[7.4] My Disease

323 69 3
                                    


Stray Kids — Hello Stranger
00:01 ●━━━━━━───────  02:22
 ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷

——














Malam ini, kamu dibawa ke rumah sakit sama Hyeongjun. Seperti biasanya kamu diperiksa di rumah sakit dan akan mendapat kabar bahwa penyakitmu ini hanya kelelahan biasa saja.

Kelelahan apa sih sebenarnya, kelelahan saja apakah harus sampai hampir seminggu 3 kali? Agak aneh dengan hasil pemeriksaan kamu setiap ke rumah sakit.

Tapi mau bagaimana lagi? Memang itu hipotesis yang diberikan oleh dokter.

"Pulang ya?"

Hyeongjun menawari kamu untuk pulang setelah sesi pemeriksaan kamu telah usai. Hyeongjun sebenarnya baru saja mengabari mama kamu kalau kamu dibawa periksa ke rumah sakit sama Hyeongjun.

"Terserah jun, pusingnya agak mendingan kok"

Detik berikutnya Hyeongjun melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah pukul 21.00 itu artinya sudah terlalu malam untuk kamu yang belum makan dari siang tadi.

"(y/n), ayo makan. Kamu belum makan dari siang kan?"

Berapa kali sih Hyeongjun terlalu peka sama kamu? Kamu aja baru sadar kalau kamu belum makan. Hyeongjun ternyata memang benar-benar lebih tau semuanya tentang kamu.

Tanpa menjawab, kamu langsung mengekor di belakang Hyeongjun. Berjalan berdua bersama Hyeongjun, sahabat kamu. Disaat-saat seperti ini pikiran kamu beralih kemana-mana.

Di mata kamu saat ini Hyeongjun itu bukan sahabat kamu, tapi cowok yang ngasih kamu perhatian lebih dalam artian lebih dari perhatian seorang sahabat.

Kamu buru-buru menggelengkan kepala. Menghilangkan semua pikiran aneh yang muncul di kepala kamu. Mana mungkin bisa kamu menganggap Hyeongjun lebih dari seorang sahabat.

Meskipun begitu, hati kecil kamu tanpa sadar menganggap Hyeongjun laki-laki pertama yang mampu mengetuk pintu hati kamu dan membukanya secara perlahan.

Ego kamu lebih besar daripada perasaan kamu. Kamu masih tetap teguh pada pilihan kamu kalau Hyeongjun itu cuma sahabat kamu.

Tolong digarisbawahi, sahabat. SAHABAT.

"(y/n), kok bengong sih? Ayo naik"

Hyeongjun yang sadar kalau kamu cuma bengong disamping motor Hyeongjun tanpa ada pergerakan sedikitpun segera menyadarkan kamu dari semua lamunan kamu.

"Jun, maaf ya aku ngerepotin banget. Kamu udah bawa aku ke rumah sakit, minjemin hoodie, sekarang ngajakin makan. Aku nggak tau kenapa kamu sebaik itu sama aku, tapi makasih ya"

Hyeongjun menurunkan bahunya, menghela nafas pelan.

"(y/n), inget. Kamu itu seseorang yang berharga di kehidupan aku. Wajar kalau aku khawatir banget sama kamu, dan kamu nggak perlu berterimakasih atau merasa nggak enak sama aku. Ingat itu!!"

Mendadak bibir kamu mengembang membentuk sebuah senyuman yang sangat manis dimata Hyeongjun.

"Ayo naik"

Setelahnya, Hyeongjun melajukan motornya ke tempat makan yang kamu mau. Setelah itu kamu meminta Hyeongjun untuk mengantar kamu pulang, ya karena memang sudah terlalu larut malam. Nggak enak juga kalau masih diluar, sama cowok lagi.

Bisa-bisa kalau ada tetangga yang lihat langsung digibahin satu komplek.

"Aku pulang dulu ya (y/n)"

Baru saja Hyeongjun meng-klik tombol di helm warna putihnya, kamu langsung mencegat pergelangan tangan Hyeongjun. Mencegah semua pergerakan yang Hyeongjun lakukan.

"Makasih buat hari ini ya jun. Maaf karena penyakit aku, kamu jadi repot-repot bawa aku ke rumah sakit. Aku masih nggak enak sama kamu, meskipun kita memang sahabatan tapi tetep aja aku nggak enak sama kamu. Kesannya kayak yang aku selalu ngerepotin kamu, maaf ya"

Sebelum menjawab, Hyeongjun membuka helmnya lalu menyibakkan rambut yang menghalangi penglihatannya kebelakang. Ganteng banget.

Sekali lagi Hyeongjun menghela nafas sebelum menjawab perkataan kamu.

"Berapa kali aku bilang kalau nggak usah mikirin itu semua sih (y/n)? Aku tuh nggak merasa direpotin sama sekali, kehadiran kamu di kehidupan aku itu udah cukup membalas semuanya. Aku bahagia banget bisa lihat kamu ceria, tapi kalau kamu sakit kayak tadi aku sedih banget. Rasanya duniaku mau hancur"

Tangan Hyeongjun yang tadinya berada diatas helm putih tadi beranjak mengelus puncak kepala kamu sambil tersenyum tulus sekali.

"Jangan sakit lagi ya? Nanti kalau kamu sakit aku rapuh"

Kenapa sih disaat seperti ini jantung kamu mendadak berdetak lebih kencang.

"I'm really the only one person who have you for my life, Song Hyeongjun"

Hyeongjun cuma bisa senyum tenang banget setelah dengar kamu ngomong begitu ke dia.

"Udah sana masuk, jangan begadang. Kamu masih kecil, nggak pantes pake acara begadang-begadang kayak gitu"

Kamu yang mendengar itu hanya mendengus kesal. Ternyata setelah acara keuwuan kalian berdua tadi, masih ada satu sifat mengganggu semacam Hyeongjun tadi ya.

"Kamu juga pulang sana. Jangan lupa besok sekolah, tugas matematika kemarin udah dikerjain kan?"

Memperpanjang percakapan dengan Hyeongjun itu mudah sahabat. Bahas apapun juga Hyeongjun tetap menyahuti.

"Udah, kan kamu yang ngajarin. Cocok banget sih jadi ibu buat anak-anak nanti"






















❝ Friendzone - Song Hyeongjun ❞

This is Cravity [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang