Suga sudah rapi dengan balutan jas nya. Hari ini ia tidak boleh telat untuk berangkat kerja karena ada meeting untuk membahas kerjasama bersama perusahaan besar milik orang yang menjadi incaran nya.
Suga menuruni anak tangga dan melihat kedua anaknya sedang sarapan. Ia tersenyum tipis. Ini pemandangan yang dari dulu ingin ia lihat. Tinggal menunggu y/n tinggal dirumah ini berasama kedua anaknya dan akan menjadi keluarga bahagia.
"Caca sekolah?" Tanya Suga.
"Iya Ayah. Lagian Dareen juga udah tau semuanya. Aku juga udah kebanyakan izin jadi mending sekolah aja" kata Caca.
Suga menyerahkan konci mobil ke Deena, "Deena sama Caca berangkat naik mobil ya. Ini konci nya. Papa mau kerja dulu. Dada semangat kalian sekolah nya" kata Suga.
"Papa gak sarapan?" Tanya Deena.
"Engga sayang. Papa ada meeting hari ini" kata Suga.
"Yaudah hati-hati Pa" kata Deena.
"Hati-hati ayah" kata Caca sambil melambaikan tangan nya.
Suga tersenyum senang. Ia segera keluar untuk menuju kantornya dan menaiki mobil sport miliknya itu.
***
Setelah kejadian kemarin, Dareen lebih banyak diam. Ia sangat kecewa terhadap semuanya. Apakah dirinya tidak penting? Sampai rahasia seperti ini pun ia tidak di beri tahu.
Dareen melihat isi kamarnya. Sekelibat bayangan Caca yang suka menggoda nya tiba-tiba muncul. Ia merasa kehilangan Caca. Ia ingin Caca tinggal disini lagi bersama nya.
Dareen memutuskan untuk segera berangkat sekolah. Walaupun ia tahu Caca tidak akan sekolah. Tapi Dareen berharap semoga Caca ingin kembali lagi kerumah ini.
Dareen berangkat sekolah tanpa sarapan, dan tidak izin ke kedua orang tuanya. Jimin dan y/n masih bingung dengan sifat Dareen yang mendadak berubah seperti itu.
"Mungkin dia lagi berantem kali Jim sama Deena. Jadi murung gitu" kata y/n.
"Yaudah. Aku berangkat kerja dulu ya. Kamu jaga rumah" kata Jimin sambik mengelus rambut y/n.
Cup
Jimin mengecup bibir y/n, "Morning kiss" katanya sambil tersenyum lebar kemudian segera keluar untuk menuju ke kantornya.
***
Jimin selaku CEO di perusahaan nya harus datang tepat waktu. Kini semua sudah berkumpul di dalam ruangan rapat. Tinggal menunggu partner yang akan diajak kerjasama itu.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka. Semua karyawan dari perusahaan partner nya itu masuk. Semuanya duduk rapi. Jimin menolehkan kepala nya dan betapa terkejutnya ia bahwa partnernya adalah musuh nya itu.
Jimin di persilahkan untuk menyambut para tamu. Jimin maju kedepan kemudian memberikan salam hangat kepada rekan rekan nya. Partner nya itu kemudian ikut berdiri untuk mengajak kenalan.
"Min yoongi" ulur tangan Suga.
"Park Jimin" balas Jimin.
"Senang bisa bekerja sama dengan perusahaan anda Tuan Park.Jimin" kata Suga sambil tersenyum miring dan sengaja menekankan nama Jimin.
"Saya menyesal telah menerima kerjasama ini" bisik Jimin.
Kemudian rapat dimulai sekitar satu jam. Saat rapat selesai, semua karyawan keluar. Kini tersisa Jimin dan Suga. Jimin melangkahkan kaki nya ke pintu, tapi ia langsung di hadang oleh Suga saat di depan pintu.
"Gimana? Pertemuan yang tidak di rencanakan bukan?" Tanya Suga.
"Minggir!" Bentak Jimin.
"Jimin, Jimin. Dari dulu kamu selalu bodoh ya haha" kata Suga tertawa jahat.
"Minggir ga!" Bentak Jimin.
Suga memberikan jalan untuk Jimin. Saat baru beberapa langkah pergi, Suga berteriak "Sebentar lagi aku akan mendapatkan semuanya. Termasuk istri dan anakmu" kata Suga.
Jimin berhenti. Ia mengepalkan tangan nya lalu menoleh ke arah Suga.
"Jangan mimpi!" Kata Jimin.
"Tunggu aja. Caca udah berhasil aku hasut. Dareen juga udah. Hmm terus siapa lagi ya?" Pikir Suga.
"Kayanya sebelum saya kasih tau, anda pasti mengerti kan Tuan Park Jimin yang terhormat? Haha" kata Suga di selingi tawa.
"STOP! Saya tidak ingin mendengar lagi omong kosong lo itu. Lo gak tau apa-apa tentang keluarga gue. Asal lo tau ya. Semua anak-anak gue gak akan pernah ninggalin gue!" Bentak Jimin.
"Oh ya? Mau liat ga?" Tanya Suga kemudian ia merogoh saku nya untuk membuka HP. Suga menunuukkan beberapa foto yang ia ambil saat Caca sedang bermain dengan Deena, foto mereka bertiga ada Deena, Caca dan Suga.
"See? I'm win you lose haha" kata Suga.
"Oh iya bukan cuma itu. Nih mau liat lagi ga?" Tanya Suga kemudian menujukkan foto saat ia sedang bertemu dengab y/n. Ada banyak sekali saat y/n sedang tertawa, sedang makan bareng dengan nya.
Sebenarnya ini foto lama. Tapi Jimin bodoh tidak menyadari itu. "Bahkan aku sering jalan bareng y/n saat kamu tidak ada dirumah. Apa y/n ga izin sama kamu pas kita berdua lagi jalan?" Tanya Suga.
Jimin mengepalkan tangan nya. Muka nya sudah sangat merah menahan emosi. "Hahaha itu berarti y/n ga cinta sama kamu Jim. Kamu udah di bodohin sama istri kamu sendiri" kata Suga.
"Dasar brengsek!" Bentak Jimin.
Bugh
"Itu pukulan karna lo udah jalan sama istri gue di belakang gue!"
Bugh
"Itu karena lo udah coba culik Caca dari gue!"
Bugh
"Itu karena lo udah bikin Dareen ngerasa hancur"
Bugh
"Itu karena lo udah berhasil bikin gue tambah hancur!"
Bugh bugh bugh
Selanjutnya Jimin memukuli Suga tanpa ampun. Setelah dirasa cukup, Jimin menyudahi aksinya. Nafas nya ngos-ngosan. Tapi itu tidak sebanding dengan perbuatan jahat Suga kepadanya.
Suga bangun. Badan nya seakan di remuk oleh Jimin. Tapi ia tidak boleh kelihatan lemah di depan devil nya ini.
"Jimin, Jimin. Lo kira dengan lo pukulin gue kaya gini, keluarga lo bakalan balik lagi kaya dulu? Haha jangan mimpi" kata Suga.
Bugh
Suga memukul perut Jimin kencang sampai dari mulut Jimin mengeluarkan darah.
"Itu karena lo udah rebut y/n dari gue! Ngerti?!" Bentak Suga kemudian meninggalkan Jimin yang kesakitan.
Braakk
Suga membanting kencang pintu ruangan itu. Jimin berusaha bangun. Ia berjalan dengan kesusahan. Darah dari mulut dan hidung nya terus mengalir.
Baru saja Jimin ingin meraih knop pintu, tapi tenaga nya sudah tidak kuat lagi.
"T-to-long..." lirih Jimin setelah itu matanya terpejam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone Season 2
Подростковая литература[COMPLETED] Lanjutan friendzone season 1. Yang belum baca bisa baca yg kesatu dulu biar paham alurnya yaa