[21] Curiga

37 12 2
                                    

Kini Auliya tengah perjalanan ke arah kelasnya dengan tatapan kosong, Auliya masih saja terus memikirkan sesuatu yang bisa di artikan tidak ada apa-apa nya.

Tetapi bagi diri Auliya entah mengapa ada rasa yang mengganjal di hati nya dengan ucapan Dhiva terhadap Haikal kemarin malam.

"Haduhh... Sudah dong Liya, gak usah mikirin si Haikal teruss" batin Auliya sambil memegangi pucuk kepalanya dan membuyarkan lamunannya.

Tiba-tiba langkah Auliya terhenti karena melihat seorang bertubuh kekar dan tinggi sedang berjalan dengan lantunan shalawat yang keluar dari mulutnya.

Auliya yang melihat Haikal di depan nya yang di ketahui baru keluar dari area santriwan dan menuju ke kelasnya.

Haikal yang melihat keberadaan Auliya yang melihatinya, Haikal melirik sekilas ke arah Auliya dan melanjutkan perjalanan nya tanpa menghiraukan Auliya.

Entah mengapa Haikal melakukan itu kepada Auliya, Haikal masih merasakan sakit di hatinya karena orang yang selama ini yang ia pikirkan dan membikin haikal susah untuk tidur, hanya karena memikirkan wajah milik gadis yang tengah melihatinya.

Haikal masih merasakan sakit di hati kecil nya karena ucapan Dhiva semalam tentang Auliya yang selalu memikirkan fahir teman sekamar nya.

Auliya yang melihat tingkah Haikal yang tak seperti biasanya pun merasa heran, bukan nya dia orang nya ramah? Bukanya dia selalu tersenyum? Tapi mengapa kali ini berbeda? Pertanyaan pertanyaan itu muncul terus menerus di pikiran Auliya.

Auliya tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa melihat punggung seorang laki-laki itu yang lama kelamaan menjauh.

"Menghindar? Ya, seperti nya dia marah, tapi karena apa?" Batin Auliya. Auliya pun melanjutkan langkahnya dan menuju ke kelasnya.

"Assalamualaikum Syifa, Dhiva?" Salam Auliya saat memasuki kelasnya yang sudah ada Syifa dan Dhiva di dalam nya.

"Waalaikumsalam" balas Syifa dan Dhiva bebarengan.  Auliya pun duduk di bangku nya.

"Tega ya kalian, ninggalin inces sendirian di kamar" gerutu kesal Auliya.

Syifa dan Dhiva yang melihat tingkah sahabatnya itu pun terkekeh.

"Heum... Malah ketawa nih anak" ucap Auliya sambil tersenyum pasrah.

"Sejak kapan kamu lebay kayak gitu an Liya?" Goda Syifa yang merasa asing dengan ucapan Auliya.

"Tau nih, mungkin ini bukan Auliya deh syif" lanjut Dhiva sambil menyenggol lengan Auliya.

Auliya yang mendengar itu pun menjadi kesal dan marah, "apaan sih kalian, ini Liya lah" ucap Auliya sambil memajukan bibirnya selayaknya anak kecil yang merajuk.

"Lohh... Bukanya kamu inces ya?" Tanya Dhiva yang masih saja dengan tertawaan nya. "Tau ah" balas Auliya singkat.

"Ciee.... Marah nih" goda Syifa yang semakin membuat Auliya semakin kesal.

"Ish, sudahlah" ucap Auliya kesal. "Iya iyaa" ucap Syifa dan Dhiva bebarengan dan tak luput dari tertawa nya.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi dan ustadzah Maria pun masuk ke dalam kelas mereka.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh" ucap ustadzah Maria yang membuka pelajaran nya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh" balas seisi ruangan kelas kompak.

"Oh iya, ustadzah Maria punya berita baik buat kalian" ucap ustadzah Maria.

"Kabar baik apa ustadzah?" Tanya Auliya. "Heum.. jadi gini, Minggu depan kan ada acara perpisahan kakak kelas kalian, dan semua orang tua santri datang" ucap ustadzah Maria.

GADIS IMPIAN✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang