Sudah seminggu, Caca tidak pulang kerumah. Dareen sudah mulai sekolah. Caca juga tidak pernah masuk sekolah semenjak kejadian itu.
Sepulang sekolah, seperti biasa Dareen mengantar Deena sampai rumah. Tapi kali ini Dareen memilih untuk main sebentar dirumah Deena.
Deena turun dari motor Dareen, kemudian menyerahkan helm nya. "Nih makasih ya" kata Deena tersenyum manis.
"Aku mau masuk dong" kata Dareen. Deena mengerutkan alisnya.
"Masuk kemana? Kerumah aku?" Tanya Deena.
"Iyalah. Masa kerumah tetangga kamu. Lucu kali ah" kata Dareen sambil tertawa.
"Hmm kapan-kapan aja ya?" Pinta Deena.
"Yah kenapa? Udah lama juga aku gapernah main kerumah kamu" melas Dareen.
"Itu, rumah aku berantakan jadi gaenak gitu diliatnya" kata Deena.
"Yaudah kita bisa bersihin bareng. Ayo masuk aja" Dareen segera turun dan masuk kedalam rumah Deena.
(Buset ini yg punya rumah siapa, tpi yg nyelonong masuk siapa😂)
"DEENA PULANG. DAREEN SINI DUDUK DULU DI SOFA. AKU KE DAPUR DULU YA AMBIL MINUM" teriak Deena.
"Kamu ngapain sih teriak-teriak? Emang aku budeg apa?" Tanya Dareen bingung.
"GAPAPA DAREEN. ENAKAN GINI. YAUDAH KAMU TUNGGU BENTAR YA DAREEN" teriak Deena kemudian berjalan menuju dapur.
"Aduh Caca denger ga ya kalo gue tadi neriakin nama Dareen" gumam Deena.
Deena sudah tau semuanya. Ia malahan senang ternyata ia punya saudara walaupun bukan satu ibu. Caca tinggal dirumah Suga, merahasiakan ini dari keluarganya.
Deena berjalan menaruh jus jeruk nya ke meja. "NIH MINUM DAREEN" kata Deena.
"Deena gausah teriak-teriak dong. Kuping aku sakit nih" kata Dareen.
"Hehe iya maaf ya. Ini pelan-pelan deh" kata Deena sambil menggaruk tengkuk kepala nya.
"Oh iya, gimana Caca udah pulang?" Tanya Deena.
"Belom. Mama sampe sakit gara-gara mikirin Caca mulu. Aku jadi ga tega deh" kat Dareen sedih.
Deena menepuk pundak Dareen "Sabar ya? Pasti Caca bentar lagi pulang" kata Deena menenangkan.
Dareen melihat-lihat isi rumah Deena. Matanya langsung terfokus pada satu titik. Ia menemukan adanya foto Caca disana. Dareen berdiri dan berjalan menghampiri foto itu.
"Deena, ini kok ada foto Caca disini?" Tanya Dareen bingung.
Deena gelagapan. Ia bingung harus jawab apa. "Deena? Kok diem?" Tanya Dareen lagi.
"Ah a-anu... i-itu—" Deena bingung harus menjawab apa.
"Jangan bilang Caca selama ini tinggal disini?!" Bentak Dareen.
Deena menutup matanya kaget karena Dareen tiba-tiba membentak nya. Tiba-tiba saja pintu rumah terbuka dan terlihat ada Suga disana.
"Huh selamat" gumam Deena.
Baru saja ia merasa lega, tapi jantung nya berdetak lebih cepat. Ternyata di belakang Suga ada Caca yang sedang membawa dua kantong kresek.
Deena menggigit bibir bawah nya cemas. Dareen, saking kagetnya ia menjatuhkan bingkai foto milik Caca.
Caca menjatuhkan barang bawaan nya. Dareen langsung berjalan menghampiri Caca. Caca takut Dareen akan marah dan membentaknya.
Dareen berdiri di hadapan Caca. Lalu menatap manik matanya dalam.
Grep
Dareen memeluk Caca erat. Caca diam mematung. Kenapa Dareen memeluknya? Kenapa Dareen tidak memarahinya? Kenapa? Kenapa? Itulah yang ada di pikiran Caca sekarang.
Caca langsung mendorong kasar badan Dareen agar menjauh dari nya. Dareen menatap nya bingung.
"Lo ga kangen gue?" Tanya nya sedih.
"Gausah dateng ke kehidupan gue lagi. Lo sama gue beda. Kita bukan kembar. Gue kotor Dareen! Gue kotor!" Bentak Caca.
Dareen mengerutkan alisnya bingung. "Ca kenapa? Coba cerita sama gue" kata Dareen sambil memegang pundah Caca.
"Gue.bukan.anak.Papa!" Ucap Caca tegas.
"Haha apaansih Ca? Ngigo lo?" Tanya Dareen sambil tertawa.
"Gue anak kandung Ayah Suga. Bukan anak kandung dari Papa Jimin" kata Caca.
Dareen kaget. Ia menoleh ke arah Suga meminta kebenaran nya. Suga menganggukan kepalanya.
"Iya. Caca anak kandung saya dan Mama kamu. Sebenarnya Papa kamu itu hanya perusak di hubungan kami. Dulu, saya ingin menikahi Mama kamu. Tapi tiba-tiba Papa kamu datang dan menghancurkan pernikahan saya dan y/n" jelas Suga.
"Engga! Om pasti bohong kan?! Caca saudara saya. Dia kembaran saya. Bukan anak anda!" Bentak Dareen.
"Caa bilang ke gue kalo ini semua bohong! Cepet bilang Caa bilangg!!" Bentak Dareen sambil menggoncang-goncangkan tubuh Caca.
"Ini bener. Jadi lo harus terima semuanya. Mending lo ke keluarga lo dan lupain gue. Lupain kalo kita saudara. Hubungan saudara kita sampe sini aja. Gue udah mutusin gak akan balik lagi kerumah itu" kata Caca.
Dareen menatap Caca tidak percaya. Ia meneteskan air matanya. "Caa..." lirih Dareen.
Dareen membungkuk lalu bersujud di kaki Caca. "CAAA GUE MOHON. GUE MOHON SAMA LO AYO KITA PULANG. LO GAK NGERTI SEBERAPA GUE NAHAN KANGEN GAK KETEMU LO SELAMA INI?!" Teriak Dareen dibawah kaki Caca.
Caca menendang Dareen. Ia sebenarnya tidak tega melihat Dareen seperti ini. Tapi apa daya? Egois nya lebih besar sekarang.
"Lo pulang atau gue suruh satpam buat usir lo dari sini?!" Bentak Caca.
Dareen merangkak memegang kaki Caca lalu bersujud disana lagi, "Engga Ca. Gue gamau pulang kalo lo gaikut gue pulang" kata Dareen.
Caca menendang Dareen lagi lalu segera naik keatas kamarnya. "Deena tolong usir dia" kata Caca.
Deena membantu Dareen untuk berdiri. "Dareen, pualng ya? Caca mau sendiri dulu" kata Deena.
Dareen menghempaskan tangan Deena. "LO SAMA BUSUK NYA KAYA AYAH LO. MULAI SEKARANG, KITA.PUTUS!" Bentak Dareen kemudian berlalu dari sana.
Deena kaget. Ia langsung menangis. Suga memeluk tubuh anak nya, "Udah jangan nangis ya? Mungkin Dareen bukan yang terbaik buat kamu. Masuk kamar gih temenin Caca. Dia lebih terpuruk dari kamu" kata Suga menenangkan.
Deena menurut. Ia berjalan menghampiri Caca ke kamarnya. Suga tersenyum senang.
"Sebentar lagi rencana gue berhasil. Liat aja satu persatu anak kalian akan benci sama lo Jimin HAHAHA" Suga tertawa jahat sambil menujukkan smirk nya bangga karena rencana untuk membuat Jimin hancur berhasil.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/228320002-288-k480387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone Season 2
Teen Fiction[COMPLETED] Lanjutan friendzone season 1. Yang belum baca bisa baca yg kesatu dulu biar paham alurnya yaa