[5.1] Cafe

649 91 4
                                    


Stray Kids — Mixtape : On Track
00:01●━━━━━───── 03:27
 ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷

——























Hari ini adalah hari ketiga kamu bekerja part time di sebuah cafe di seberang kampus kamu. Alasan kamu mengambil part time di cafe ini adalah sekedar untuk menambah uang jajan kamu. Lagipula kamu juga sangat senang membuat kopi.

Kuliah kamu hari ini lancar-lancar saja. Bahkan tugas-tugas yang harus dikumpulkan besok sudah kamu kerjakan. Jadi hari ini kamu bisa santai melaksanakan jadwal shift kerja kamu di cafe.

Cafe tempat kamu bekerja merupakan cafe yang tergolong ramai dan terkenal. Bahkan saat ini kamu masih sibuk melayani pelanggan yang tidak berhenti memesan. Dengan sabar dan teliti kamu membuatkan semua pesanan mereka dan mengantarnya.

Tapi sepertinya kali ini ada yang berbeda, biasanya kamu bisa lancar mengucapkan salam sambutan kepada pelanggan. Tapi kali ini, setelah melihat siapa pelanggan kamu yang satu ini, semua pergerakan kamu mendadak berhenti.

Kenapa dia ada disini? Kenapa laki-laki itu ada dihadapan kamu saat ini? Kenapa harus sekarang?

Berbagai pertanyaan mulai berjejer rapi di kepala kamu. Entahlah, begitu juga dengan laki-laki di depan kamu. Dia juga terlihat sangat terkejut dengan kehadiran kamu yang berstatus pekerja di cafe itu.

Dia, Ham Wonjin. Masa lalu kamu.

"(y/n)?!!"

Segera kamu menepis pemikiran-pemikiran buruk yang menghantui akal sehat kamu, ayo profesional!!

"Selamat datang, pesan apa?"

"Smoothie mangga satu"

Masih sama seperti dulu, setahun yang lalu. Waktu kamu masih bersama dengannya, waktu itu kamu masih sayang sama Wonjin. Bahkan tanpa kamu sadari, rasa sayang kamu ke Wonjin masih ada walaupun sedikit.

"Silahkan!"

Untungnya membuat smoothie mangga tidak selama membuat latte jadi kamu bisa santai menghadapi pelanggan lainnya tanpa harus gugup karena berhadapan dengan Wonjin.

Kamu mungkin tidak tau kalau sebenarnya Wonjin sering datang ke cafe tempat kamu kerja karena kampus Wonjin sama dengan kamu.

Sudut mata kamu sempat menangkap Wonjin yang masih menghadap ke arah kamu dari tempatnya duduk. Lihat, begini saja kamu sudah salah tingkah. Bagaimana kalau Wonjin berhadapan dengan kamu? Bisa hancur move on kamu setahun ini.

Tapi sepertinya takdir berkata lain, kamu mungkin tidak diperbolehkan untuk move on.





















Sepulang kerja

Sore ini kamu bersiap untuk pulang ke kosan kamu. Cuaca sore ini juga masih indah. Kamu segera melepas apron khas cafe yang kamu pakai dan meletakkannya ke rak dekat pintu. Shift kamu sudah selesai dan saatnya kamu pulang.

Baru saja keluar dari cafe, kamu dihadapkan kepada seseorang yang tadi sempat membuat hatimu bergemuruh kembali.

Dia, Ham Wonjin.

"Mau pesan lagi jin?" Astaga, keberanian darimana yang kamu dapat sehingga kamu berani bertanya seperti ini kepada Wonjin.

"Eh—eum, nggak. Aku cuma nungguin kamu"

Fix, otak kamu membeku. Bukan, bukan hanya otak kamu yang membeku. Bahkan, mulut kamu dan seluruh badan kamu ikut membeku mendengar ucapan Wonjin. Ini yang dihadapan kamu beneran Wonjin?

"Hah? Nungguin aku? Kenapa emangnya?"

"Jalan-jalan yuk, udah lama nggak ketemu"

Sepertinya hal termudah yang dilakukan Wonjin adalah memporak-porandakan hati kamu. Entahlah, lihat cara Wonjin menggoyahkan hati kamu. Senyumnya yang manis itu seolah membuat kamu terbius dan hilang ingatan. Seakan lupa kalau Wonjin sekedar mantan kamu.

"Jalan-jalan? Eum—kayaknya nggak bisa deh jin. Aku ada tugas buat kelas besok"

Bohong, padahal tugas kamu sudah selesai. Kamu hanya tidak ingin memperkeruh isi hati kamu dengan kenangan-kenangan lama yang kamu lalui bersama Wonjin.

"Ah gitu ya, sayang banget. Beneran nggak bisa ya? Soalnya kita udah lama nggak ketemu, mau ajak kamu makan sekali-kali karena mungkin setelah ini kita nggak ketemu lagi"

Sedih rasanya kamu harus berbohong kepada Wonjin. Tapi apa boleh buat, kamu harus tetap teguh ke pendirian kamu. Move on, kajja!!

"Maaf banget ya Wonjin, aku nggak bisa. Kalau kapan-kapan mungkin bisa, maaf ya aku pulang dulu"

"Tunggu?!!"

Perlahan kamu merasakan pergelangan tangan kamu berat. Ternyata tangan Wonjin menghalangi pergerakan kamu.

Kamu menoleh kearahnya, "Apa?"

"Biar aku antar pulang"

Ya Tuhan, aku harus menolak dengan cara apa lagi?

"Kalau tidak merepotkan ak—"

"Sstt, nggak akan merepotkan. Ayo masuk"

Kalau biasanya yang memaksa masuk kedalam mobil adalah perampok atau penculik, ini malah mantan yang memaksa masuk ke mobil. Mau memberontak saja tidak bisa.

Akhirnya kamu benar-benar ikut masuk mobil Wonjin dan diantar pulang olehnya. Satu hal yang kamu sadari dari diri Wonjin, posturnya tidak berubah ketika sedang menyetir. Tatapan tajamnya mengarah lurus ke depan, kacamata bulat yang digunakannya, bahkan rambut coklatnya masih saja memberikan kesan manis diwajahnya.

Detik itulah kamu sadar, rasa cinta kamu datang lagi. Setelah rasa itu hampir pergi sepenuhnya.





























❝ Mantan Pacar — Ham Wonjin ❞

This is Cravity [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang