Sebelumnya, aku mau ucapin banyak-banyak berterima kasih untuk teman-teman aku yang selalu support aku untuk lanjutin cerita ini. Rasanya bener-bener gak nyangka bisa sampe di titik ini, terdengar lebay sih emang. Tapi okelah kalian sudah tau sifat aku kan?:)
Sebenernya aku udah target untuk tamat pas bulan ramadhan, tapi karna aku ada kesibukan. Jadi aku rada undur dikit. Eh gak dikit ding, banyak malah:( maapin aku yaa, udah undur jadwal endingnya. Semoga kalian gak kecewa sama aku❤
GIMANA? UDAH READY UNTUK END?
TENTANG HEPI END ATAU SAD END, KALIAN IKUTI AJA DENGAN BAIK. HARAPAN AKU SIH, KALIAN MAU BERBAGI NILAI UNTUK CERITA INI.DAN ... UNTUK SIDERS NIH, BENERAN GAK MAU VOTE? ATAU KOMEN DEH. INI UDAH END LOH, KALIAN GAK MAU CUAP-CUAP PERPISAHAN GITU?
OKE INI SANGAT UNFAEDAH PERBACOTANNYA!
LANGSUNG AJA AKU HIDANGKAN ENDING UNTUK PEMBACA SETIA VITA❤❤
|¤|¤|¤|¤|¤|¤|¤|¤|¤|
Hari ini adalah hari dimana Aldi dan Vita akan kembali ke sekolahnya, setelah beberapa hari lalu yang penuh dengan segala rintangan. Kini semuanya perlahan mengendur dengan sendirinya.Rasanya Vita sedikit rindu terhadap meja dan kursi di sekolahnya,rindu untuk di coret-coret, rindu untuk buat goleran. Ia benar-benar rindu, tapi rasa rindunya akan terbayarkan saat ini juga.
Suasana jalanan ibu kota terlihat ramai, dalam keadaan pagi hari pun sudah tercemari dengan asap kendaraan. Udara yang seharusnya terhirup sejuk, kini menjadi tercemari. Seperti yang di alami kedua sejoli ini yang tengah menunggangi motornya.
Vita yang memeluk Aldi dari belakang, ia sedikit meneliti setiap bangunan perumahan yang ia lewati. Sering kali ia melihat anak di bawah umur 10 tahun sudah mulai memulung, betapa mirisnya nasib anak kecil itu.
"Kenapa. Ko mukanya sedih?" ucap Aldi yang masih fokus mengendarai motornya.
Vita menempelkan dagunya ke bahu Aldi. "Gak papa, aku cuma sedih aja sama anak kecil yang pagi-pagi udah mulung."
Aldi tersenyum, ia sangat menyukai sifat Vita. Sifat yang masih peduli terhadap orang kecil, dan rasa ingin membantunya itulah. Yang membuat kagum terhadap Vita.
"Jakarta kan emang keras, tanpa duit mana bisa hidup," ucap Aldi.
"Tapi aku gak tega."
"Kalo aku punya duit banyak, aku bakalan kasih mereka uang sama sekolahin anak jalanan tadi," sambung Vita.
Motor Aldi mulai memasuki area parkir sekolahan, Aldi mematikan mesin motornya. Lalu menstandarkan motornya, ia menoleh ke arah Vita yang masih memeluknya.
"Udah sampe Ta," ucap Aldi dengan lembut.
Vita melepaskan pelukannya, lalu turun dari motor Aldi. Ia hendak melepaskan helm yang bertengger di kepalanya, namun Aldi langsung mencegah pergerakan Vita.
"Biar aku yang lepasin," ucap Aldi yang sudah turun dari motornya.
Vita hanya diam, ia menatap netra Aldi. Lalu ia sedikit mengulas senyumnya yang selembut nastar.
Saat Aldi melepaskan pengait helm, Vita memegang salah satu tangan Aldi.
"Cukup sama aku aja kamu kaya gini Al," ucap Vita.
Pergerakan Aldi terhenti. "Kamu kenapa ngomong gitu?"
"Lagi pengen aja," jawab Vita dengan mata teduhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vita [Selesai]
Fanfic《INI CERITA PERTAMAKU, JADI MASIH ACAK-ACAKAN》 Tentang bagaimana cara Vita Agresia Anjani merelakan orang yang dicintainya, bukannya merelakan orang yang kita cintai itu adalah level tertinggi dalam mencintai? Tetapi rasa di hatinya berkata lain, di...