[9.2] Tunggu Sebentar

334 65 5
                                    


3Racha - Placebo
00:01 ●━━━━━━───────  03:55
 ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷

——

























Hari ini hari perpisahan sekolah kamu diadakan. Jantung kamu udah dag dig dug karena sekarang waktunya kelas kamu bagian prosesi semacam wisudanya. Di belakang kamu ada Seongmin yang lagi senyum-senyum lihat ke arah kamu. Mau bilang Seongmin ganteng tapi kamu sendiri udah salting lihat dia senyum semanis itu.

"Jangan gugup"

Satu kalimat berisi dua kata itu sepertinya memberikan pengaruh yang luar biasa. Seharusnya dari tadi Seongmin semangatin kamu kayak begini. Biar bisa senyum tiap lihat Seongmin.

Apa-apaan sih otak kamu?! Ingat, Seongmin itu temen kamu.

Untungnya prosesi itu tidak memakan waktu lebih dari 10 menit, akhirnya kamu bisa santai lagi menikmati semua rangkaian acara hari ini. Jangan lupakan Seongmin yang duduk di sebelah kamu. Cowok itu hari ini gantengnya tambah, apalagi pakai setelan jas sama kemeja putih. Kalau bisa kamu mau gebet Seongmin aja deh.

"(y/n), tau enggak?"

Kamu menoleh, mendapati Seongmin yang masih duduk dengan tatapan mata mengarah lurus ke depan ke arah panggung. Heol, Seongmin keringetan aja ganteng banget. Mulai nih, pikiran kamu kemana-mana.

"Apa?"

"Kamu cantik banget hari ini"

Kamu bingung, ucapan Seongmin barusan berhasil membuat kamu berdiam di tempat selama hampir 5 detik. Bingung harus membalas apa.

"Ah, makasih"

Setelah itu hening, kamu juga sadar diri jika memperpanjang obrolan kali ini mungkin akan berdampak tidak sehat bagi jantung kamu. Apalagi Seongmin daritadi enggak berhenti lihat ke arah kamu. Salting banget, belum lagi pipi kamu panas. Untung saja make up yang kamu pakai hari ini cukup untuk menyembunyikan pipi tomat kamu.

Sekitar jam dua siang, acara perpisahan itu selesai. Kamu bisa pulang dengan santai, melepas semua baju yang merepotkan di hari ini. Jalan ke depan gerbang sekolah aja malu banget, ini tuh kamu beneran kayak yang mau nikahan.

Untung Seongmin enggak ada di sebelah kamu, bisa gila kalau kamu jalan bareng sama Seongmin.

Kamu tadi ke sekolah di antar sama keluarga kamu, tapi entah kenapa ini kamu malah ditinggal sendirian di sekolah. Niatnya mau cepet-cepet rebahan di kamar malah terhalang jalan pulang.

"Ayo pulang!"

Suara itu, suara yang sangat kamu kenal. Seongmin, laki-laki itu duduk di atas motor matic hitam kesayangannya. Setelannya masih sama seperti tadi, mengenakan kemeja putih dibalut jas hitam. Matahari di siang hari sukses menambah kesan tampan di wajah Seongmin.

"Bahaya kalau kamu naik taxi online apalagi naik bus"

Benar juga, belum lagi rumah kamu dengan sekolah berjarak lumayan jauh. Tidak mungkin juga kalau kamu naik bus dan berdesak-desakan dengan penumpang yang lain. Apalagi ini siang hari, matahari sangat terik dan pastinya akan terasa gerah berada di dalam bus.

"Yaudah ayo"

Akhirnya kamu menerima helm kuning yang selalu Seongmin bawa untuk kamu. Sepertinya pilihan pulang bersama Seongmin tidak terlalu buruk, karena kamu masih bisa berjalan-jalan sebentar untuk menghirup udara siang menuju sore hari.

"Mau ke sungai enggak?"

Mendengar pertanyaan Seongmin, kamu langsung mengangguk setuju dan dibalas senyuman lebar dari Seongmin.

Sungai yang dimaksud Seongmin adalah sungai yang berada di seberang jalan menuju rumah kamu. Sungai itu adalah tempat kamu dan Seongmin menumpahkan segala keresahan selama bersahabat.

Sungai itu juga yang menjadi saksi betapa tersiksanya kamu waktu pertama kali menjalani kehidupan masa SMA.

Ketika sampai di sungai, kamu dan Seongmin langsung mencari tempat duduk yang nyaman dengan spot pemandangan langit biru dengan suara deru angin di siang hari.

"(y/n), aku mau bilang sesuatu"

Firasat kamu mengatakan ada yang ganjil dari ucapan Seongmin. Apa maksud laki-laki itu? Apakah dia ingin membahas kepergiannya ke negeri orang lusa nanti?

Ah, membayangkan kalian berpisah saja kamu sudah sedih.

"Apa min?"

"Kalau aku bilang sesuatu nanti, tolong banget jangan jauhin aku ya"

Semakin penasaran dengan kata-kata Seongmin, kamu menghadap ke arahnya yang sedang memandang air sungai yang mengalir dengan damai.

"Apa? Kamu mau ingetin aku buat dateng ke bandara lusa? Kamu mau aku datang kesana sambil nangis terharu lihat sahabat aku yang nanti bakalan sukses di luar negeri?"

Seongmin tersenyum tipis, sangat tipis. Bahkan kamu tidak sadar kalau Seongmin sedang tersenyum. Laki-laki itu masih teguh pada pendiriannya. Menatap aliran sungai yang tenang mungkin menjadi jalan ninjanya untuk menghindari tatapan gemas yang kamu berikan.

"Hehe, enggak kok. Kalau aku bilang aku suka sama kamu gimana?"

"………"

Yang Seongmin bilang barusan itu nyata kan?

Kamu masih tetap diam di tempat, padahal di otak kamu banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan ditujukan khusus untuk Seongmin. Tapi mulut kamu menolak untuk mengeluarkan itu semua.

Mungkin memang ini saatnya untuk kamu benar-benar berjuang, menunggu seorang sahabat yang kamu suka untuk kembali bersama kamu lagi.

Mungkin untuk sekitar 4 tahun kedepan, kamu harus membiasakan diri untuk merindukan seorang Ahn Seongmin.

"Tunggu aku sebentar lagi ya, (y/n)"


































End



❝ Confession — Ahn Seongmin ❞

This is Cravity [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang