🏵Terjebak hujan🏵

4.2K 211 3
                                    

Hujan itu terkadang membawa kedinginan namun terkadang membawa kehangatan juga-


Hari terus berlalu, tak terasa Agus telah bekerja selama 2 tahun di kantor PT. Maju Abadi.

Kini Agus telah siap dengan pakaian seragam obnya melangkah keluar dari dalam kontrakan petakan.

Agus menaiki motornya hasil jeripayahnya Agus bisa membeli motor matick itu pun nyicil tapi Agus tetap bersyukur. Agus menyalakan mesin lalu melesat pergi menuju kantor.

Sesampai di kantor, Agus memarkirkan motornya di parkiran bassment lalu melangkah menuju dapur.

Agus memulai pekerjaannya menyiapkan sarapan pegawai dan bos-bos lalu mengelap jendela kantor serta membersihkan lantai kantor dan masih banyak lagi.

Jam 09.00 wib pagi, Mawar baru tiba di kantor.

Sesampai di kantor, Mawar menuju ruangan kerjanya kembali melakukan kegiatan rutinya yaitu membuka laptop memeriksa pemasukan dan pengeluaran uang perusahaan.

Mawar sangat lapar, ia belum sempat sarapan karena bangun terlambat akibat kepalanya yang terasa pening.

Dengan cepat Mawar mentelfon bagian dapur ia tidak ingin perutnya sakit dan kambuh.

"Tolong bawakan saya nasi goreeng dan teh es manis." perintah Mawar.

"Baik bu, di tunggu." ucap Sinta lalu menyiapkan pesanan.

"Agus." panggil Sinta pada Agus yang tengah menyesap rokok di taman belakang dapur.

"Ya?" tanyanya cuek.

"Tolong anterin nasi goreng sama teh es manis ke ruangan bu Mawar ya." Pinta Sinta.

"Hm." Jawab Agus malas ke ruangan bosnya itu sejujurnya Agus hanya tak ingin terlibat dengan siapapun.

Namun ia butuh cuan!.

"Ini." Ucap Sinta lalu menyerahkan nampan yang sudah tersedia makanan dan minuman di atasnya.

Agus menerima, lalu segera berjalan dengan cepat menuju ruangan Mawar.

Sesampai di depan ruangan bertuliskan CEO itu Agus mengetuk pintu ruangan.

"Masuk." Ujar Mawar.

Agus melangkah masuk ke dalam lalu menaruh nampan itu di atas meja.

"Makasih ya Agus kerja kamu sungguh cepat." Puji Mawar lalu tersenyum hangat.

Agus hanya menggangukan kepala lalu melongos pergi.

"Ganteng-ganteng kok bisu?" Batin Mawar Herman.

Mawar binggung dengan sikap Agus yang cuek terhadap atasannya sudah dua tahun Agus bekerja di kantornya namun tidak ada perubahan. Sifatnya sangat dingin namun dalam bekerja ia sangat Rajin.

Agus segera dengan cepat kembali ke ruangannya yaitu di dapur.

Mau kemana lagi emang?.

Seampai di dapur Agus menghela nafasnya ia tidak mau berurusan dengan bosnya itu.

"Kamu kenapa Gus?." tanya Dewi temannya.

"Gapapa." Jawab Agus seadanya.

"Kirain abis lihat setan." Ucap Dewi lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Agus memainkan ponselnya pada saat jam istirahat. Tiba-tiba handponenya berdering.

Nomor yang tidak di kenal.

Agus segera mengangakatnya takut penting fikirnya.

"Agus ini mama nak kamu ga kangen sama mama nak? kamu pulang ya sayang." Ucap suara dari sebrang.

My Husband Is Bawahanku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang