Part 34♥

304 25 3
                                    

Update nih, siapa yang seneng angkat mata!!
Jangan sider dong, buktiin kalo kalian bener-bener hidup. Yuk ah Vote!!:)
|
|
|

Happy reading♡

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Langit yang semula berwarna biru cerah, kini perlahan tertutupi oleh semburat senja. Di tambah keadaan langit yang mendung, sepertinya hujan akan datang. Terbukti kan, perlahan tetesan demi tetesan turun dengan sendirinya dari langit. Naufan dan Vita yang semulanya sedang berjalan, kini menepi di bawah pepohonan rindang. Meskipun mereka tetap tertampuhi oleh percikan air  hujan.

"Pake hujan segala lagi," keluh Vita.

Naufan melirik Vita, ia melepaskan ranselnya. Dan mendekatkan dirinya dengan Vita, Naufan menjadikan tas ranselnya sebagai pelindung dari hujan untuk Vita.

Vita yang merasakan Naufan semakin dekat pun menatap lekat kedua mata Naufan, tatapan mereka berdua bertemu. Dengan degupan hebat yang tak kalah ketinggalan di dada Naufan.

"Sini deketan lagi, nanti lo kena hujan ta," ucap Naufan yang menengadahi tasnya untuk melindungi Vita dari hujan.

Padahal Naufan sendiri, basah terkena hujan.

"Lo juga basah kali ka," ucap Vita dengan bibir pucatnya.

"Bibir lo kaya mumi ta," ledek Naufan.

Vita menatap sinis Naufan, "Jangan ngeselin ya. Situasinya lagi gak tepat."

"Jangan gerak-gerak, nanti basah," ucap Naufan karena sedari tadi Vita menggerakkan badannya.

"Lo juga sini ka, basah kan pakaian sebelah lo," ucap Vita.

Naufan pun merangkul Vita, sehingga jarak keduanya benar-benar tidak ternilai. Bisa di bilang sangat bejat eh dekat, Naufan berusaha menetralisir detak jantungnya. Reaksi yang benar-benar tidak disangka oleh Naufan, Vita hanya merasa kikuk karena keduanya sama-sama diam.

"Lo dingin?" Tanya Naufan.

"Engga ko," ucap Vita.

Setelahnya tak ada lagi yang membuka topik pembicaraan, hanya suara hujan yang berjatuhan. Dan wewangi bau hujan yang membuat pikiran keduanya menjadi rilex, tunggu. Apakah Naufan memiliki perasaan lebih terhadap Vita?, jika iya nampaknya percuma saja. Aldi sudah kembali, dan Vita dan Aldi akan tetap bersatu. Naufan bukanlah tipe orang yang sebelum janur kuning melengkung, kita masih bisa nikung. Karena baginya, melihat orang yang ia cintai bahagia. Ia ikut merasakan bahagianya, meskipun kebahagiaan tersebut bukan dengannya.

Hari mulai gelap, dan hujan yang mulanya lebat. Kini hanya gerimis kecil yang turun dari langit, Naufan yang sedari tadi menatap Vita pun langsung memutuskan kontak matanya. Sial! Vita melihatnya.

"Kenapa lo ka?" Tanya Vita.

"Enggak ko," sanggah Naufan yang berbalik dengan suasana di jantungnya yang berdebar.

Vita menatap langit yang gelap, "Mamah, Vita kangen."

"Gue juga kangen mamih gue," ucap Naufan.

"Mamah sendiri tau di rumah, gue takut dia kesepian," ucap Vita.

"Kalo lo?" Tanya Vita.

Vita [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang