[8.2] This Time

428 85 1
                                    


Cravity — Jumper
00:01 ●━━━━━─────  03:12
 ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷

——
























Hari ini kamu mencoba buat nggak interaksi sama Taeyoung dengan berangkat duluan ke sekolah. Terpaksa bangun pagi-pagi biar bisa dapet bus ke sekolah di pagi hari dan bisa menghindar dari Taeyoung.

Apa kamu benar-benar suka sama dia?

Entahlah, kamu juga masih bingung sama perasaan kamu. Tapi kenapa kamu harus menghindar dari Taeyoung ya? Nggak guna juga menghindar dari dia.

"(y/n), ninggalin aku ya kamu? Hhh" Mati-matian kamu menghindar dari dia, eh malah dia bisa menemukan kamu dengan gampangnya. Apakah kamu kurang pagi bangunnya?

Dengan nafas yang tersengal-sengal, Taeyoung menatap kamu penuh tanda tanya seakan minta penjelasan tentang ini semua.

"Kamu kenapa lari-larian Tae?" Tanya kamu yang sedang sibuk membukakan botol minuman untuk Taeyoung, padahal botol itu nanti untuk Seongmin yang katanya mau latihan basket siang nanti.

"Kamu sih, kenapa berangkat duluan nggak ngabarin dulu? Kan bisa teriak lewat balkon ih"

Kamu menghela nafas kasar. Seharusnya Taeyoung nggak harus sebergantung itu ke kamu. Kalau kamu baper berkelanjutan emangnya Taeyoung mau tanggung jawab?

"Tae, aku ada tugas pagi ini. Kalau aku teriak-teriak lagi di depan balkon bisa-bisa aku digerutu sama tetangga, nggak enak juga. Maaf ya tapi aku harus duluan"

Kamu langsung bergegas pergi ke kelas kamu dan menolak untuk ngobrol lama-lama sama Taeyoung. Bisa-bisa kamu diamuk gebetan Taeyoung kalau ketahuan kalian ini sahabatan.

Sebegitu takutnya ya kamu kalau orang-orang tau kamu sama Taeyoung itu sahabat bahkan tetangga.

Dan seperti biasanya, Taeyoung nggak bisa mencegah kamu buat pergi dari hadapannya. Padahal Taeyoung tau kalau kamu lagi berusaha menghindar.

Soal gebetan, Taeyoung mau confess ke dia waktu pulang sekolah nanti. Semoga aja datang kabar baik.

















Kamu sekarang lagi makan di kantin sama Seongmin. Tentang ucapannya kemarin, Seongmin minta maaf karena dia nggak bermaksud menambah beban pikiran kamu. Iya, setelah pulang sekolah, kamu jadi lebih diam dan bahkan kamu tidur malem banget gara-gara kepikiran ucapannya Seongmin.

"Udah sih, (y/n). Nggak usah dipikirin lagi, mendingan kamu ikutan event aja. Karya tulis kamu bagus banget lho, ini bisa jadi ajang buat kamu speak up ke publik kalau kamu itu berbakat"

Iya, jadi kamu sering banget nulis-nulis cerita gitu. Bahkan kalau ada tugas mengarang cerita itu kamu selalu bersemangat, entahlah menulis memang kegemaranmu apalagi didukung dengan halu tingkat tinggi. Tapi ya begitu, kamu terlalu minder buat menunjukkan kemampuan kamu ke publik yang lebih luas.

Seongmin satu-satunya orang yang tau buku diary kamu yang isinya cerita-cerita bagus yang selalu kamu tulis setiap malam minggu. Taeyoung yang notabenenya sahabat sekaligus tetangga kamu bahkan nggak pernah tau kalau kamu itu penulis yang keren.

"Emang ada event nya?"

Seongmin mengangguk sebagai jawaban karena di mulutnya sekarang ada sedotan es jeruk yang lagi dia sedot.

"Barengan sama Olimpiade Matematika nih, ayo buruan daftar. Setahu aku sih yang bimbing Bu Nissa dan jadwalnya barengan sama Olimpiade Matematika"

Apa ini benar-benar ajang buat kamu menunjukkan ke publik tentang bakat kamu?

Sepertinya iya.

Sekarang kamu lagi nunggu di perpus sama Seongmin. Kalau Seongmin sih sudah pasti dipanggil langsung sama Pak Evan, guru pembimbing anak Olim Matematika.

Waktu kamu lagi di tes sama Bu Nissa soal karya kamu, tiba-tiba Taeyoung masuk ke perpustakaan dan dia nggak nyadar kalau ada kamu disana.

Kamu yang waktu itu lagi fokus ke tulisan kamu cuma bisa menutupi wajah kamu sama buku disitu sambil duduk serong biar Taeyoung nggak bisa lihat keberadaan kamu.

Selang 10 menit, sudah ada dua lembar halaman yang penuh sama tulisan kamu. Bu Nissa yang notabenenya guru pembimbing itu terkejut sama kemampuan mengarang yang kamu miliki. Padahal waktu yang diberikan itu 20 menit, tapi dalam waktu kurang dari 15 menit kamu sudah selesai.  Antara ide kamu yang mengalir deras ataukah kecepatan menulis yang dilakukan tanganmu?

It's a wonderful skill.

Tapi sepertinya semesta memang nggak berpihak ke kamu soal kamu yang sembunyi dari Taeyoung. Karena sekarang kamu menjatuhkan buku tebal yang berada tepat di belakang Taeyoung.

Mau tidak mau, kamu berbalik badan dan memunggungi Taeyoung. Hal itu yang membuat Taeyoung heran, dia kayak kenal siapa kamu dari bentuk tubuh.

"Maaf, bukunya jatuh—LOH (Y/N)??!!!"

Ketahuan sudah kamu sama Taeyoung. Mau menghindar gimana lagi kamu haha.

"Kamu ikut event nulis itu?"

Kamu cuma mengangguk dan tersenyum ke arah Taeyoung. Kamu hampir lupa kalau Taeyoung ini partner Seongmin Olim Matematika.

Rasanya mau bentak Seongmin kali ini juga, kenapa dia sengaja menceburkan kamu ke jurang yang isinya KIM TAEYOUNG?!!











































❝ Tetangga — Kim Taeyoung ❞

This is Cravity [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang