². ᴾᵉʳⁱʰᵃˡ ᵏᵉᵗⁱᵈᵃᵏʲᵉˡᵃˢᵃⁿ

14.2K 2.4K 2.4K
                                    

|[ Revisi ✔ ]|

Istirahat baru saja usai. Bel pertanda masuk baru saja berbunyi, semua murid berhamburan masuk ke dalam kelas lagi. Ini masih hari yang sama— hari pertama Yoora sekolah. Yoora masuk ke kelas sebelas IPS 5, duduk satu meja dengan pria yang bernama Jihoon Park Al-Mansur atau biasa di panggil Jiun.

Jihoon itu teman kecil Yoora, sekaligus satu komplek juga dengan Yoora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon itu teman kecil Yoora, sekaligus satu komplek juga dengan Yoora. Dia ini tipe-tipe manusia yang suka mencari keributan, mulutnya tidak mau diam, cerewet, julid, usil, selalu ingin menang sendiri. Jihoon itu bendahara kelas, soalnya kalau nagih uang seperti preman, terus kalau yang tidak bayar biasanya dia gibahkan ke semua orang sampai ada yang pernah menangis karena bacotnya terlalu bar-bar.

Jihoon awalnya duduk bersama Junghwan, si ketua kelas. Tapi ketika Yoora masuk ke kelas, Jihoon langsung mengusir Junghwan agar pindah tempat duduk, agar dia bisa duduk bersama Yoora.

 Tapi ketika Yoora masuk ke kelas, Jihoon langsung mengusir Junghwan agar pindah tempat duduk, agar dia bisa duduk bersama Yoora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo udah selesai belum? Ayo ke kelas, gue udah selesai nih."

Jihoon hanya menatap Yoora, Yoora sedikit memicingkan netranya. Tak lama Jihoon mengambil 3 susu kotak setelah itu lari meninggalkan Yoora.

"RA BAYAAARRIIINN...."

Yoora berlari ke arah lift mengejar Jihoon, tidak perduli dengan susu kotak yang belum di bayar itu. Yang jelas Yoora tidak mau membayarnya, biarkan Jihoon yang menanggung resikonya.

Yoora berhenti di lantai empat sambil mengatur napasnya yang tidak teratur. Lalu matanya menilik ke lantai bawah, ke arah lapangan. Yoora melihat keberadaan seseorang yang sedari tadi dia cari, iya Junkyu. Lantas bibir Yoora tersenyum, hatinya seperti bahagia, entah karena apa.

Junkyu sedang hormat ke arah bendera, tapi wajahnya menunduk, mungkin panas. Yoora kasihan, tapi bagaimana lagi, tidak mungkin kan Yoora menghampirinya lalu memayunginya.

Lalu, yang sekarang menjadi pusat perhatian Yoora itu orang-orang yang berlalu lalang di sekitar lapangan, mereka menatap ke arah Junkyu seperti tidak suka bahkan ada yang sampai menunjuknya.

Teruntuk JUNKYU || ᴊᴜɴᴋʏᴜ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang