Btw masih ada yang nyimpen cerita ini di perpus gak? Gak sampe lumutan kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beginilah aku, sekeras apapun diriku pasti akan lemah- jika sudah menyangkut kamu.
~ Yoora ~
___
Junkyu sudah berada di sofa kamar tamu rumah Yoora, tangannya asik mengobati luka-luka di tubuhnya. Dia sendiri disana. Yoora tidak ada, dia sedang disidang papinya.
Tatapan Junkyu kosong, ruang pikirnya sedang terbuai oleh lamunan, kendati sejam lalu dia sudah kenyang menangis, tetapi ternyata ketika sendiri kesedihan bekerja semakin keras di dalam dirinya. Sehingga perasaan-perasaan ketakutan masih mendominasi.
Tadi ketika Yoora bersamanya, Junkyu sudah mulai tenang, entah itu efek Yoora yang menenangkan atau memang dirinya yang sudah cukup malu untuk menangis dihadapan gadisnya. Tapi sekarang ketika dia sendiri sambil ditemani ruang berima hening, ketakutannya malah menjadi. Anehnya, Junkyu hanya mengikuti tanpa ingin membuyarkannya.
DORR-GDOORR.
"BEL-BEL!!"
DORR-GDOORRR.
Junkyu mengerjapkan matanya beberapa kali, berharap tersadar dari lamunan.
"WOY ANABELL BUKA GEMBEELL....."
"I-iya Mashi masuk saja, pintunya tidak dikunci."
Pintu terbuka. Mashiho dengan cepat berlari ke arah Junkyu.
"Bel lo kenapa nying?" Mashi mengibaskan tangannya pada luka di tangan Junkyu, Junkyu yang merasa perih hanya meringis kecil.
"Eh, emang sakit?"
Junkyu tersenyum kecil, "biasa saja kok."
Mashiho mengibaskan tangannya lagi pada luka Junkyu, kali ini lebih kencang.
"Arghh."
"Sakit bel?" tanya Mashi dengan wajah polos, sambil berjongkok di bawah sofa depan Junkyu.
