Day6 — Hurt Road
00:01●━━━━━───── 04:09
◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷——
Sudah seminggu kamu kuliah selalu diantar dan dijemput oleh Wonjin. Sebenarnya bukan kamu yang mau, tapi Wonjin lah yang memaksa. Kalau dia sudah memaksa, kamu bisa apa?
Bahkan Kak Allen, tetangga kos kamu yang lebih tua 2 tahun diatas kamu ikut heran. Kenapa kamu sekarang lebih sering dijemput dengan mobil? Tapi setelah memberi tahu bahwa dia adalah mantan kamu, Kak Allen malah memberi beberapa kalimat yang membuat perjuangan kamu terasa berharga.
Sepertinya bersahabat dengan mantan pacar bukanlah hal yang buruk, buktinya kamu sekarang lebih dekat dengan Wonjin dalam artian sebagai sahabat.
Wonjin sendiri satu kampus dengan kamu, namun kalian berdua berbeda fakultas. Wonjin memilih fakultas hukum sedangkan kamu lebih memilih fakultas matematika. Keberuntungannya adalah, gedung fakultas kamu dan gedung fakultas Wonjin lumayan dekat.
Maka dari itu, setiap jam makan siang Wonjin selalu pergi ke gedung fakultas kamu hanya untuk makan siang dan sekedar mengobrol dengan kamu.
Kamu tidak ingin salah mengartikan kedekatan kamu dengan Wonjin kali ini, karena memang kalian berdua tidak pernah sama sekali membicarakan soal perasaan kalian masing-masing.
"(y/n), nanti pulang kuliah jam berapa?"
"Mungkin jam 2 siang jin, kenapa?"
Setelah mendengar jawaban dari kamu, wajah Wonjin mendadak lesu.
"Yah, aku pulang jam 5(╥﹏╥)"
Astaga, memangnya kenapa kalau dia pulang jam 5 sedangkan kamu pulang jam 2?
"Kenapa?"
"Aku mau ngajak kamu main ke cafe tempat kamu kerja"
Hm, sudah kuduga. Ini Wonjin kerasukan apa sih? Heran sama kelakuan dia hari ini.
"Astaga, kan aku kerja dulu. Kamu pulang nanti aku juga masih di cafe kenapa repot sih?"
Wonjin hanya menunjukkan senyum cengirannya. Benar-benar ya cowok satu ini.
Sepulang kuliah
Benar saja, kamu hari ini pulang jam 2 siang, padahal kamu tadi waktu menjawab pertanyaan Wonjin kamu belum tahu akan pulang jam berapa. Beruntunglah kamu bisa pulang siang dan mengerjakan shift kamu dengan tenang hari ini.
Hampir 3 jam sudah kamu melayani beberapa pelanggan di cafe. Jam pun sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tapi laki-laki bermarga Ham yang tadi mengajak kamu bertemu di cafe belum juga menampakkan dirinya.
Namun, seakan menjawab semua pertanyaan di pikiran kamu. Laki-laki itu mendadak sudah berada di hadapan kamu. Tapi, sebentar. Ada yang berbeda. Kenapa Wonjin membawa bunga? Untuk siapa?
"(y/n), udah nggak repot lagi kan?" Tanya Wonjin ke kamu yang masih duduk di meja kasir.
"Nggak kok, tadi Minkyu udah datang buat gantiin shift aku tapi aku juga bantuin jaga kasir kok"
"Eum—itu artinya shift kamu udah selesai kan? Ikut aku yuk, duduk disana?"
Telunjuk Wonjin membawa sepasang mata kamu untuk melihat bangku yang berada di sebelah jendela cafe. View yang sangat kamu suka.
"Aku mau bicara serius sama kamu"
Tanpa jawaban lagi, kamu masih menunggu kelanjutan kalimat dari Wonjin.
"Maafin aku yang dulu ya, aku tau aku dulu egois memikirkan perasaan aku sendiri. Tapi setelah aku dipertemukan lagi sama kamu, hati aku ragu, (y/n). Aku tau mungkin kalau kita kembali kayak dulu lagi kamu pasti nggak mau. Tapi aku yakin kamu masih sayang sama aku. Aku berusaha, aku nggak akan beri kamu janji-janji yang belum tentu bisa aku tepati, dan aku akan berusaha membuat kamu bahagia. Jadi milikku lagi ya?"
Astaga, seakan dihujani batu. Kamu bingung setengah mati. Ini kamu harus menjawab apa. Kamu nggak tau harus bersikap bagaimana. Tapi kamu rasa pikiran kamu sudah dewasa, sudah seharusnya kamu menanggapi hal ini dengan semestinya.
"Wonjin!!"
Seketika laki-laki didepan kamu itu langsung mendongak dan menatap mata kamu sendu. Sedih sekali melihat Wonjin penuh penyesalan seperti ini.
"Maaf ya, tapi aku nggak bisa kita kayak dulu lagi. Meskipun kamu mau beri aku kebahagiaan seperti apapun itu aku belum bisa. Ini bukan tentang luka yang kamu beri dulu, tapi tentang perjuangan aku selama ini—
—Kamu mungkin nggak tau gimana perjuangan aku untuk mengikhlaskan kamu. Sekali lagi aku minta maaf, tapi kalau kamu mau kita bisa jadi sahabat. Kamu benar, rasa sayang aku ke kamu itu masih ada meskipun sedikit. Tapi itu mempengaruhi semua isi hatiku jin. Maaf ya, mungkin diluar sana dan kalau sudah waktunya, kamu akan dapat wanita yang jauh lebih baik dari aku. Move on bareng-bareng yuk"
Kamu yang berharap Wonjin bisa menerima dan mengikhlaskan perasaannya, hanya bisa menatap Wonjin yang masih tertunduk. Kamu tau, laki-laki itu mungkin sakit hati dengan semua perkataan kamu.
"Kamu benar, (y/n). Aku salah masuk ke kehidupan kamu lagi. Aku memang nggak tau gimana perjuangan kamu selama ini. Mungkin memang kita bukan takdir sebagai jodoh ya. Tapi kita itu takdir sebagai seorang sahabat. Iya kan? Makasih ya, kamu nggak melukai perasaan aku sama sekali kok. Sekali lagi makasih ya"
Detik itupun kamu sadar, bahwa semua yang kita sayangi belum tentu menjadi yang kita miliki. Mungkin kehendak Tuhan akan memberi kebaikan dan tentunya kehendak Tuhan pasti lebih baik.
end
❝ Mantan Pacar — Ham Wonjin ❞
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Cravity [✓]
Random[CRAVITY IMAGINE] "Masalah percintaan kamu sama Cravity" Starring by : -All Member of Cravity -y/n as you sᴛᴀʀᴛᴇᴅ : 10 ᴊᴜɴɪ 2020 ᴇɴᴅ : ∞ ᶜʰᵒᵒˢᵉ ʸᵒᵘʳ ᶠᶦᵍʰᵗᵉʳ ⚠️⚠️♬ᴘʟᴀʏʟɪsᴛ ғᴀᴠᴏʀɪᴛ ᴀᴜᴛʜᴏʀ♬⚠️⚠️