Hari demi hari terus berganti, kepergian jungkook ke jepangpun sudah didepan mata. Yah... Pagi ini jungkook akan pergi ke jepang. Semua sudah ada dibandara, tepatnya direstoran yang ada di bandara untuk sarapan bersama, termasuk orangtua jungkook yang 2 hari lalu pulang ke korea untuk untuk melihat jungkook anaknya yang mungkin selama 7 tahun tidak akan mereka lihat dulu.
Sinb sedari tadi tidak banyak bicara, ia merasa hatinya sakit, sangat sakit hingga tak mampu untuk mengatakan apapun. Ia hanya ingin menangis saja rasanya.
"Sinb ah, kenapa kau tak berbicara apapun eoh?" tanya jungkook yang duduk disamping sinb.
"Hmmm.. Apa yang harus aku katakan oppa? Aku sudah kehilangan kata kata" lirih sinb.
Jungkook diam, dia melihat pada semua orang disana.
"Sinb ah, kau sedih eoh?" tanya sowon.
"Eonni menanyakan pertanyaan yang tak harus dijawab" jawab sinb.
"Sinb ah.. Gwaenchana, semua akan baik baik saja" ucap yerin.
"Bahkan saat inipun aku sudah tidak baik baik saja" balas sinb sambil menunduk.
"Sinb ah.. Kau sudah berjanji pada jungkook juga pada kita semua, kau ingat kan janji yang kau buat?" Tanya V.
"Aku ingat oppa.. Aku berjanji tidak akan sedih saat jungkook oppa pergi. Aku tidak akan menangis. Aku tidak akan membuat jungkook oppa cemas saat pergi. Aku akan merelakan jungkook oppa untuk mengejar cita citanya menjadi seorang dokter dan aku juga akan mengejar cita citaku menjadi seorang pelukis hebat. Nanti kita akan bertemu saat kita sudah sukses" jawab sinb.
"Lalu... Kenapa kau sedih saat ini eoh?" Tanya kembali V.
"Oppa.. Mengucapkan itu mudah, tapi tidak dengan kenyataannya oppa.. Aku tidak ingin sedih tapi hatiku sudah merasa sakit, aku harus bagaimana?" Ucap sinb yang sudah berkaca kaca.
Dengan sigap, jungkookpun membawa sinb kedalam dekapannya.
"Uljima. Oppa tidak ingin melihatmu menangis disaat terakhir oppa harus melihatmu eoh. Oppa tidak suka itu. Kau mau oppa marah eoh?" Ucap jungkook.
"Aniyo.." Jawab sinb.
"Walau kita berjauhan percayalah hati kita selalu berdekatan. Kita sudah bersama sama sejak kecil. Jangan sakit, jaga kesehatanmu. Jangan nakal. Kau akan mulai kuliah, Kau harus rajin belajar. Oppa percaya kau akan menjadi seorang pelukis terkenal dan membanggakan kita semua" ucap jungkook sambil terus mengusap kepala sinb.
Sinb hanya mengangguk didalam dekapan jungkook.
"Cahh.. Lihat sini" jungkook melepas pelukannya dan memegang wajah sinb yang sudah banjir air mata.
"Sudah... Ini terakhir kalinya kau menangis eoh. Oppa tidak suka melihatmu menangis. Oppa benci akan hal itu. Kau terlihat jelek saat menangis" ucap jungkook sambil mengelap air mata sinb.
"Berjanjilah. Kau harus selalu bahagia dan tersenyum" perintah jungkook.
"Yaksok?" Jungkook menyodorkan kelingkingnya pada sinb.
"Hmmm?" Dehem jungkook saat tak ada respon dari sinb.
Sinbpun mengangguk.
"Ne, yaksok. Berjanjilah, oppa juga harus tersenyum dan bahagia. Oppa jangan lupa harus mengabariku terus, setiap saat, setiap detik kalau bisa. Oppa jangan banyak belajar, nanti sakit. Oppa harus makan yang teratur. Cepatlah selesaikan kuliahnya agar oppa segera kembali ke korea ne." Ucap sinb.
"Ne, yaksok" balas jungkook.
Merekapun menautkan kelingking mereka.
"Anak eomma, kalian sudah dewasa sekarang. Tidak terasa, dulu eomma masih bisa menggendong kalian. Kalian yang selalu bertengkar namun saling menyayangi, kini kalian sudah besar. Kalian mulai harus memilih tujuan hidup kalian" ucap tiffany sambil berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm serious
Fanfictiontentang seorang cewe manja yang selalu mengaku ngaku kalau dia adalah pacar yang nantinya akan menjadi istri seorang lelaki yang dingin yang sudah bersama sama dengannya dari kecil. bahkan si cewe itupun sekarang tinggal di rumah keluarga si cowo, k...