🏵Tak tersentuh🏵

4.6K 223 1
                                    

kau bagaikan angin yang berlalu bisa ku rasakan namun enggan ku sentuh-


Pagi yang cerah matahari memancarkan sinarnya Mawar terbangun dari tidurnya karena suara sebuah telepon.

Mawar mengangkat telfonya yang berada di sebelahnya.

"selamat pagii, halo?" sapa mawar.

"selamat pagi babyyy" jawaban dari sana.

"gua kirain siapa fel huh" keluh mawar.

"hehe ini feli anak paling cantik dan baik seduniaa" ucapnya berlebihan.

"jangan lupa hari ini ada meeting sama clien di kantor jam 08.00" sambungnya sambil melihat jadwal
mawar.

"iyaa iyaa yaudah gua mandi dulu byee"

"byee sampaai ketemu di kantor".

Mawar segera mematikan telponnya, melempar ke kasur lalu melangkah menuju kamar mandi.

Sehabis melakukan ritual mandinya, Mawar memakai baju.

Setelah selesai.

Mawar menyambar kunci yang berada di atas meja nakas melangkah turun menuju parkiran mobil.

Mobil melesat pergi menuju kantor, di perjalanan lampu merah membuat mobil Mawar terhenti.

Mawar mengedarkan pandangannya ke arah samping dari dalam kaca mobil.

Kedua bola matanya melihat Agus, pegawainya keluar dari dalam gang lalu menaiki angkutan umum.

"Ganteng-ganteng kok naik angkot?." Pikir Mawar.

Lampu merah berbuah menjadi hijau Mawar kembali melanjutkan perjalananya menuju kantor.

Sesampai di parkiran kantor.

Mawar langsung turun dari dalam mobil berjalan menuju ruangannya.

Sesampai di ruangan, Mawar mempersiapkan beberapa proposal yang sudah di buat oleh Feli sekretarisnya.

Setelah selesai, Mawar menuju ruaang metting. Feli sudah berada di dalam ruangan meeting.

"Gimana fel?." Tanya Mawar.

"Sudah lengkap kok." Jawab Feli lalu tersenyum.

"Makasih Fel untuk semuanya." Ucap Mawar.

"Sama-sama War." Balas Feli lalu tersenyum.

Waktu menunjukan pukul 08.00 wib pagi, clien yang di tunggu mereka pun datang memasuki ruangan.

"Silahkan duduk pak." Ucap Mawar ramah.

"Terima kasih." Seru Clien.

"Kami turut senang bapak sudah berkenan datang ke perusahaan kami di sini kami mau menawarkan beberapa produk kami pada perusahan bapak yang menghasilkan banyak keuntungan. Saya harap perusahaan bapak mau bekerjasama dengan perusahaan kami. Ini proposalnya pak." Ucap Mawar lalu meyerahkan file.

Clien tersebut menerima file tersebut membacanya.

"Saya sangat suka dengan produk textile perusahaan anda, saya setuju." Ucap Bapak tersebut.

"Terima kasih pak." Balas Mawar lalu tersenyum.

"Sama-sama saya pamit." Ucap clien lalu melangkah keluar.

"Yes berhasil." Seru Feli sekertaris setianya.

"Berkat kamu juga Fel." Ucap Mawar lalu memeluk Feli.

"Berlebihan, yuk lanjut kerja Bu." Ujar Feli lalu terkekeh.

Feli dan Mawar kembali menuju ruangannya masing-masing.

Mawar menyalakan laptopnya, kembali melanjutkan pekerjaannya.

Jam menunjukan pukul 04.00 tak terasa sudah waktu pulang kerja.

Mawar merasakan kepalannya yang pening akibat terus berfikir keras.

Bagaimana tidak ia harus mengarahkan, mempertanggung jawabkan seluruh pegawai di kantor ini pada pimpinannya.

Perusahaan ini memang bukan perusahaan Mawar. Jika perusahaan ini miliknya di pastikan Mawar tidak harus lelah bekerja.

Maka dari itu Mawar harus mempertangung jawabkan pada pimpinannya.

Mawar melangkah gontai menuju kamar yang berada di dalam ruangannya.

Merebahkan tubunya di atas kasur perlahan dan tertidur.

Waktu menunjukan pukul 08.00 wib malam Mawar belum terbangun dari tidurnya.

Aguss yang mendapatkan tugas dari leadernya membersihkan kantor ini pada shift malam pun mulai bekerja.

Agus mulai membersihakan ruangan satu persatu dari ruangan pegawai lalu ruangan yang bertempelkan nama CEO.

Agus melangkah masuk perlahan membuka pintu hal pertama yang ia lihat ruangan itu sungguh amat sangat berantakan. Bak kapal pecah!.

Agus berjalan menuju meja kerja Mawar membereshakan tumpukan file dan mematikan laptop.

Agus berfikir kemana bosnya ini laptopnnya kok masih menyala?? Agus tidak ambil pusing lalu memulai pekerjaanya.

Mengelap meja, menyapu lantai dan mengepelnya.

Aguss tak sengaja melihat foto yang berada di atas meja bosnya itu.

Terlihat jelas bahwa itu Mawar dan ibunya dengan seulas seyuman Mawar yang indah di bingkai itu.

Kedua bola mata Agus beralih pada pintu hitam di sebelah kanan. Agus perlahan berjalan ke arah pintu kemudian membuka pintu menemukan Mawar yang sedang tertidur pulas

Saat hendak melangkah pergi, Mawar menggingau.

"Mama." Racaunya sambil meneteskan air mata.

Agus kembali menutup pintunya, tak sopan jika ia melangkah masuk lalu menenagkan bosnya itu. Agus cukup tau diri dengan posisinya. Hanyalah bawahan.

Nanti apa kata bosnya?.

Lagi pula ia tak mau berurusan dengan bosnya itu.

Agus kembali menuju dapur usai melaksanakan tugasnya menaruh alat-alat kebersihan di tempat semula kemudian pulang ke rumahnya.

--/--------//////------

jangan lupaa vote guyss tencuuu:)))

My Husband Is Bawahanku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang