[14] Benci auliya dan syifa?

77 44 2
                                    

Ketika Auliya masih berada di alam mimpinya, sampai waktu semakin cepat berjalan, dan akhirnya para santriwan dan santriwati pulang dari sekolahnya.

Ketika Syifa dan Dhiva pulang dari sekolahnya, dan mau menuju kamar mereka, "ehh dhiv, Auliya kenapa ya, kok hari ini dia nggk masuk kelas" tanya Syifa yang berhasil memecahkan keheningan di antara mereka.

"Tau ahh! Gue capek, gamau bahas yang gapenting" jawab Dhiva cuek, Syifa yang mendengar balasan Dhiva pun mulai kesal, "kok kamu gitu sihh dhiv sama Auliya, emang nya Auliya selama ini salah apa sama kamu, sampe sampe kamu begitu membenci dia?" Tanya Syifa dengan sedikit meninggikan suara nya.

"Apa, kamu tanya kenapa? Iya? Kamu tanya kenapa aku selama ini begitu membenci dia, iya" bentak Dhiva kepada Syifa, dan membuat Syifa tak menyangka bahwa sahabat nya sudah membentak dirinya. "Asal kamu tau ya Syifa, semenjak ada dia, sifat kamu ke aku itu berubah, apa gara gara dia sudah menghasutmu agar kau menjauhi aku? Dimana Syifa yang aku kenal ha? Dimana Syifa yang selalu ada buat Dhiva? Mana?" Ucap Dhiva dengan senyum paksa, dan tak di pungkiri air mata Syifa menetes dari pelupuk mata nya.

"Bukan begitu dhiv, ini aku, ini aku Syifa yang kau kenal, kamu sudah salah mengartikan semua ini" ucap Syifa lirih dan mengambil tangan Dhiva dan menggenggamnya, namun genggaman itu sudah di hempaskan oleh Dhiva. "Aku benci kamu Syifa, kamu egois, kamu lebih memilih si Auliya itu, daripada sahabatmu ini yang menemani kamu dari awal kamu masuk sini, kamu bukan Syifa. Kamu bukan Syifa yang aku kenal dulu, kamu berubah!" Ucap Dhiva langsung meninggalkan Syifa dan berlari ke kamarnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Dhiva tunggu..." Teriak Syifa, namun sama sekali tak di hiraukan oleh Dhiva, Dhiva malah melajukan larinya. "Maafin aku Dhiva, maafin aku" batin Syifa dan melanjutkan perjalanan nya.

Ketika Dhiva sampai di depan kamarnya Auliya mengetuk pintu kamar nya, karena terkunci dari dalam, namun tak ada yang membukakan pintu nya, Dhiva mengeluarkan kunci serep di dalam tas nya, dan membuka pintu nya.

Dhiva masuk ke dalam kamarnya dan sudah nampak Auliya yang tertidur pulas, namun tak di hiraukan oleh Dhiva, karena Dhiva hari ini merasa hatinya sangat sakit dan kacau karena Syifa, Dhiva memilih untuk duduk di kasur miliknya dan menatap cermin yang ada di seberang kasurnya, dan mengeluarkan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Namun Auliya yang terganggung dari tidurnya karena isakan tangis Dhiva, Auliya pun bangun dari tidurnya dan memilih duduk di atas kasur nya, "oii, ngapain sih lu? Pakek acara nangis segala lagi, berisik tau nggak" ucap Auliya kesal.

Namun tak di hiraukan oleh Dhiva, tetapi Dhiva hanya melirik sekilas ke arah Auliya lalu melanjutkan isakan tangis nya.

"Oii, gue nanya gadijawab, lu pikir gue tembok apa" kesal Auliya karena tak mendapatkan respon dari Dhiva.

"Bisa diem nggak?" Ucap Dhiva di tengah isakan tangis nya. "Lu ngapa?" Tanya Auliya pelan. "Gue benci kamu Syifa, aku benciiii....." Teriak Dhiva sambil meremas seragam sekolah nya. Auliya yang melihat Dhiva merasa bingung sendiri dan menggaruk bagian belakang kepala nya yang tak gatal.

"Akuu bencii....-" pyyaarrr!  Pecahan beling di mana mana, Auliya yang melihat itu pun kaget dan lari menuju tempat Dhiva yang pingsan karena habis menghantam cermin berukuran sedang di dinding nya, dan banyak darah bercucuran yang keluar dari tangan nya, mungkin Dhiva shock karena melihat darah yang keluar dari tangan nya dan pingsan.

Auliya yang bingung melihat Dhiva yang pingsan dan banyak darah di sekeliling mereka. Auliya ingin membawa tubuh Dhiva ke UKS namun tak mungkin juga jika Auliya menggotong tubuh Dhiva sendirian, meskipun tubuh Dhiva tak terlalu berat, tapi tetep saja tidak mungkin.

GADIS IMPIAN✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang