Cravity — Stay
00:01●━━━━━───── 03:30
◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷——
"Maksud kakak apa?"
Kamu masih terlalu bingung, akhirnya kamu bertanya dan berharap Allen mau jujur tentang semuanya. Semua ini untuk hati kamu biar kalau berharap tidak terlalu berlebihan. Kasihan hati kamu nanti.
"Aku tau kamu waktu aku kelas 9 SMP, kamu sering lihatin aku soalnya. Setelah aku tau nama kamu, aku juga sering lihatin kamu"
Allen menjeda kalimatnya, kamu sudah dilanda rasa kepo berlebihan. Kenapa Allen sengaja berhentikan kalimatnya. Ah sudah terlanjur kepo nih.
"Terus kak?" Tanyamu, berharap Allen melanjutkan ceritanya.
Telunjuk Allen terangkat untuk menunjuk objek di belakang kamu dengan senyumnya, "Itu ada yang mau pesen, kita lanjut nanti aja. Aku nungguin kamu pulang kerja"
What?!! Ah, nanggung. Kamu udah terlanjur ingin tau kelanjutannya.
Dengan terpaksa kamu melayani semua pengunjung cafe yang tiba-tiba rame begitu. Mungkin memang jam-jam pulang kerja jadi banyak yang mampir ke cafe sini. Kamu dengan telaten melayani pelanggan satu persatu. Hingga kamu tidak menyadari, senyuman Allen nggak lepas dari wajahnya.
Matanya terus melihat kearahmu. Kamu yang terlalu sibuk dan tidak menyadari hal itu, membuat Allen mengerucutkan bibirnya. Sesekali dia iseng memanggil kamu waktu kamu nggak sengaja lewat di sebelahnya. Tapi kamu tetap kamu, nggak bisa diganggu klaau sudah mengerjakan suatu hal.
2 jam kemudian, shift kamu selesai. Waktunya temen kamu—Cha Junho yang menggantikan di shift malam. Karena biasanya kalau malam, kebanyakan pelanggan laki-laki jadi agak tidak enak kalau pelayannya hanya seorang perempuan.
Kamu berjalan ke arah tempat duduk Allen. Cup Vanilla Latte miliknya masih utuh. Bahkan sepertinya belum disentuh sama sekali. Aneh, apakah nggak bosan menunggu kamu 2 jam lamanya?
"Kak, nggak minum?" Tanya kamu sambil menunjuk Cup minuman milik Allen.
Jawabannya hanya gelengan kepala ringan sambil mengarahkan tangannya yang berisi Cup Minumannya ke arah kamu.
"Kok?"
"Ambil aja, buat kamu hehe. Sengaja nggak aku minum, hehe udah 2 jam yang lalu tapi. Kalau nggak mau nggak apa-apa kok hehe"
"Hah? Kenapa nggak kakak aja yang minum?"
Allen menggeleng. Cukup aneh, tapi kamu bisa apa. Tangan kamu beralih mengambil cup minuman dari Allen. Daripada memperpanjang percakapan yang berujung kecanggungan kan nggak enak.
Kamu baru sadar, ini Allen ngajak kamu jalan ke taman deket cafe. Kok dia tau disini ada taman? Jalan kaki pula.
"Dulu waktu SMP aku sedih banget harus beda sekolah sama kamu, mustahil kalau kamu satu SMA sama aku. Soalnya aku diajak mama aku untuk SMA di LA sekalian nemenin nenek yang lagi sakit disana.
Waktu itu aku menyesal banget baru tau kamu waktu aku hampir lulus. Jahat banget ya aku, baru notice kamu waktu aku hampir kelulusan"
Kamu kaget, baru saja kamu duduk di bangku taman Allen sudah menyambung percakapan kalian yang bersambung di cafe tadi. Kamu bingung sekaligus lega. Kalau Allen dulu memang nggak bisa sekolah disini, dan kamu bersyukur banget bisa lihat Allen lagi di sini.
"Kakak baru tau kalau aku kuliah di kampus yang sama dengan kakak?"
Allen menggeleng sambil tersenyum. Misterius. Kadang senyumnya itu argh ya begitulah.
"Aku tau kamu waktu ospek, waktu itu kamu pulang paling akhir dan aku lagi basket. Waktu liat kalau itu kamu, aku jalan ngikutin kamu dan berakhir di cafe tempat kamu kerja.
Dalam batinku, kamu hebat banget. Baru masuk kuliah kamu udah kerja. Mulai dari situ lah aku memutuskan untuk ngikutin kamu, pesan minum disana 10 menit sebelum shift kamu mulai. Jadi, waktu kamu udah mulai kerja, kamu udah nggak liat aku lagi"
Penjelasan Allen begitu jelas. Ternyata itu alasan Allen tau kalau kamu kerja part time di cafe. Kalau perasaan kamu, jujur tersentuh sama cerita Allen.
"Aku tau, kamu masih menyimpan rasa suka kamu ke aku. Begitupun aku, maaf waktu itu kalau aku ngelempar bola basket ke kamu apalagi waktu itu agak keras. Soal perasaan aku, Aku suka sama kamu"
BOOM?!! Seperti dugaan kamu, Kamu berharap memang ini kejadiannya. Ya Tuhan, baru kali ini perasaan kamu terbalaskan. Memang kadang semuanya butuh penantian.
"Benar kak, aku masih suka sama kakak. Senyum kakak nggak berubah sama sekali, aku masih suka. Seperti beberapa tahun yang lalu, rasa suka aku nggak berubah sama sekali"
Lagi-lagi Allen tersenyum, senyumnya kali ini dibarengi dengan tatapan lembutnya yang membuat kamu ingin melompat. Gimana nggak, matanya jadi sipit waktu senyum.
"Jadi? Gimana? Jadi pacarnya Allen yuk?"
"Hah—?"
"Iya, maaf kalau terkesan agak kurang romantis. Tapi aku bawa saksi"
"Siapa?"
"Vanilla Latte punya aku yang aku kasih ke kamu, itu saksi kalau aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu. Mau jadi pacarku?"
Kamu tersenyum, nggak nyangka kalau Allen bisa selucu ini. Masa iya, minuman bisa jadi saksi. Kalau bisa, kamu nggak minum Vanilla Latte itu biar saksinya terus ada.
Kamu mengangguk sebagai jawaban, rasa senang kamu mengalahkan semuanya. Hari ini, hari bahagia kamu. Allen, laki-laki pertama yang datang di kehidupan kamu sebagai seorang kekasih.
"Jadi? (y/n) resmi jadi pacarnya Allen?"
"Iyaaa, Allen resmi jadi pacarnya (y/n)!!"
END
❝ Kating — Allen Ma ❞
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Cravity [✓]
Random[CRAVITY IMAGINE] "Masalah percintaan kamu sama Cravity" Starring by : -All Member of Cravity -y/n as you sᴛᴀʀᴛᴇᴅ : 10 ᴊᴜɴɪ 2020 ᴇɴᴅ : ∞ ᶜʰᵒᵒˢᵉ ʸᵒᵘʳ ᶠᶦᵍʰᵗᵉʳ ⚠️⚠️♬ᴘʟᴀʏʟɪsᴛ ғᴀᴠᴏʀɪᴛ ᴀᴜᴛʜᴏʀ♬⚠️⚠️