih saja bergerombol di dekat baby Kenzie, asik memegang-megang pelan tubuh bayi mungil itu.

"sekarang waktunya tidur anak-anak." ucap Damian ketika malam sudah mulai larut dan menunjukkan pukul 20.30

"tapi masih mau main sama baby, opa." ucap Felix menatap opa-nya, jari telunjuknya kini sedang dipegang erat oleh baby Kenzie.

"besok kalian masih bisa main sama baby, boy." ucap Damian. Mereka dengan terpaksa berhenti bermain bersama baby Kenzie, Felix dengan berat hati melepas jari telunjuknya dari genggaman erat tangan mungil adiknya.

Mereka bergantian menciumi wajah baby Kenzie.

"nanti besok main lagi ya, baby." ucap Alice mengelus pelan rambut adiknya. Mereka lalu kembali ke kamar masing-masing sesuai perintah opa-nya.

Kenzie yang mendadak ditinggal pergi kakak-kakaknya mulai menangis, empeng yang ada di mulutnya sontak terlepas. shella segera menggendong Kenzie, mengambil empeng anaknya dan menepuk-nepuk pelan bokong bulat anaknya.

Kenzie perlahan berhenti menangis meski matanya masih berkaca-kaca.

"dear, biar aku yang menggendong baby." ucap Eric, Shella menyerahkan Kenzie ke dalam gendongan Eric. Eric memainkan pipi tembem Kenzie pelan yang di balas senyum manis anaknya.

Tangan mungil itu mencoba menggapai-gapai wajah Eric, Eric mendekatkan wajahnya, membiarkan tangan mungil  anaknya memegang wajahnya.

"aa~uuh~" oceh baby Kenzie merasa senang bisa memegang wajah daddy-nya.

"kami ke kamar dulu, Kenzie sudah waktunya tidur." ucap Eric, yang lain mengangguk. Eric dan Shella berjalan masuk ke arah lift, menuju ke kamar mereka.

Sesampainya di kamar Eric meletakkan Kenzie di tempat tidur bayinya sedangkan Shella sedang mensterilkan empeng Kenzie.

"tidur ya baby." ucap Eric lembut melihat anaknya menguap dengan mata hampir terpejam.

Shella mendekat, menempelkan empeng milik Kenzie ke permukaan mulut anaknya, Kenzie langsung membuka mulutnya, Shella memasukkan empeng Kenzie ke dalam mulutnya. Mata Kenzie perlahan terpejam dengan mulutnya terus menghisap empengnya.

"have a nice dream, baby."












Hai, ini spesial dariku untuk kalian😆 cerita baby Kenzie waktu kecil...

Kalian suka nggak sih kalau aku bikin kayak gini lagi sebagai spesial part?

Jangan lupa vote dan komennya ya😉

Love you all😍💞

See you next chapter👋👋😁

my protective familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang