"Tanjiro,"
Oyakata-sama, beliau menyempatkan diri untuk berkata diiringi senyum khasnya. "Sampaikan salamku pada Tamayo-san."
Tanjiro yang sedang pasrah diseret-seret dua orang kakushi hanya bisa tersentak bingung. Dirinya ingin menjawab. Tapi malangnya, kakushi yang tadi kena marah hingga hampir ngompol itu menaboknya agar diam. Kasian.
"Sebelum kita memulai rapat ini, apa kalian pernah bertemu dengan dua pemburu iblis bernama (Y/n) dan Haruka?" Pemimpin organisasi ini kembali bertanya.
Shinobu terdiam sesaat. "Mereka sedang dirawat di kediamanku. Memangnya ada apa, Oyakata-sama?"
"Aku berpikir mereka bisa diandalkan sebagai seorang hashira." Oyakata-sama tersenyum. Semoga anda tidak menyesal merekrut dua orang meresahkan ini, yang mulia.
Kesembilan anggota tertinggi di pasukan ini terdiam. Kaget sekaligus bingung dengan apa yang baru saja pemimpin mereka katakan ini. "Apa yang spesial dari mereka, Oyakata-sama?"
Yang ditanya hanya tersenyum lembut. Lalu berkata, "Kau akan tahu saat melihatnya."
•••
Hatchim!
"Ini korona apa udah masuk isekai, ya?" Haruka di atas kasurnya nampak bergumam sembari mengusap hidung. Kemudian melirik ke sebelahnya, tepat di mana nona besar sedang tertidur lelap. "Kok jadi curiga ni anak jiwanya kesedot ke isekai lain-"
Hatchim!
Ya, pas sekali. Makhluk bermarga Ishikawa yang baru saja diomongin ini langsung bangun dan bersin dengan elitenya. Kalau kata orang, panjang nafas pendek umur. "Duh, tadi aku mimpi di swab dua puluh kali masa."
"Wah, nanti hidungnya lebar awas."
(Y/n) menengok sembari mengusap hidungnya dengan lengan pakaian. "Kan cuma mimpi, ngab."
"Lap nya pake tisu atuh ih. Jorok pisan." Haruka buru-buru menyodorkan sekotak tisu, dan langsung diterima oleh sahabatnya itu. "Yamaap gan. Gak liat ada tisu."
Keduanya hening. Suasana di sana memang damai, jadi tenang dan tak ribut. Hanya saja ...
"TIDAAAKKK! OBAT ITU SANGAT PAHIT! AKU TIDAK MAU MEMINUMNYA!!"
Siapa? Ya jelas si kuning gledek, bang jenit.
Kasihan loli yang sedang mengurusnya itu. Siapa we namanya? Koyo ya kalau gak salah. Ia dibuat pusing dengan keributan yang dihasilkan Zenitsu.
"Ssst, bang. Malu apa ih udah gede masih takut obat." (Y/n) menenangkan, karena merasa telinganya akan meleduar mendengar teriakan jantan si bucin Nezkoh.
Zenitsu yang masih ngik-ngok lantas menoleh. "TAPI OBATNYA MEMANG PAHIT!!"
Kesal, (Y/n) akhirnya menyibak selimut, lalu turun dari kasur dan berjalan dengan menghentakkan kakinya kasar. Di raihnya obat tersebut dan memaksa Zenitsu minum. "Ayo, ini demi kesembuhanmu."
"KENAPA KAU IKUT-IKUTAN!"
"MINUM AJA NAPASIH ANJER?! OBAT DOANG BUKAN SIANIDA! NIH, GUE MINUM- buset pait."
"..."
Kiyo semakin panik. Sementara Haruka hanya bisa memalingkan wajahnya malu. Pura-pura ga kenal ajalah ya. Tapi untungnya, Aoi datang. Menenangkan keduanya yang masih bertengkar pasal obat.
"JANGAN BERISIK!!"
Baik (Y/n) maupun Zenitsu langsung kicep begitu mendapatkan omelan maut Aoi yang emakable itu. "Anu- aku tadi hanya membantu Zenitsu meminum obatnya kok- nah itu hahaha ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba
AdventureBelanja di indoapril tapi lupa bawa dompet. Balik-balik malah kepeleset. Sungguh malang sekali bukan nasib gadis ini? Ishikawa (Y/n) namanya. Siswi SMP yang gemar ngewibu, pindah alam akibat kecerobohannya sendiri. Menyesal? Tidak. Bersyukur? Iya. K...