[15] perasaan?

69 39 2
                                    

======

"Adakah laki-laki seperti Haikal? Yang tak suka melihat air mata keluar dari wanita? Dan bukan malah membuat air mata wanita keluar begitu saja."

~DefaraFrans~


======

"liyaa...?" Auliya yang mendengar seperti ada yang memanggil namanya, Auliya pun menoleh ke arah sumber suara itu, dan ternyata Haikal, Auliya tak menghiraukan nya dan melanjutkan tangisnya.

Sehingga Haikal yang melihat itu merasa amat kasian dengan Auliya, Haikal menghampiri Auliya dan berdiri di samping kursi yang tengah di duduki Auliya dan memberikan sebuah sapu tangan yang sering ia bawa kemana mana.

Auliya yang sedari tadi menunduk dengan tangisnya dan ketika mengetahui Haikal memberika sebuah sapu tangan kepada nya, Auliya pun mendongakan kepala nya dan menatap Haikal yang menunduk.

Auliya dengan lambat mengambil sapu tangan itu dan menggunakannya untuk menghapus air mata nya. "Sudahlah.... Jangan menangis, ana paling nggak suka liat cewek nangis" ucap Haikal tanpa menatap Auliya dan menatap bunga bunga yang ada di seberang taman rumah sakit.

Auliya yang mendengar itu merasa hati nya seperti ada yang menguatkan dirinya hanya dengan ucapan yang bisa dipikir tidak seberapa di bandingkan dengan ucapan pedas yang keluar dari mulut Dhiva yang membekas di hatinya.

"Kamu nggak tau rasanya gimana... Sakit kal..." Ucap Auliya di tengah isakan tangis nya. "Segitu bencinya kah Dhiva terhadap saya..?" Lanjut Auliya. "Mungkin Dhiva hanya butuh waktu saja untuk memikirkan ucapan nya tadi, sudahlah jangan di masukan ke dalam hati" ucap Haikal pelan dan menenangkan Auliya.

Auliya yang mendengar itu pun mengaguk pelan, "yasudah, kalo gitu yuk kita shalat maghrib, pasti kamu belum shalat kan?" Ucap Haikal diringi kekehan kecil. Auliya yang mendengar itu pun tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Yaudah yukk, biar hati kamu tenang" ucap Haikal sambil mengajak Auliya. "Kamu duluan ajah, nanti aku nyusul" balas Auliya dan dibalas acungan jempol oleh Haikal.

Haikal pun pergi dari taman rumah sakit dan menuju tempat wudhu. Namun tidak dengan auliya, Auliya memilih untuk pergi ke ruangan Dhiva untuk menemui ustadzah Maria dan Syifa.

Saat Auliya sampai di depan ruangan Dhiva yang sudah ada kyai Yusuf dan fahir duduk di kursi koridor ruangan Dhiva yang di ketahui baru datang, fahir yang melihat keberadaan Auliya pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Auliya, "assalamualaikum Auliya" ucap fahir dengan senyum senyum. Auliya yang melihat reaksi fahir pun menjawabnya sesingkat mungkin. "Waalaikumsalam" balas Auliya.

"Gimana keadaan antum, ana dengar Dhiva mendapatkan pendonornya dari antum" tanya fahir. Namun Auliya membalasnya dengan senyuman tipis "saya gak papa kok". Kyai Yusuf yang melihat fahir sedang ngobrol dengan Auliya pun menghampiri mereka. "He'em" sebuah deheman dari kyai Yusuf dan berhasil mengkagetkan fahir. "Ehh pak kyai" ucap fahir kikuk saat mengetahui pak kyai ada di belakangnya.

Auliya yang menyadari akan keberadaan pak kyai, Auliya pun menghampiri nya dan menyalami nya. "gimana keadaan kamu Liya?" Tanya kyai Yusuf. "Alhamdulillah... Saya gapapa pak kyai" balas Auliya dengan senyum khasnya. "ohh.. syukurlah" ucap kyai Yusuf. "Heumm... Kalo gitu saya masuk dulu ya pak kyai, mau nemuin Syifa" ucap Auliya dan di balas anggukan oleh kyai Yusuf. "Heumm... Pak kyai nggak mau masuk?" Tanya Auliya. "Iya, nanti gantian" balas kyai Yusuf dan di balas angguk an oleh Auliya.

Auliya pun masuk ke ruangan Dhiva dan mengucapkan salam. "Assalamualaikum" ucap Auliya. "Waalaikumsalam" balas seisi ruangan Dhiva. "Heumm... Syifa kamu udah shalat Maghrib?" Tanya Auliya. "Astagfirullah... Sampai lupa aku" balas Syifa sambil memukul pelan kepala nya. "Kalo gitu yukk bareng sama aku" ajak Auliya. Dan di balas anggukan oleh Syifa. "Bentar Liya, ustadzah ikut, ustadzah juga belum shalat" ucap ustadzah Maria. "Hmm ayoo ustadzah" ajak Syifa.

GADIS IMPIAN✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang