²¹. ᴴᵘʲᵃⁿ ᵖᵉⁿⁱᵏᵃᵐ ʲⁱʷᵃ

6.3K 1.3K 740
                                    

Hidup tak selalu mulusTerkadang tak lurusHidup tak selalu bahagiaTerkadang bisa terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup tak selalu mulus
Terkadang tak lurus
Hidup tak selalu bahagia
Terkadang bisa terluka.

~Junkyu~

___

Masih di dalam roftop. Dingin masih mendominasi; hujan, angin, dan petir, semuanya menyatu menjadi satu. Gelap pun turut andil meredumkan hari, menebar resonansi bercengkerama dengan bulu kuduk.

Untung saja roftop Yoora tidak terbuka melainkan dikelilingi kaca, sehingga hawa-hawa dingin penusuk tubuh hanya sedikit terasa.

"Ara mau ke dalam tidak? Sepertinya Ara kedinginan," Junkyu bertanya, tangannya masih ia gosok-gosokan.

"Enggak. Ara masih pengen ama kamu."

Junkyu diam.

"Kita ke dalam bersama."

"Di sini aja, sejuk."

Junkyu menepuk-nepuk lantai sebelah pahanya yang bersila.

"Ara pucat. Sini dekat Jujun agar sedikit hangat."

Lantainya kembali Junkyu tepuk, Yoora yang menyadarinya hanya mengangguk antusias, kemudian berdiri menghampiri Junkyu.

"Jun?" Panggil Yoora. Junkyu meraih tangan Yoora membawanya agar segera duduk di sampingnya. Yoora duduk di pinggir Junkyu, menyandarkan kepalanya di bahu Junkyu. Tangan Junkyu diletakan di atas kepala Yoora, mengelusnya dengan lembut.

Yoora menelan ludah, matanya sekarang terpejam, tidak melihat sinar lilin atau semua jenis sinar di dunia. Hanya sinar gelap hasil pejaman matanya sendiri.

Yoora membuka mata, melirik ke arah Junkyu yang pandangannya pokus ke depan. Matanya selalu sama; membulat, dan sangat menggemaskan.

"Jun, deg-degan yah?"

Junkyu mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu tersenyum lugu.

"Ketahuan yah?"

Yoora langsung menatap Junkyu kemudian mengangguk. Sebelah tangannya naik ke arah wajah Junkyu. Yoora memainkan bulu mata Junkyu dengan lembut.

"Jantung Jujun selalu seperti itu kalau dekat dengan Ara. Ara bagaimana, deg-degan tidak?"

Tangan Yoora menutup mata Junkyu, seketika ia cekikikan sendiri. Junkyu hanya tertawa pelan dengan mata masih tertutup, Yoora selalu saja membuat Junkyu ingin tertawa hanya dengan perlakuannya.

Teruntuk JUNKYU || ᴊᴜɴᴋʏᴜ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang