2| Seleksi akhir

10.6K 1.6K 300
                                    

Hari ini, adalah hari di mana Uzumaki Naruto dilantik menjadi Hokage eh salah.

Maksudnya, hari di mana seleksi akhir akan diadakan, tepat di Gunung Fujikasane.

(Y/n) selaku salah satu peserta yang merasa terlambat karena ketiduran, segera saja bersiap dengan kecepatan super dan berangkat bersama sebilah nichirin yang Kiri pinjamkan tadi.

"Dah dah, aku berangkat, ya!! Doain semoga berhasil!" Begitu pamit, gadis itu langsung ngacir begitu saja. "JANGAN NANGIS JUGA YAH KALAW AKU MOKAD HUHU!"

Kiri hanya menggeleng pelan. Lalu lanjut ngopi santuy ala bapack-bapack. Dengan selembar koran berisi berita tentang tanah longsor/g.

•••

Gunung Fujikasane

(Y/n) POV

Setelah mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, dengan kecepatan super, akhirnya aku tiba di sini. Ditempat seleksi akhir, alias gunung Bromo.

Fujikasane maksudku, friends.

Aku melihat sekeliling. Banyak anak seusiaku yang mengikuti seleksi akhir ini. Semuanya pada calon mayad hiks. Apakah aku harus menyelamatkan mereka?

Aaah aku terlalu malas ...

Aku tak melihat Tanjiro, Zenitsu, Ataupun Kanao. Genya juga gak ada. Aku lebih dulu mengikuti seleksi akhir kah? Atau lebih telat?

Fyuh, sendirian aku Hyung.

"Baiklah, silahkan mulai!" Suara dari si kembar ubuyashiki menyadarkanku.

Kaget dong, kelamaan melamun, ternyata sudah dimulai. Dengan cepat aku segera masuk ke hutan. Kalau gak ada iblis mungkin aku sudah gelar karpet buat kemah huhuu.

"Bosen euy gak ada Kiri." keluh ku malas. Lagian dari tadi gak ketemu satu pun iblis. Pada nganggur, kak?

"Hahaha! Akhirnya dapat juga mangsaku!"

Suara seiblis iblis yang terdengar di indra pendengaranku lantas membuat perhatianku teralih. Kulihat penampakan sesosok makhluk mengerikan yang sedang menatapku dengan pandangan anu, kelaparan. Kasian gak dapet makan.

Senyum kewinneran menghiasi wajah tampan dan beraniku eak. Jadi ceritanya ngecosplay psikovat psikovat sakit jiwa gitulooo xixixi.

Ini aku jadi psikolog apa bapack-bapack, anjeng.

Aku langsung menarik nichirin yang dari tadi setia berada di sarung. Iblis itu pun maju, bersiap menerjang tubuhku. Dengan cepat aku menghindar ke samping, membiarkan makhluk itu kebablasan dan tak dapat ngerem. Melihat ada kesempatan, aku menendang punggungnya hingga terpental, dan menyusul lalu mengarahkan nichirinku ke samping lehernya. "Ez sekali kawan."

Crash!

Iblis itu terpenggal seketika. Aku tersenyum puas. Satu setengah tahun bergulat dengan latihan pun kini tidaklah sia sia. Iblis ini adalah yang kubunuh pertama dalam seleksi akhir.

"Heyy~ kau akan jadi makan malam ku, gadis kecil~"

"Enak saja! Itu mangsa ku!"

Hm? Setelah berjam-jam gak ada iblis nongol, sekalinya ada langsung dua? Keren sekali man-teman. Saatnya pembantaian. "Maaf ya, iblis sekalian. Tapi makan rumput lebih enak daripada makan orang."

Aku maju, bersamaan dengan kedua iblis tadi. Lalu melompat dan salto di udara, dan nichirin kulempar hingga menusuk bagian belakang kepala salah satu iblis, membuatnya jatuh dan afk sementara.

Iblis lain datang menghampiri. Akibat nichirin yang masih setia menancap pada kepala iblis lain, mau tak mau aku harus menggunakan tangan kosong. Lantas, adu jotos terjadi selama beberapa saat. Hingga aku berhasil memojokkannya, dan war pun berakhir muahahaha.

Eh belom, anjeng.

Aku mencabut nichirinku. Lalu menebas kepala mereka satu-satu hingga noda darah kini terbentuk.

Mengelap sebentar nichirinku, aku bergumam, "Iblis ini dulunya manusia. Kalau dibunuh dosa gak ya? ..."

•••

Normal POV

Sudah hari ke enam sejak seleski akhir dimulai. Dan (Y/n) berhasil bertahan di sana tanpa sedikitpun luka yang menggoresnya. Jika dihitung, sudah sekitar 70an iblis ia penggal.

Ini sih kelebihan op. Kapan-kapan nerf ah/g.

Hari masih siang, itu artinya masih ada waktu untuk gadis itu beristirahat. Sesekali ia menoleh ke kanan kiri jika saja melihat ada peserta lain. Namun ia tidak menemukan satupun sejak kemarin.

Ia takut jika saja semuanya sudah dimakan iblis. Masa dia doang yang bertahan?

Berjam-jam telah berlalu dengan begitu cepatnya. Dari siang berganti ke malam. Lalu berganti menjadi pagi. Dan kini, ia berhasil menginjakkan kakinya di tempat asal. Melihat kumpulan bunga wisteria itu, membuatnya dapat menghela nafas dengan lega.

"Selamat datang kembali." Duo anak Mbah kagaya itu mulai berceramah sedikit tentang pemburu iblis. Tentang seragamnya, peringkat-peringkatnya, pokoknya cukup panjang.

(Y/n) menoleh ke samping. Ternyata ia tak sendiri. Ada seorang anak perempuan seusianya yang juga berhasil lolos tanpa luka sedikitpun. Walau pakaian gadis itu nampak lusuh dan agak berantakan, melihatnya masih bisa bertahan hingga akhir, membuat ia yakin ada bang jago juga di sini.

Setelah pembagian otak, maksudnya akhlak, eh gagak, dan langsung diberi nama nodrop oleh (Y/n). Maklum dia kehabisan ide jadinya random aja kasih nama.

Lalu, keduanya disuruh memilih baja untuk diasah menjadi nichirinnya nantinya. Dan mirisnya, di mata (Y/n), semua baja sama aja. Gimana coba milih yang bagus?

Apakah capcipcup aja? Solusi terbaik saat ini yah.

Ya, pada akhirnya itulah yang dilakukannya.

"Sekali lagi, selamat untuk kalian berdua, Ishikawa (Y/n)-San, Fujii Haruka-san." Seru si kembar dengan nada kompak.

Nama itu tiba tiba membuat mereka berdua terdiam.

"F-Fujii Haruka-?!"

"Ishikawa (Y/n)?!"

Mereka saling memandang.

"ELO?!!"

---------------------------------------------------------

TBC

Masih pendek chapter nya bund, maklum baru awal awal:v

Lagi gabut nih mangkanya double up wkwk:v mohon mangap kalau banyak typo yak, keyboard author emang laknad:v

Lanjoet gak niehh??

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang