Dark Wolf : Chap.6

102 13 18
                                    

"Yah jadi nomor dua?! Lagi?!" Seru Kelya.

Teman-temannya menoleh.

"Nomor dua?Lo diduain siapa Kel?" Tanya Nana ngaco.

"Nih ya. Geng gue jadi nomor dua geng motor terhebat di Jakarta! Sialan kan! Selalu gitu deh. Padahal buat kali ini gue berharap bisa jadi nomor satu!" Seru Kelya

"Yaelah, kayak sekolahan aja geng motor pake ada geng motor terfavorit begitu." Celetuk Mei.

"Heh jangan salah ya. Geng motor itu geng berkelas!"

"Berkelas apanya. Kerjanya tawuran doang." Balas Nana.

"Heh sembarangan ya lo!"

"Eh berisik banget sih! Enggak penting banget yang dibahas." Ujar Dyra.

"Emang yang nomor satu siapa?" Tanya Angelic.

"Pake nanya lagi lo! Itu, para bajingan serigala gelap!" Kelya mengepalkan tinjunya.

"Buset mereka lagi? Keren banget!"

"Iya. Apalagi sekarang Leo udah ada di Dark Wolf!"

"Gila sih mereka punya ilmu apa ya, dari dulu ditakutin banyak orang!"

"Keren sumpah! tak tertandingi!"

Kelya menatap keempat temannya kesal. Sialan, mereka malah memuji-muji geng dengan penuh cowok-cowok sok cool menyebalkan yang ketuanya siAlaskaki itu!

"Woi apa-apaan sih! Malah muji-muji mereka! Ngeselin lo semua!" Gertak Kelya.

Kelya berdecak kesal. "Argh!"

Ia pergi keluar. Tiba-tiba ia tersenyum. Lalu menjentikkan jari "Hahaha gue tau!"

Kelya menaiki motornya. Memasang helm lalu menancapkan gas sekencang-kencangnya.

Ia pergi menuju markas keduanya. Markasnya dengan anak-anak Black Shadow. Markas Black Shadow dengan markas geng ceweknya memang sangat berbeda. Markasnya dengan teman-teman ceweknya pemberian ayah Nana, bagus,ber-AC, nggak terlalu besar tetapi rapi,ada dua kamar (kamar Nana-Angelic-Dyra dan kamar Mei-Kelya), perabotan lengkap. Daripada markas untuk bocah-bocah berkumpul, tempat itu lebih pantas dibilang rumah.

Berbeda dengan markas Black Shadow yang hanya bekas rumah kosong, perabotan reot, dan hanya kipas angin. Teman-teman se-geng motor Kelya memang rata-rata anak jalanan,hanya dia sendiri yang orang berkecukupan--ralat,orang kaya. Tapi tak apalah, keluarganya pun tak tahu dan tak peduli. Rasanya tidak ada apa-apanya, kalau hanya ditinggalkan bersama pembantu tapi jarang sekali berkumpul dengan keluarga.

"Eh, bos besar dateng!" Seru Daniel.

"Iya lah. Dia kan dateng kalo kita kalah doang," celetuk Ian.

Kelya memelototi Ian. Lalu duduk dibangkunya.

"Tumben elo dateng, pasti mau ngomong sesuatu yang penting," tebak Iqbal.

Kelya menggangguk. "Gini, lo semua capek enggak kalah terus?"

"Capek lah," balas mereka serempak.

"Ya lo pikir aja, bertahun-tahun kita jadi nomor dua. Entah apa yang harus kita lakuin untuk bisa ngalahin mereka-mereka itu." Ian kembali menyelutuk.

Lalu Kelya tersenyum miring. "Gue punya rencana."

"Wah kalo si bos yang bikin rencana pasti hoki nih!" Gerry menjantikkan jari.

DARK WOLF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang