10

1.8K 125 13
                                    

Sinb mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya.

"Uh, eodi??" Tanya sinb sendiri saat ia melihat ruangan serba putih.

"Huh?" Sinb melihat infus menempel dipunggung tangan kanannya.

"Heoll, rumah sakit..." Lirih sinb.

"Kenapa aku bisa ada disini?" Ia mencoba mengingat apa yang terjadi.

"Ahhh.." Lirihnya saat ingat kenapa ia sampai disini.

Ya.. Tadi siang saat sinb pingsan jungkook membawanya ke UKS, setelah beberapa lama, sinb tak kunjung sadar, suhu tubuhnya semakin panas, akhirnya salah satu perawat UKS menyuruh jungkook untuk membawa sinb ke rumah sakit.

"Auhh.. Kepalaku pusing sekali" ucapnya memegang kepalanya.

"Apa jungkook tak menemaniku disini??" Gumam sinb.

"Haissshh, sinb.. Sadarlah, sekarang kalian sudah tak saling kenal, jadi mana mungkin jungkook akan menemaniku.." Lirihnya.

Saat sedang asyik asyiknya melamun ada seseorang yang datang keruangan sinb, tak lain adalah jungkook.

Jungkook menghampiri sinb, sinb berusaha menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang. Ia sedikit kesusahan, jungkookpun membantunya hingga akhirnya ia bisa bersandar.

"Gomawo.." Ucap sinb.

"Hmmm.." Heningg.

"Kau sudah merasa baik?" Tanya jungkook memecahkan keheningan.

"Ne, hanya sedikit pusing saja" jawb sinb sedikit canggung.

"Bi ah.." Lirih jungkook.

"Nee.." Mereka sama sama canggung.

"Aku tak merasa nyaman dengan semua ini, bersikap seolah olah kita tak saling kenal, aku tak bisa. Kita sudah berteman sejak kecil, semenyebalkannya kamu, aku tak bisa mengacuhkanmu. Walau aku kesal pasti terselip rasa khawatir padamu" ucap jungkook.

Sinb menundukkan wajahnya, ia tak bergeming.

"Bi ah, bisakah kita tak memperpanjang urusan ini lagi?, bisakah kita memulai persahabatan kita lagi? Bisakah kita tak saling mengacuhkan eoh?" Jungkook.

"Sinb ah lihat aku" suruh jungkook yang melihat sinb masih menunduk.

"Kook ah, apa bisa? Sekarang sudah eunha disampingmu, apa aku masih bisa bersahabat denganmu?" Tanya sinb.

"Bi ah, eunha atau siapapun tak ada urusannya dengan pershabatan kita, eunha memang pacarku, tapi dia tak bisa mengatur persahabatan kita" jungkook.

"Jeongmal? Kau masih mau bersahabat denganku yang bodoh, manja, menyusahkan ini?" Sinb.

"Yakk!! Mianhe, aku pernah mengataimu begitu. Tapi kumohon, bisakah kau memulai kehidupan yang baru? Bisakah kau meninggalkan kebiasaan kebiasaan burukmu dulu?" Jungkook.

"Apa kau sudah tak menerimaku apa adanya?" Sedih sinb.

"Bukan begitu bi ah, kita sudah besar sudah dewasa, kita punya masa depan sendiri sendiri, kita punya impian kita yang harus terwujud. Aku sedang mengejar masa depanku. Kau juga harus mengejar masa depanmu. Kau harus mulai bisa berteman dengan orang lain, kau lihat tadi siang yuju dan umji membelamu dihadapan kita, itu artinya mereka peduli padamu, mereka menganggap diri mereka adalah temanmu tapi kau tak melihatnya sama sekali, kau tak bisa terus bergantung padaku, apalagi sekarang aku mempunyai yeojachingu, aku tak selamanya bisa disampingmu, bukan berarti kau menyusahkanku, tapi aku ingin kau mempunyai sandaran lain selain aku, kau juga harus rajin belajar, aku tau kau mampu, aku tau kau pintar, hanya saja kau malas, kau ingat saat dulu aku TK, aku tak pandai menggambar, siapa yang mengajariku menggambar? Kau.. Kau mengajariku menggambar, siapa yang waktu SD mengajariku matematika saat aku tak bisa mengerjakan PR? kau sinb ah kauu. Aku tau kau begini karna kau kehilangan kedua orangtuamu. Tapi kumohon, mereka akan sedih dialam sana jika kau seperti ini terus, kau selalu dimarahi bahkan dihukum guru disekolah yang bahkan orangtuamu saja tak pernah memarahimu, mereka akan sedih bi, apa kau ingin mereka kecewa karna mereka rasa tak benar mendidikmu?" Celoteh jungkook panjang lebar berusaha membuat sinb mengerti.

i'm seriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang