⁸. ᴾᵉˢᵒⁿᵃ⁻ᵖᵉˢᵒⁿᵃ ᵖʳⁱᵃ ˡᵘᵍᵘ

7.7K 1.6K 1.4K
                                    

Aku hanya ingin menjadi kekuatanDisaat dirimu merasakan kerapuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya ingin menjadi kekuatan
Disaat dirimu merasakan kerapuhan.

~Yoora~

___

Kamis siang, pukul delapan. Perasaan Yoora berirama kesal, tangannya mengepal, kaki jenjangnya ia langkahkan melewati kebisingan ruang, sebal-sebal dalam dirinya kian menebal. Atensinya ia alihkan kepada buku dengan coretan soal di dalamnya, perasaan kesalnya tumbuh akibat soal-soal sialan itu.

Hari ini pelajaran matematika, pengajarnya pak Taehyung, dan Yoora baru saja diusir olehnya. Gara-gara buku tugas matematika tertinggal di rumah. Kekesalan Yoora semakin meningkat ketika pak Tae menyuruhnya mengerjakan tugas matematika lagi dari awal di buku catatan yang lain.

Sekarang tujuan Yoora hanya perpustakaan.

Kekesalan yang berdominasi dalam dirinya seketika berubah menjadi kebahagiaan tersendiri. Yoora tersenyum ketika melihat ada Junkyu di dalam perpus sambil membaca buku dengan tenang.

Sebenarnya ini sudah empat bulan Yoora bersekolah di tempat itu. Berarti, sudah empat bulan juga Yoora mencintai Junkyu. Waktu memang berlalu begitu cepat. Hubungannya dengan Junkyu semakin hari semakin indah. Yoora mencintai semua yang berhubungan dengan Junkyu. Namanya juga cinta tanpa alasan pun kalau sudah waktunya jatuh cinta pasti akan merasakan jatuh cinta.

Yoora mendekat ke arah Junkyu, lantas menutup mata Junkyu menggunakan kedua telapak tangannya, posisinya di belakang Junkyu. Junkyu langsung memegang tangan Yoora yang sedang menempel di matanya.

"Ara," lirihnya lembut sambil tersenyum.

Junkyu menarik tangan Yoora lembut, seperti menyuruh duduk di sampingnya. Yoora hanya menurut, dan langsung memeluk tangan Junkyu. Junkyu diam mematung, kebiasaan Junkyu kalau sedang dibuat manis pasti diam. Lantas, Junkyu mengelus kepala Yoora bagian belakang, Yoora menatapnya sambil tersenyum.

"Kok ketebak sih?"

"Ara tidak pintar menyembunyikan sesuatu."

"Berarti Ara bodoh dong?"

"Jujun tidak bilang," bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman yang sangat lebar, sampai giginya nampak jelas terlihat.

"Ara boleh kan menemani Jujun disini? Lagian tempat kita di pojok ga bakal ada yang tau. Terus murid-murid juga ga ada yang ke perpus waktu jam pelajaran."

"Iya, kalau sepi tidak apa-apa."

"Jun?"

"Iya Ara?"

"Jujun manis," ucap Yoora seraya tersenyum. Junkyu diam merasakan jantungnya yang kian berdetak cepat.

"Ara berbicara apa sih?"

"Kamu manis."

"Terserah Ara," Junkyu terlihat salah tingkah, Yoora hanya nyengir menatapnya.

"Ara jangan seperti ini yah nanti kita masuk BK."

Teruntuk JUNKYU || ᴊᴜɴᴋʏᴜ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang