¹⁶. ˢⁱ ᵗᵘᵃⁿ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᵖᵉˢᵒⁿᵃⁿʸᵃ

6.5K 1.4K 886
                                    

Dari sekian banyak tumpukan manusia-yang bernapas di bentala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari sekian banyak tumpukan manusia-
yang bernapas di bentala.
Aku berani berteriak di semenjana cakrawala
kalau aku hanya mencintai napasnya.
Sudah itu saja.

~Yoora~

___

Sore ini langit terlihat cerah, tidak seperti biasanya yang kentara dengan awan kelabu.

Yoora memandangi wajah Junkyu dengan tatapan penuh kebahagiaan. Ini cinta kah, atau hanya segenap rasa kagum? Wajah pria itu selalu berbinar seperti biasa. Seperti manusia tanpa memiliki beban hidup, pedahal nyatanya hidup dia sangat berbelit-belit dengan segala masalah rumit tak terkendali.

Sesekali Yoora meniup permen karet rasa strawberry yang ia kunyah menjadi gelembung seperti balon, ia melakukan itu mengikuti Junkyu.

"Ara, sudah kah menatapnya?"

Yoora semakin tersenyum dengan pertanyaan lugu Junkyu.

Yoora tadi minta izin pada Junkyu untuk memperhatikan wajahnya, awalnya pria itu menolak tapi akhirnya hanya bisa menyerah karena Yoora mengancam menciumnya di halte yang sedang ramai. Oh tidak, Junkyu tidak mau ciuman di depan umum. Mau ditaruh dimana wajahnya, jika ada orang memergoki anak SMA dengan seragam yang masih melekat sekaligus masih duduk di depan halte sekolah sedang asik berciuman. Ayolah, ini Indonesia bukan Korea. Kendati, darahnya masih kental dengan negara ginseng tapi Junkyu masih sadar diri kalau Indonesia tidak sebebas negara asalnya.

Lagi pula Yoora orangnya nekat, dia mana perduli dengan orang-orang.

Junkyu hanya menyembunyikan kegerogiannya dengan meniup dan meletuskan balon permen karetnya, dia masih berusaha tetap tenang walaupun pada kenyataannya jantung dia tidak bisa di kontrol semudah yang dibayangkan.

"Nanti yah, kasih waktu lagi," sambung Yoora santai. Netranya masih pada satu arah. Menatap Junkyu.

"Tapi mau sampai kapan Ara?"

"Bentar lagi. Itung aja sampe lima puluh lima menit."

"Lama sekali." lirih Junkyu pelan pada dirinya sendiri. Tapi masih terdengar jelas di telinga Yoora.

"Itu bentar Jun, malah terlalu singkat."

"Jujun itung sampai tiga saja yah?"

"Jahat banget."

"Jujun sudah kewalahan dengan jantung Jujun Ara, sedari tadi berdetaknya tidak santai."

Teruntuk JUNKYU || ᴊᴜɴᴋʏᴜ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang