Part 40♥

378 27 2
                                    

"Karena mengalah yang terbaik, mungkin itu yang harus aku lakukan."

•●•●•●•●•

Semenjak tragedi kebakaran itu, membuat kegiatan belajar mengajar sedikit terganggu. Terlebih untuk kegiatan olahraga, semua guru olahraga bahkan lebih memberikan tugas secara tulis untuk mengganti nilai praktek.

Kebakaran itu melahap habis peralatan olahraga dan musik, seperti gawang yang terbakar. Dan ring bola basket yang sedikit terlelap api, untuk saat ini. Kegiatan KBM dilakukan dirumah, secara daring.

Seorang gadis yang senantiasa menjaga kekasihnya, yang tengah terlelap di atas brankar rumah sakit. Sudah 3 hari yang lalu kejadian itu, yang membuat Aldi harus tetap di rawat secara intensif. Karena luka bakar yang di punggungnya yang harus di pulihkan.

Hal itu tak membuat Vita mengeluh sedikit pun, ia setia menemani Aldi yang belum sadar dari tidurnya semenjak kejadian itu.

Vita mengangkat telapak tangan Aldi, lalu menempelkannya pada pipi sebelah kirinya. "Al ... bangun, maafin aku. Aku salah, lagi-lagi aku penyebabnya."

Cairan bening tak bosan-bosannya menetes dari mata Vita, gadis itu sama sekali tidak berhenti mengajak Aldi ngobrol.

"Wake up please," lirih Vita seraya menempelkan kepalanya pada pinggir kasur brankar.

Vita mengelus tangan Aldi, ia sedikit merasa bersalah dengan Aldi. "Kamu gak capek nutup mata terus?"

Air mata Vita menetes tepat di saluran infus Aldi, dan hal itu tak di sadari Vita sama sekali.

"Aku kangen kamu Al," gumam Vita dengan suara bergetar.

"Aku ... gak mau kehilangan kamu."

Jika tuhan mengambil Aldi darinya, ia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri. Izinkan aku untuk bahagia walau sebentar saja, harap Vita.

Perlahan kedua mata Vita terpejam dengan sendirinya, ia mulai memasuki ke alam mimpinya. Sehingga ia tak menyadari bahwa sosok yang ia di tunggu, kini mulai membuka kedua matanya perlahan. Ya... itu Aldi.

Hal pertama yang Aldi liat adalah ruangan yang bernuansa putih, dan ia sedikit menghirup aroma obat-obatan di indra penciumannya. Namun yang membuat Aldi sedikit mengernyit, ia sedikit merasakan parfum yang sangat tak asing baginya.

Aldi mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, ia sangat yakin bahwa dirinya saat ini sedang di rumah sakit. Kejadian 3 hari yang lalu, membuatnya sedikit teringat akan Vita yang menangis sembari memeluknya.

Tatapan Aldi jatuh pada sosok gadis yang sedang tertidur pulas, ia melihat jelas tangan Vita yang sedikit melepuh. Tangan kirinya tergerak untuk membenarkan anak rambut yang hendak meluruhi wajah ayu Vita.

"Aku seneng liat kamu baik-baik aja," ucap Aldi tanpa suara.

Tangan Aldi mengusap sudut mata Vita yang sedikit berair, ia sudah menduga bahwa Vita pasti menangis. Hingga pintu ruangannya terbuka, membuat Aldi mengalihkan pandangannya.

Cklekk..

"Sayang kam-"

"Sst..." ucapan Bunda terpotong Aldi mengisyaratkan untuk mengecilkan volumenya.

Vita [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang