part 21

20.5K 1.5K 179
                                    

Kenzie memegang perutnya yang saat ini terasa seperti dililit, mungkin ini karena dia salah makan waktu di sekolahan siang tadi. kenapa juga perutnya ini menjadi selalu bermasalah kalau dia salah makan sedikit saja, padahal dulu dia tidak seperti ini walaupun dia sering makan makanan sejenis junk food atau mie meskipun secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan keluarganya atau anak buah daddy-nya.

kenzie menggerang kesakitan di atas tempat tidur dan semakin mencengkram perutnya lalu menutup mulutnya agar suara rintihannya tidak terdengar bodyguard yang berjaga di luar kamarnya. dia harus mencari cara agar sakitnya ini segera sembuh dan tidak ketahuan daddy-nya, dia tidak ingin harus mendekam di rumah sakit lagi.

kenzie mencoba bangun dari tidurnya, Kenzie memaksa tubuhnya untuk bergerak mendekat ke nakas yang ada di samping tempat tidur. tangannya mencoba menjangkau laci nakas dan mencari-cari obat yang biasanya diletakkan mommy-nya di laci.

dan sialnya obat-obatan yang biasanya diletakkan mommy-nya tidak ada di dalam laci. kenapa ketika dia membutuhkannya dalam keadaan sedang genting malah obatnya tidak ada?!

Kenzie meringkuk kesakitan di atas tempat tidurnya, dahinya terus mengeluarkan keringat dingin sehingga membuat rambutnya menjadi lepek.

Kenzie enggan untuk memanggil bodyguard yang ada di depan kamarnya karena pasti akan berujung dilaporkan ke daddy-nya dan dia akan berakhir di ranjang rumah sakit lagi.
kalau dia dikurungnya di sana hanya 1 atau 2 hari, tidak masalah tapi ini bisa sampai 2 minggu bahkan 1 bulan.

itulah yang membuatnya Kenzie harus sebisa mungkin untuk tidak ketahuan keluarganya kalau dia sedang sakit.

"sakiit... tapi tidak eungh.. mau ke rumah sakit, enaknya gimana dong?! " gumam Kenzie seraya meringis. dia sudah muntah 3 kali sebelumnya dan badannya pun mulai terasa panas dingin. tapi Kenzie tetap enggan untuk memanggil bodyguard karena dia pikir bisa saja sakitnya akan hilang sebelum makan malam dan sepertinya perkiraannya itu salah karena setengah jam lagi jam makan malam dan sakitnya bukannya mereda malah semakin parah.

Kenzie menggerang lebih keras ketika dia merasa perutnya semakin terasa sakit. tidak ada pilihan lain. dia merasa ingin muntah lagi tapi tidak ada lagi tenaga untuk berdiri ke kamar mandi. dia akan pasrah saja kalau daddy-nya akan memarahinya, soal kabur itu bisa dipikirkannya nanti yang penting sakit di perutnya segera hilang.

Kenzie menekan tombol kecil berwarna merah yang ada di atas nakas yang akan langsung memanggil bodyguard yang ada di depan kamarnya. benar saja tidak sampai 2 detik pintu kamarnya langsung terbuka dengan sedikit keras dan kedua bodyguard itu langsung masuk.

mereka langsung berlari dengan tergesa menghampiri Kenzie yang meringkuk di atas tempat tidur.

"astaga, tuan muda." ucap salah satu bodyguard yang langsung menggenggam sebelah tangan Kenzie yang meremas keras perutnya sendiri,  dia yakin pasti perutnya akan membiru karena kencangnya dia meremasnya.

sedangkan bodyguard yang lain langsung berlari keluar untuk memanggil Eric dan yang lain.

"kamar eungh... mandi" ucap Kenzie lirih, bodyguard itu langsung paham dia langsung mengangkat tubuh Kenzie dan membawanya ke kamar mandi. sesampainya di kamar mandi bodyguard itu menurunkan Kenzie dengan perlahan di depan wastafel, segera saja Kenzie langsung memuntahkan apa saja yang tersisa di dalam perutnya. meskipun kini dia hanya memuntahkan lendir karena sepertinya perutnya sudah kosong setelah muntah 3 kali sebelumnya.

Kenzie membilas mulutnya dengan air lalu dia kembali diangkat bodyguard dan kembali dibaringkan di atas tempat tidur.

tak berapa lama daddy-nya datang bersama mommy dan kak Samuel. Shella melangkah cepat menuju putra bungsunya, begitu di dekat Kenzie bodyguard itu segera menyingkir memberi tempat kepada Shella.

"baby... tahan sebentar ya sayang." ucap Shella seraya menggenggam sebelah tangan Kenzie agar Kenzie tidak kembali meremas perutnya. sebelah tangan Shella yang lain dengan lembut mengelus rambut Kenzie.

"hiks... mommy sa-sakit... " rintih Kenzie dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"tahan ya baby... kamu kuat sayang."

Eric dan Samuel berdiri di samping tempat tidur Kenzie dengan wajah yang dingin. sepertinya daddy-nya masih marah tentang kejadian siang tadi dan kak Samuel juga pasti sudah diberitahukan oleh daddy-nya.

Kenzie menggapai tangan daddy-nya yang berada di sampingnya.

"dad, ja-jangan ke rumah sa-sakit ya?" ucap Kenzie sambil menahan sakit. dan Kenzie harus menelan rasa kecewa ketika daddy-nya hanya diam dan malah mengangkat dirinya dari tempat tidur ke luar kamar.

sedangkan Shella mulai menyiapkan keperluan putra bungsunya di rumah sakit nanti.

Di belakang Samuel mengikuti Eric yang membawa Kenzie, dia juga merasa marah dengan kelakuan Kenzie setelah diceritakan daddy-nya sore tadi.

Begitu daddy-nya sampai di lantai pertama di sana keluarganya yang lain sedang berkumpul entah membicarakan sesuatu tapi begitu mereka melihat Eric yang sedang menggendong Kenzie pembicaraan mereka langsung berhenti.

"cucuku kenapa, Eric?" tanya Ellina khawatir, dia segera menghampiri Eric yang menggendong Kenzie. Kenzie menatap neneknya dengan memelas berharap neneknya bisa menghentikan daddy-nya membawanya ke rumah sakit, walaupun perutnya masih sangat sakit tapi kalau bisa memilih dia lebih memilih dirawat di mansion saja daripada di rumah sakit.

"perutnya sakit dan dia sempat muntah-muntah, ma." ucap Eric lalu menatap Kenzie yang berada di gendongannya. "badannya juga mulai panas. Dia harus kubawa ke rumah sakit,ma."

"ng-nggak nek... ugh.. aku nggak mau.. ke rumah sakit." Kenzie berucap susah payah.

"No, no kamu harus ke rumah sakit kalau begitu, baby." ucap Ellina seraya mengangguk kepada Eric, membiarkan Eric segera membawa Kenzie pergi bersama Samuel.






•••••••



Minggu, 22 november 2020

my protective familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang