30| Berakhir

4.7K 649 814
                                    

Petir menggelar membelah samudera, angin berhembus kencang menghempaskan segala yang ada disekitarnya. Dimensi tak terbatas, khususnya ruangan Kokushibou hampir hancur karena (Y/n) yang mengamuk bak kesurupan maung.

Iya, dia ngamuknya udah liar banget. Lihat, seiblis uppermoon proplayer yang sangat sulit untuk digores se senti saja kini sudah amburadul dihajar habis-habisan olehnya.

Setiap tertebas, ia sulit untuk meregenerasikan lukanya, itu karena tiba tiba regenerasi nya melambat dan (Y/n) tak memberinya kesempatan satu detik pun.

Lihatlah shota imut yang masih menggantung di salah satu pilar dengan posisi nichirin yang menancap di bahunya. Dari tadi dia melongo bak orang bego melihat pemandangan gila didepannya.

Seakan lupa dengan rasa sakit yang ia alami, justru Muichiro khusyuk menonton epic battle antara engkong dan kawan seperjuangannya.

Genya pun samanya. Dia berniat untuk membantu sang pilar kabut, namun amukan (Y/n) itu sangat menggoda untuk ditonton.

"WAHAI ENGKONG DURHAKA!! BERANINYA ENGKAU DENGAN ANAK KECIL!!" Amarahnya berapi-api. Matanya memancarkan niat membunuh yang sadis.

Kokushibou yang sudah hampir menyerah, diberi plot armor dan kembali melancarkan serangan bulgosnya, namun berhasil dihindari oleh (Y/n) dengan sangat mudah.

Namun, sayang sepuluh ribu sayang, justru serangan itu malah mengenai Genya yang sedang bengong dibelakangnya. Alhasil, tubuhnya terbelah dua, seperti di manga.

(Y/n) menjatuhkan rahangnya. Menatap horror Genya yang sudah jadi Kiko sekarang. "Menebas tangan cucu sendiri, lalu ditusuk bahunya ke pilar. Dan sekarang, asal memotong dadu anak orang bagaikan kiko. Sopan kh begitu?"

Ia menatap Kokushibou dengan horror. Sedangkan yang ditatap hanya memberikan senyum Pepsodent nya.

 Sedangkan yang ditatap hanya memberikan senyum Pepsodent nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muichiro berteriak. "KENNIEEEEH!!"

Eh salah-

"GENYAAAAAAA!!"

Untunglah sang penyelamat datang. Seorang kakak baik hati yang berani membahayakan nyawanya demi melindungi sang adik tersayang yang kini sudah dibelah dua oleh si iblis proplayer.

Sang pilar tolak angin,

Shinazugarem Sinema.

"Pernafasan angin, bentuk keempat. Terbitnya badai debu!"

Ia menangkis serangan kedua Kokishibou yang hampir memenggal kepala adiknya. Berpose kece sambil menatap si engkong galak.

"Pilar angin..." Gumam engkong pelan.

"Kau sudah paham ya. Aku adalah angin, yang akan memotong kepala mu, sialan!" Balasnya dengan seringai andalan yang menghiasi wajah sangarnya. Memancarkan aura psikopat sadis barbar yang kejam.

[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang