Enzo menghela nafas untuk kesekian kalinya, setiap kali dia menarik nafas seakan beban di hatinya semakin berat saja. Dia frustasi, hati nuraninya bilang ini sudah keterlaluan tapi di lain sisi nafsunya untuk balas dendam menggerogotinya dengan ganas.
Dia tidak bisa melepaskan dendamnya bahkan kalau orang itu meminta maaf padanya, tidak sesederhana itu.
Selama ini dia sudah berjuang untuk melupakan segalanya, melupakan dendamnya, bertemu dengan banyak dokter psikolog. Dan mereka mengatakan banyak hal untuk membantunya yang intinya hanya satu. Maafkan dan jangan ingat lagi kenangan yang mengerikan itu.
Dan saat itu Enzo sadar kalau mengucapkan satu kata itu gampang sekali tapi begitu mengerjakannya sangat susah. Dia tidak berhasil, berkali-kali dia harus depresi dan hampir terjebak memakai obat-obatan.
Enzo menatap bingkai foto yang berada di atas meja kerjanya, matanya menatap sendu ke arah foto seorang perempuan cantik yang terlihat sedikit kaget ke arah kamera. Istrinya yang meninggal karena terbunuh bersama anak sulungnya dan anak mereka yang masih berada di dalam kandungan.
Enzo meneguk wine yang ada di gelas dengan rakus, dia sudah menghabiskan 2 botol wine sendirian selama 1 jam ini.
Suara ketukan di pintu ruang kerjanya membuat Enzo mengalihkan perhatiannya dari foto istrinya sejenak.
"Enzo, ini Gior." suara Gior yang berat terdengar dari balik pintu.
"masuk, Gior."
Pintu besar itu perlahan terbuka menampakkan Gior yang berpakaian serba hitam serta topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Gior berjalan dengan langkah tegap, menuju ke arah Enzo.
"apa rencanamu selanjutnya, Enzo?" tanya Gior langsung, dia bukan orang yang suka berbasa-basi karena menurutnya itu hanya membuang waktunya yang berharga.
Enzo menatap Gior sejenak lalu beralih menatap foto istrinya, "culik Kenzie, Gior."
"lalu mau kau apakan dia?"
"nanti kupikirkan, tugasmu hanya culik dia dan jangan sampai ketahuan. Eric adalah orang yang sangat berbahaya, akan lebih baik pergerakan kita tidak diketahuinya." ucap Enzo datar.
"untuk saat ini. Ya... Hanya untuk sebentar saja biarkan aku melihat penderitaannya. Biarkan aku melihat balasan atas perbuatannya kepadamu, Emilia." batin Enzo menatap lekat foto istrinya, dia sudah menetapkan hatinya walaupun hati nuraninya masih menolak tapi egonya lah yang akhirnya menang.
"lakukan besok malam, Gior."
•••••••
Kenzie hanya bisa pasrah ditarik Gavin ke kantin sekolah, saat bel istitahat berbunyi tadi Gavin langsung menarik tangannya dan menyeretnya sepanjang koridor sekolah dengan alasan tidak ada yang bisa menemaninya makan.
Kenzie hanya diam saja, lagipula dia agak malas harus ke ruangan pribadinya karena Xavier dan yang lain sedang tidak turun hari ini. Katanya ada urusan pribadi, dan Kenzie tidak ingin repot-repot bertanya lebih dalam lagi karena sudah pasti jawabannya urusan bisnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective family
Teen Fiction( PERHATIAN! KENZIE DISINI COWOK JADI JANGAN NANYA LAGI YA KALAU PERLU LANGSUNG CEK DI BAB VISUAL ANAK2 AJA😉) selama hidup kenzie, rasanya dia tidak akan pernah bisa lepas dari keluarganya. apa-apa serba di larang. bahkan sahabatnya pun sama overp...