Wah, kenapa ini kok tiba-tiba judulnya Akaza? Apakah ini adalah pertanda kita akan meet dengan oni berkepala basket itu?
"Sabodo teuing, yang penting ku mau memenuhi tugas sebagai pemburu iblis sejati." (Y/n) berkata dengan jantan. Eh, dia kan cewek.
Kiri seperti biasa sedang duduk di kursi goyang. Tangan kanannya memegang cangkir kopi, dan tangan kirinya memegang selembar koran. "Selamat asa, nakku. Mau uang jajan berapa?"
"Kosplay jadi bapak-bapak kau?"
Kiri menyengir quda, (Y/n) memutar bola matanya malas. Ia kini sudah berpakaian rapi dengan seragam pasukan pemburu iblis dan haori. Juga sebilah nichirin yang sudah jadi. "Ku berangkat dulu ya, doain moga sukses." Setelah pamit, dirinya langsung melangkah dengan penuh semangat.
"Udah kayak nganterin anak gadis masuk SMP aja gue anjeng." - Bapak Kiri2k21
•••
"Udara pagi hari memang gada lawan."
(Y/n) bergumam santai. Sedikit melakukan peregangan ringan. Ekor matanya melirik sang gagak yang terbang anteng di atasnya. Seketika, senyum pun menghiasi wajahnya. "Rejeki anak Sholehah, dapet gagak gak ribut. Asik nih awoakwoak."
"KWAKKK!! CEPATLAH!! LAMBAT SEKALI JALANMU!!" Baru sedetik merasa di atas awan, si gagak malah berteriak. Membuat (Y/n) memasang wajah masam.
'Kutarik ucapanku gagak ajg.' Padahal mottonya sama seperti panutan sehidup semati nya, Uzumaki Naruto. Tidak akan menarik kembali kata katanya. Namun, hal itu berkebalikan.
"Yaudah, kalau ketinggalan jangan nyesel yak." balas (Y/n) kesal, dan langsung menghilang. Membuat gagaknya terkejut.
Gak bakal nyasar dia, kan?•••
(Y/n) POV
Pagi berganti siang, siang berganti sore, dan sore berganti malam. Tak terasa, akhirnya aku tiba di tkp. Berasa jalan kaki dari Jakarta ke Bandung, anjeng.
Aku langsung menajamkan penglihatanku. Mencari sosok seiblis iblis yang tak nongol-nongol. Hingga akhirnya,
"Oi, anak kecil!! Apa yang kau lakukan di kawasanku? Mau jadi makanan ku heh?"
Aku menoleh. Sesosok iblis dengan wujud yang absurd tengah menatapku. Itu iblisnya?"Jangan panggil aku anak kecil iblis!! Namaku (Y/n)!! Orang yang akan membunuhmu!!" Seruku dengan semangat berapi-api, menirukan gaya karakter film kartun kesukaan ku dulu.
"Sebelum kau membunuhku, aku akan memakanmu dulu. Hiya!!" Iblis itu mulai menyerang dengan cakarnya.
Dahiku berkerut. Kemudian, dengan cepat ku menarik nichirinku dari sarungnya, dan menangkis cakaran si iblis. Melihat ada kesempatan, aku menendang perutnya hingga terpental sedikit ke belakang.
Iblis itu terlihat menyeringai. "Lumayan juga untuk seukuran pemula. Hei, bagaimana dengan ini?!"
Ia mulai melompat di bawah terangnya cahaya bulan. Tak ingin kalah, aku pun ikut melompat, dan bagaikan slowmo estetik, kami seperti terbang di udara.
"Dengan apa, iblis? Sebelum kau memperlihatkan serangan indahmu, akan kehancuran kau lebih dulu!"
"Nafas Aurora, bentuk keempat: Sayatan pecahan kaca Aurora malam!"
Srash!
Kepalanya terpenggal, dan ia jatuh ke bawah dengan tatapan shock. Mungkin, jika kita melihat sudut pandangnya, ia sedang teringat dengan masa lalu nya. Sebagian iblis akan kembali diingatkan dengan masa masa ketika masih menjadi manusia jika mendekati kematian, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Aurora | Kimetsu no Yaiba
AdventureBelanja di indoapril tapi lupa bawa dompet. Balik-balik malah kepeleset. Sungguh malang sekali bukan nasib gadis ini? Ishikawa (Y/n) namanya. Siswi SMP yang gemar ngewibu, pindah alam akibat kecerobohannya sendiri. Menyesal? Tidak. Bersyukur? Iya. K...