Caca terbangun dari tidurnya. Tenggorokan nya terasa kering. Ia melirik ke dinding dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 2 malam. Caca menyibakkan selimutnya dan keluar kamar untuk turun ke dapur mengambil minum.
"Huh kebiasaan deh kalo malem lupa siapin minum jadi harus turun kan" ucap Caca. Ia segera mengambil gelas dan mengisi air sampai penuh. Caca berjalan untuk menaiki tangga. Langkah nya terhenti saat melihat ada bayangan hitam yang seperti sedang mengendap-endap.
"Siapa tuh?" Caca mengumpat di balik dinding. Ia mengambil sapu untuk jaga-jaga. "Udah deket nih. Enak aja lu mau maling dirumah gua" kata Caca kemudian ia langsung meloncat ke arah maling dan
Bugh
Bugh
Bugh
Caca memukuli maling itu tanpa ampun "EHH AMPUN AMPUN BERENTI BERENTII" teriak lelaki itu.
"Kok kaya kenal ya suaranya?" Gumam Caca. Caca pun menghentikan aksinya. Dan saat lelaki tersebut berbalik arah menatap Caca, mata Caca sontak melotot
"ELO?!" Teriak Caca. Dareen langsung membekap mulut Caca. "Ssttt jangan berisik. Nanti ketauan Papa sama Mama bisa abis gue jam segini baru balik" kata Dareen berbisik.
"Bodo gue aduin" Caca melempar sapu asal, kemudian langsung berjalan menaiki tangga. Dareen buru-buru mengejarnya dan mencekal tangan Caca.
"Etss mau kemana?" Tanya Dareen.
"Aduin lo lah biar di omelin" kata Caca berusaha melepaskan cekalan nya.
"Kalo lo aduin, gue bakal-"
"Bakal apa? Bakal nyumpahin gue jomblo seumur hidup? Cih gak mempan sorry" kata Caca remeh.
"Gue balal cium lo sekarang juga" kata Dareen cepat.
"Bodo. Cium doang dikira gue jiji gitu sama ludah lo? Gak lah bego" kata Caca.
"Yaudah, kalo gitu gue bakalan lakuin hal lebih dari ciuman" kata Dareen semakin mendekati Caca.
"Apa? Pelukan? Yaelah dari kecil kita juga sering pelukan" kata Caca sambil memalingkan wajah nya dari Dareen.
Kemudian Dareen langsung melahap rakus bibir adik nya itu. Ia melumat nya dan menggigit bibir bawah Caca agar terbuka.
"Mmmpphh" erang Dareen sambil berusaha melepaskan ciuman mereka.
Dareen semakin memasuki rongga mulut Caca dan menggigit bibir bawah Caca sehingga mengeluarkan bercak darah.
Dareen melepaskan ciuman nya kemudian Dareen membisiki Caca "kalo lo sampe bilang ke Papa sama Mama, gue bisa lakuin yang lebih dari ini" kata Dareen sambil menujukkan smirk nya kemudian langsung masuk ke dalam kamar nya.
Caca langsung memegangi detak jantung nya yang berdetak dua kali lebih cepat "anjir anjir ini jantung gue kenapa dag dig dug gini. Gak gak gak mungkin gue suka sama si jelek itu. Jangan sampeee" Caca langsung berlari memasuki kamar nya dan menutup diri nya dengan selimut.
Di sisi lain, Dareen sedang tertawa puas. Ia sedang membayangi wajah Caca yang kini sedang salting itu.
"Hahaha bibir lo manis juga. Gila nyesel gue kenapa ga dari dulu cobain punya ade sendiri" ucap Dareen sambil mengusap bibir nya itu.***
Pagi hari nya, suasana canggung menyelimuti Caca dan Dareen. Caca yang masih tidak percaya apa yang di lakukan Dareen semalam. Dan Dareen yang merasa bersalah atas perbuatan nya.
"Ini anak Papa kenapa sih kok pada diem-diem an?" Tanya Jimin mencairi suasana.
"Dareen, kamu lagi kenapa sayang? Sakit? Biasanya kamu yang paling bawel kalo lagi sarapan terus suka banget godain adik kamu" kata y/n sambil memegangi dahi Dareen.
"Ah ga papa Ma. Cuma lagi males aja ngomong hehe" kata Dareen sambil menggaruk kepala nya.
Kriingg
Bby Deena💜 calling...Dareen mengerutkan alisnya bingung. Tidak biasanya Deena menelfon diri nya saat pagi hari. Ia ijin ke kedua orang tua nya untuk mengangkat telfon nya
"Halo? Kenapa by?" Tanya Dareen lembut.
"Dareen, kamu gausah jemput aku ya" kata Deena di seberang sana.
"Loh kenapa?" Tanya Dareen heran.
"Aku lagi gaenak badan. Mungkin gara-gara semalem abis kita begitu, aku jadi kecapean hehe" kata Deena dengan suara serak nya.
"Oh yaudah. Gws baby. Nanti pulang sekolah aku kerumah ya? Kamu banyakin istirahat, jangan lupa minum obat" kata Dareen romantis.
"Iyaa makasih Dareen nya Deena. Yaudah sana kamu berangkat nanti telat loh" kata Deena.
"Iya yaudah. Bye love you honney muach" kata Dareen.
"Too baby, muach" ucap Deena.
Tut
Panggilan terputus. Dareen kembali ke meja makan untuk mengambil tas nya.
"Siapa dareen yang telfon?" Tanya Y/n.
"Calon mantu" kata Dareen santai.
Y/n hanya tertawa dan Jimin menggelengkan kepala nya. Heran dengan kelakuan Dareen.
"Ca, berangkat bareng gue yok. Deena hari ini gamasuk dia sakit" kata Dareen.
"Caca menatap Dareen sekilas kemudian menganggukan kepala nya.
"Caca sayang, kalo diajak ngomong jawab dong. Jangan cuma ngangguk doang. Gak sopan itu. Papa sama Mama gak pernah ya ngajarin kamu kaya gitu" kata Jimin menasehati Caca.
"Iya papah" kata Caca.
Kemudian Caca bangun dari duduk nya dan salim ke Jimin dan y/n. Begitu pun Dareen.
"Yaudah ayo" Dareen berjalan lebih dulu keluar di susul oleh Caca.
"Ayo naik" kata Dareen. Caca hanya diam dan menaiki motor besar milik Dareen.
"Pegangan nanti jatoh" kata Dareen berbicara di balik helm fullface nya.
Caca tidak menjawab dan hanya memegang malas jaket milik Dareen.
"Gue suruh pegangan Caca, pegangan itu kaya gini nih" kata Dareen sambil menarik tangan Caca untuk memeluk pinggang nya.
"Gak pernah di boncengin cowo lu ya? Kaku banget gue boncengin" kata Dareen sambil tertawa.
"Bacot" Caca langsung mencubit perut Dareen dan menyuruh nya untuk segera melajukan motornya.
Di perjalanan, Dareen terus saja berbicara untuk mencairkan suasana agar tidak canggung. Tapi Caca, hanya sesekali menaggapi ucapan Dareen. Caca masih malas berbicara dengan Dareen saat teringat kejadian semalam. Dareen yang mencium bibir nya secara tiba-tiba.
"Kenapa sih first kiss gue harus di ambil sama sodara gue sendiri? Kenapa gak nanti aja sama pacar gue?" Ucap Caca dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone Season 2
Teen Fiction[COMPLETED] Lanjutan friendzone season 1. Yang belum baca bisa baca yg kesatu dulu biar paham alurnya yaa