~Malam hari~
"kenzie di mana, Eric?" tanya Xander begitu melihat cucu bungsunya itu tidak ada di ruang keluarga. Biasanya jam seperti ini cucunya itu akan menonton kartun di ruang keluarga.
"mungkin masih tidur di kamarnya, pa." jawab Eric seraya melirik ke jam tangannya. Anaknya itu sudah tertidur lelap ketika dia pulang sore tadi dan sekarang sudah pukul 19.25
"aku akan membangunkannya dulu." ucap Eric.
"tidak perlu. Biar papa saja yang membangunkannya." ucap Xander begitu Eric hendak berdiri. Xander berdiri lalu berjalan menuju lift, menekan tombol lantai 4.
Sesampainya dia di lantai 4, dia segera berjalan ke ujung lorong, tempat kamar cucu bungsunya itu berada dengan bodyguard yang terus berjaga 24 jam di depan kamar anak itu.
Sebenarnya bukan hanya bodyguard, tepat di depan pintu kamar Kenzie juga ada CCTV yang terpasang. Cucunya itu kadang-kadang akan membuat kenakalan yang membuat mereka semua panik.
Bodyguard yang berjaga di depan pintu kamar Kenzie segera membungkuk begitu mereka menoleh karena merasakan ada yang datang.
Xander hanya mengabaikan mereka dan memasuki kamar Kenzie. Mendekati ranjang tempat cucunya berada, yang masih saja tertidur lelap.
Xander duduk di dekat Kenzie, mengelus lembut rambut anak itu.
"baby, bangun. Makan malam dulu setelah itu baru tidur lagi."
"eungh..." lenguh Kenzie merasa terganggu, menggeliat gelisah.
"baby ken, bangun." ucap Xander lagi, dia masih terus mengelus rambut Kenzie. Kenzie menggosok kedua matanya tapi segera di hentikan Xander.
"jangan digosok nanti matamu sakit, baby."
Kenzie dengan berat membuka matanya, menatap kakeknya yang duduk di dekatnya.
"Kenzie masih ngantuk, kakek." ucap Kenzie dengan mata berkaca-kaca. Xander mengecup kedua matanya dengan lembut.
"makan dulu setelah itu kamu boleh tidur lagi."
Kenzie mengangguk pelan, matanya setengah mengantuk. Xander menyingkirkan selimut Kenzie lalu menggendong anak itu dengan mudah ke kamar mandi.
Walaupun umurnya sudah lebih dari setengah abad tapi fisiknya masih tetap kuat seperti waktu dia muda. Hasil dari olahraga rutinnya.
Xander menurunkan Kenzie di depan wastafel dengan perlahan.
"cuci mukamu dulu, baby." perintah Xander. Kenzie mengangguk patuh, membasuh mukanya lalu mengeringkannya dengan handuk kecil yang ada di sana.
"kakek gendong." pinta Kenzie seraya merentangkan tangannya, Xander terkekeh lalu langsung menggendong Kenzie ala koala.
Xander berjalan keluar dari kamar lalu memasuki lift, menekan lantai 2. Kenzie menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kakeknya, memejamkan matanya.
Dia benar-benar masih ngantuk.
"baby, jangan tidur lagi sayang." ucap kakeknya, Xander menepuk-nepuk pelan punggung Kenzie.
"eung... Ngantuk" gumam Kenzie tapi masih enggan membuka matanya. Dia setengah tertidur.
Xander keluar dari lift dan menuju ke ruang makan. Mendudukkan dirinya di salah satu kursi dengan Kenzie di pangkuannya.
"Kenzie masih tidur, pa?" Tanya Eric melihat anaknya masih menyembunyikan wajahnya di leher Xander.
"hm, masih ngantuk katanya." jawab Xander seraya mencubit pelan pipi Kenzie. Cucunya ini memang yang paling susah di bangunkan di antara yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective family
Novela Juvenil( PERHATIAN! KENZIE DISINI COWOK JADI JANGAN NANYA LAGI YA KALAU PERLU LANGSUNG CEK DI BAB VISUAL ANAK2 AJA😉) selama hidup kenzie, rasanya dia tidak akan pernah bisa lepas dari keluarganya. apa-apa serba di larang. bahkan sahabatnya pun sama overp...