Dark Wolf : Chap.10

88 13 12
                                    

Sampai akhirnya,ia menatap kedepan.

Lalu melihat sepasang kaki yang kini berdiri dihadapannya.

Dyra menelan ludah.Kaki siapa ini?

Namun Dyra lega kaki ini pasti bukanlah kaki satpam atau guru karena warna celananya abu-abu.

Dyra akhirnya mencoba menatap kaki ini sampai atas.Yang pasti ini laki-laki karena ia memakai celana.

Dari jari-jari,menuju betis,lutut,paha,perut,dada,lalu...

"Ngapain lompat dari pager?" Tanya pria itu datar.Dan pria itu adalah Glen yang membuat Dyra berdecak saat melihat wajahnya.

"Ck,bantuin kek!" Seru Dyra.

"Berdiri aja sendiri.Kakinya masih utuh kan?" Balas Glen.

Sumpah ya!Rasanya Dyra ingin berteriak depan mukanya sekarang.

Dyra akhirnya berdiri.Sebenarnya ia agak sedikit malu karena kejadian konyol ini ada yang melihat.Terlebih itu adalah Glen,cowok sok cool dan menyebalkan yang pernah membuat dia kesal karena merokok sembarangan.

"Ngapain lo disini?" Tanya Dyra,yang kini sudah berada dihadapan Glen.

Glen menaikkan bahu. "Bolos."

Dyra mengkerutkan alisnya. "Hah?serius lo?"

Glen mengangguk. "Gue tadi ngelewatin kelas lo.Dan disana ada pak Indra lagi ngajar."

Sial.Guru galak itu sudah masuk rupanya.

Glen melanjutkan kalimatnya. "Masih mau masuk kelas?"

Dyra menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hm..Gimana ya."

Glen tersenyum menyebalkan.Gaya senyumnya benar-benar mirip seperti Kelya.Menyebalkan dan miring.Terlihat tidak ikhlas.

Lalu Glen mengucapkan kalimat konyol yang membuat Dyra terperanjat.

"Bolos bareng mau enggak?"

****

Istirahat pertama.

Angelic memilih untuk nongkrong bukan dikantin biasanya.Bagaimana ia mau berduaan sama Leo kalau ia nongkrong dikantin biasanya sedangkan teman-temannya akan menggodanya?

Angelic memesan makanan dan minumnya lalu segera duduk dihadapan Leo. "Lo enggak makan?"

Leo menggeleng. "Enggak laper."

Leo mengambil ponselnya.Lalu mengetikkan suatu pesan.Mungkin kepada keluarganya.

Angelic menatap jari-jemari Leo yang sedang menekan ponselnya.Lalu ia menyadari sesuatu.

"Le." Panggil Angelic.

Leo menoleh. "Iya kenapa?"

Angelic nyengir. "Lo pake cincin?"

Leo langsung menetap tangan kirinya yang dibaluti cincin berwarna hijau.Dari situ Angelic menyadari kalau Leo mempunyai tangan yang sangat lentik seperti perempuan.

Leo nyengir.Lalu mengangguk. "Iya.Dari mendiang ibu."

Angelic hanya mengangguk. "Gue boleh coba cincinnya?"

Leo tersenyum tipis. Namun sedikit ada guratan aneh dari air mukanya. "Boleh sih."

Gantian Angelic tersenyum. "Enggak jadi deh,Le.Itu pesanan gue udah dateng."

DARK WOLF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang