[17] Jagoan

89 39 1
                                    

======

"aku bingung dengan semua yang ada di hatiku, aku merasa seperti bahwa kau mampu melindungi ku"

~Auliya khalidah Al basil~

======


Selesai mereka berpelukan, Dhiva melonggarkan pelukannya dan secara pelan melepaskan pelukan nya, begitupun juga dengan Auliya dan Syifa.

Dhiva menatap lekat wajah Auliya dan Syifa secara bergantian dengan senyum yang melingkar di bibirnya.

"Terimakasih ya Auliya" ucap dhiva. "Terimakasih?... Buat apa?" Tanya Auliya bingung. "Ya... Terimakasih sudah mau mendonorkan darah kamu buat aku lah" jawab Dhiva. "Ohh... Itu" ucap Auliya mengagguk anggukan kepala nya. "Sudahlah, gak perlu terimakasih segala, kita kan kawan, iya kan syif?" Lanjut Auliya dan menatap ke arah Syifa.

Syifa pun mengangguk semangat. Dhiva yang melihat itu pun merasa lega, ternyata Auliya tidak seperti ia bayangkan. "Oh iya, kemarin orang tua mu datang kesini juga?" Tanya Dhiva kepada Auliya, Auliya pun langsung menggeleng cepat.

Dhiva yang melihat itu pun mengernyitkan kening nya, "kenapa? Apa mereka sibuk?" Tanya Dhiva. "Enggak.. ustadzah Maria kemarin udah mau ngabarin Abi sama umi, tapi aku larang" jawab Auliya.

Syifa yang sedari tadi diam saja kini pun mulai bicara karena ingin tau, "kenapa?" Tanya Syifa. "kan aku disini, di didik agar menjadi anak yang mandiri, jadi apapun resiko yang ada disini atau masalah apapun yang terjadi di sini, itu tanggung jawab aku" jawab Auliya yakin.

"Ohh" balas Dhiva dan Syifa bersamaan. Seluruh isi ruangan pun ikut tersenyum. "Oh iya Dhiva, kamu cepet sembuh dong... Kita kangen tau" ucap Syifa. "Apa iya?" Goda Dhiva. "Iya, kita kangen sama marah marah kamu" lanjut Auliya, dan semua pun tertawa.

Setelah mereka bercerita dan tertawa dan tak di sadari waktu begitu cepat berlalu, "oh iya, Bu pak, kami balik ke pesantren dulu ya, sudah sore" ucap ustadzah Maria. "Kenapa buru buru?" Tanya Maya bunda Dhiva. "Iya, soalnya habis ini saya ngajar anak anak ngaji" balas ustadzah Maria. "Oh yasudah, terimakasih ya ustadzah" ucap Maya dan juga fajar.

"Iya sama-sama" jawab ustadzah Maria. "Auliya..? Syifa..? Ayo kita balik ke pesantren" panggil ustadzah Maria. "Iya ustadzah" balas Auliya dan Syifa berbarengan.

"Dhiv kita balik dulu ya... Kamu cepet sembuh disini ya" ucap Syifa. "Iya, hati-hati ya" balas Dhiva. "Yaudah yuk syif" ucap Auliya. "Assalamualaikum" salam ustadzah Maria, Auliya dan Syifa. "Waalaikumsalam".

Selesai mereka menjenguk Dhiva, mereka kembali ke pesantren dengan naik angkot, sesampainya mereka di pesantren, ustadzah Maria membayar ongkos dan masuk ke dalam pesantren bersama Auliya dan Syifa.

Ketika mereka masuk gerbang pesantren, "kalo gitu ustadzah ke ruangan ustadzah dulu ya, assalamualaikum" pamit ustadzah Maria dan langsung menuju ke ruangannya. "Waalaikumsalam" balas Auliya dan Syifa.

"Yaudah yuk, kita ke kamar, kita siap siap berangkat ngaji" ucap Syifa dan di balas angguk an oleh Auliya, setelah itu mereka menuju kamar mereka, sebelum mereka sampai di kamarnya, ketika mereka melewati lapangan yang ada di dalam pesantren, mata Auliya langsung tersorot kepada seorang laki-laki yang sedang latihan bela diri bersama teman teman nya.

Auliya yang memandangi seorang laki-laki itu, dari gerakan nya dan dari kelincahan nya membuat Auliya merasa sangat bangga dengan itu. Syifa yang menyadari bahwa Auliya jalan tidak melihat ke arah depan, melainkan ke arah lapangan yang ada di sisi kanan nya.

"Hey..." Kaget Syifa kepada Auliya, Auliya yang mendengar itu sepontan kaget. "Ish apaan sih syif, kaget tau nggak" dengus kesal Auliya karena ulahnya Syifa.

GADIS IMPIAN✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang