Part 32♥

268 22 7
                                    

Update nih, siapa yang seneng angkat mata!!
Jangan sider dong, buktiin kalo kalian bener-bener hidup. Yuk ah Vote!!:)
\
\
\

HAPPY READING📚

€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€€

Luka yang masih membiru, kini kembali melengu
Apa tak pantasnya aku untuk sedetik saja bahagia?
~Vita Agresia Anjani~

Kepergian, perpisahan. Hal yang paling di benci semua orang. Apakah harus ada perpisahan setelah pertemuan? Kenapa tuhan menyiptakan perpisahan? Berat untuk melepaskan semuanya. Terlebih bayangannya yang mengisi setiap nadi, terhanyut dalam sebuah cerita. Dimana cerita ini kita perankan bersama, meski langit memisahkan kita. Cinta  ini tak terhapus meski kita sudah berbeda, canda tawa itu kini hanya menjadi sebuah album kenangan. Kenangan yang akan selalu tersemat di memori ini.

Perasaan Vita benar-benar kacau, pikirannya masih mengarah ke Aldi. Ia sangat tak tega, seharusnya ia yang melindunginya. Apa gunanya ia memakai alat ini tapi tak digunakan sama sekali? Ia benci dengan dirinya sendiri. Bodoh, memang bodoh dirinya. Lihatlah, sekarang hanya air mata yang mewakili semuanya. Tanpa ada hasilnya dari air mata itu sendiri.

Pelukan hangat menyambut lembut tubuh Vita, seakan memberikan kekuatan. Gadis ini sangat rapuh, ia benar-benar merasa ada kewajiban untuk melindunginya.

Vita yang ada di dalam pelukan Naufan tak bergeming sedikitpun, bahkan Vita hendak melangkahkan kakinya kembali, dengan tatapan kosong.

"Vita, lo harus kuat. Jangan gini ta, tujuan kita untuk apa kesini?"ucap Naufan bermaksud menenangkan Vita, tetapi malah membuat Vita semakin bersalah.

Vita melepas pelukan Naufan, lalu menatap lekat kedua mata Naufan,"Gue salah kak, gue udah ngebuat orang lain celaka. Dan gue seharusnya ngelarang orang buat ikut rencana gue."

Kosong, itu yang ia lihat dari pandangan Vita. Matayang mulanya berbinar semangat, kini tak terlihat lagi.

"Gue mau nyusul Aldi ke sana kak,"ucap Vita dengan ancang-ancang untuk berlari.

Naufan segera menarik Vita,"Enggak ta! Kalo lo kesana, itu artinya lo nyerahin nyawa lo sendiri."

"TAPI ALDI DISANA SENDIRI KAK!! LO TAU GAK? SEBERAPA KHAWATIRNYA GUE NINGGALIN DIA SENDIRI?!!"

"DAN BEGONYA GUE, GUE NGEBIARIN ORANG YANG GUE SAYANG NGORBANIN DIRINYA BUAT GUE KAK!"ucap Vita dengan emosi yang meledak-ledak. Amarahnya menyatu dengan kesedihannya, ia tak bisa memungkiri bahwa hatinya sedang lara.

"Gue tahu Vit, gue-"omongan Naufan terpotong karena Vita langsung berlari ke arah sebelumnya, dimana arah itu menuju tempat Aldi tergeletak.

Naufan mengejar Vita, ia tidak bisa membiarkan Vita menghampiri Aldi kembali. Bukannya ia egois, tetapi akan sangat bahaya jika Vita kembali kesana.

Sedikit lagi Naufan meraih tangan Vita, dan akhirnya hap! Sudah ia dapatkan.

"Lepasin kak! Gue mau kesana,"ucap Vita sembari memberontak.

Naufan memeluk erat Vita dari belakang, di pegangnya kedua tangan Vita. Ia  mengontrol napasnya, ia harus memberikan pengertian sedikit untuk Vita.

Vita [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang