EXTRA PART 1

214 19 39
                                    

Jumpa lagiii sama akuu😶
Kangeeen gak?, jujur yaa aku ko kecewa karna respon kalian kurang power. Sedangkan aku sangat butuh komen positif kalian:)

Sebenernya aku gak ada niatan mau bikin ekstra part sih, cuman ya aku kaya kangen aja sama lapak ini. Pengen liat antusias kalian semua❤

Gimana endingnya kemaren?
Boleh kasih pendapatnya di sini? ... iya sini:)

Aku tunggu ya:3

.
.
.

DENGERIN LAGU DI MULMED YA💚

Pagi ini sangatlah terlihat cerah, matahari yang menampakkan sinar terbaiknya. Dan kicauan burung yang terdengar merdu, serta tak lupa suara ayam berkokok yang seakan bersahut-sahutan dengan burung.

Kini gadis berambut pirang itu masih menggeluti mimpinya, bantal yang sudah berpindah ke lantai, selimut yang hanya menutupi bagian badannya, dan posisi tidur yang sangat tidak umum.

Kriiiiing!!..

Kriiing...

Kriiiiiiiiing!!

Vita menutup telinganya menggunakan bantal, berusaha untuk melanjutkan tidurnya. Namun bunyi alarmnya membuat ia tak bisa untuk kembali ke alam mimpinya, Vita pun meraba meja nakasnya. Tapi tak ada alarm sama sekali, Vita pun mencari alarm itu.

Dengan keadaan nyawa yang belum ngumpul, Vita melangkah gontai mencari sumber bunyi alarm tersebut. Sampai di mana ia melihat alarmnya tergantung di atas lemari pakaiannya. Vita pun menggeram kesal, siapa yang menaruhnya di sebelah situ.

Vita berjinjit untuk menggapai alarmnya, namun ia tak bisa. Ia pun tak pantang menyerah, ia mengambil tongsisnya. Dan ia gunakan untuk mengambil alarmnya, tetapi saat Vita hendak mendorongnya maju. Bukan alarmnya yang jatuh, malah cangkir berbentuk sapi itu yang jatuh mengenai lengannya.

Prank!!

"Shit, kenapa ada cangkir itu sih," gumam Vita dengan suara serak khas orang habis tidur.

Santi yang berada di dapur pun langsung menaiki anak tangga untuk ke kamar Vita. Tadinya ia sedang memasak air, namun saat ia menyalakan kompor. Justru ada suara pecahan kaca, sontak hal itu membuat Santi terkejut. Terlebih suara itu dari kamar putrinya.

Brakk!!...

"Kenapa Ta?, kok ada suara pecah gitu," ucap Santi dengan muka kagetnya.

Vita menoleh. "Cangkir mah. Jatuh," ucapnya yang setelah itu berjalan menuju kasurnya.

Santi langsung menghampiri Vita, betapa terkejutnya saat melihat goresan di lengan Vita.

"Nah kan ini kenapa?, kok keluar darah sih ah! Kamu mah gak bisa ati-ati," omel Santi seraya meniup-niup luka Vita.

"Udah biasa aja, paling cuma perih doang kok. Gak sampe di amputansi," ucap Vita seraya menjauhkan tangannya pada Santi.

Santi merubah wajahnya menjadi tak suka. "Kamu itu kenapa sih anggep luka ini remeh?, kamu gak takut apa ntar infeksi apa gimana. Mamah gak mau loh kamu kenapa-napa."

Vita [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang