⁵. ᴾᵉʳᵗᵃⁿʸᵃᵃⁿ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵃᵏ ᵗᵉʳʲᵃʷᵃᵇ

8.9K 1.8K 2.3K
                                    

|[ Part 5-end not revisi ✖ ]|


Entahlah, ada saja pertanyaan
Yang membuatku penasaran padanya.

~Yoora~

___

Yoora melangkah cepat ke arah kamarnya. Tapi sebelum daksanya benar-benar dimakan pintu kamarnya, ada sesuatu yang menghentikan derap langkahnya.

"HEH ARA ANJING SINI LO!"

Sebuah teriakan sarkasme menggema dipenjuru ruang. Itu Mashiho. Dia berada di semenjana ruang keluarga, dengan saudara Yoora yang lain, tak lupa ada papinya juga disana.

"NYANTAI BANGSAD!" teriak Yoora tak kalah kencang, karena kesal kepada kembarannya. Yoora salam pada papinya.

"Itu tuh pi si cabe papi, masa baru hari pertama keluyuran. Ngelonte ya lo?!"

"Heh Mashi ngomong di filter dulu lo!"

"Masa jam segini baru pulang. Perawan apaan tuh kaya gitu!"

Yoora langsung menyeleding kaki Mashiho. Mashiho hanya meringis kesakitan.

"Cewe apaan kaya gini? Mental kuli lo. Sama sekali ga ada cocok-cocoknya jadi perawan! Jadi tukang bangunan aja sono."

Papinya hanya geleng-geleng melihat pertengkaran anaknya yang setiap hari selalu seperti itu. Hyunsuk masih pokus dengan laptopnya, mungkin dia sedang mengerjakan program kerja OSPEK. Asahi sedang pokus ngemil pocky sambil menonton kartun Upin & Ipin tanpa terganggu sedikitpun. Sedangkan Yedam tidak ada, dia sedang sibuk bersama kerjaan-kerjaannya di kantor.

Yoora duduk di dekat papinya, lalu memeluknya.

"Capek?" tanya papinya lembut sambil membenarkan helaian rambut Yoora. Yoora hanya mengangguk.

"Kalau manja ga usah idup!"

Yoora hanya melemparnya dengan bantal sofa, karena sedang malas meladeninya.

"Muridnya pada baik pi," Yoora bercerita.

"Bagus deh," papi mengelus kepala Yoora.

Yoora bangun, lalu menatap Mashiho, "Mashi gue mau nanya dong."

"Geprek 1, bubble tea 1."

"Dih gitu amat lo ama si bungsu."

"BUNGSU TAI!!!"

"Gue bacok jadi debu lo!"

"YAUDAHLAH LO GAK USAH NANYA. RIBET!!"

Yoora menarik napas berat, "iya nanti malem gue pesen go-food."

Mashiho langsung tersenyum kegirangan, lalu mendekat.

"Bagian urusan perut aja nomor satu."

"Hehe, mau nanya apa?"

"Lo kenal Junkyu gak? Dia seangkatan ama kita."

Mashi diam seperti berpikir, "gebetan yah?"

"Calon jodoh, doain."

Papi yang sedang membaca majalah langsung mengalihkan atensinya ke arah Yoora, lantas dia tersenyum, Yoora juga tersenyum ke arahnya.

"Ganteng?" tanya Mashi.

"Banget," sahut Yoora bersemangat.

"Emang iya?"

"Seriusan, gue kaga boong."

Teruntuk JUNKYU || ᴊᴜɴᴋʏᴜ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang