[19] Salah Paham

69 24 1
                                    

Auliya, Syifa dan Dhiva sedang berangkat ke sekolahnya namun di tengah perjalanan mereka, Auliya mengehentikan langkahnya karena mengingat sesuatu.

"Ehh syif, dhiv kalian duluan ajah, aku masih ada urusan" ucap Auliya. "Urusan apa?" Tanya Dhiva dan berhasil membungkam mulut auliya.

"An-nu urusan, heumm gatau lah, aku di panggil ustadzah zaenab,duluan ya assalamualaikum" ucap Auliya gugup dan langsung lari meninggalkan Syifa dan Dhiva. "Waalaikumsalam" balas Syifa dan Dhiva sambil melihat tingkah Auliya yang aneh, seperti ada yang di sembunyikan oleh Auliya.

Namun Syifa dan Dhiva tak ambil pusing, mungkin saja Auliya memang benar ada urusan, jadi mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju sekolahnya.

Saat Auliya sampai di depan ruangan ustadzah zaenab,Auliya melihat ada ustadzah zaenab bersama seorang laki-laki yang sudah membuat Auliya jadi ikut ikutan terkena hukum hanya karena alasan ngobrol berdua, padahal Auliya tidak memiliki rencana untuk mengobrol dengan haikal, tetapi apa boleh buat? Semua nya telah terjadi.

"Assalamualaikum ustadzah" salam Auliya dan masuk ke dalam. "Waalaikumsalam" balas ustadzah zaenab dan Haikal. "Oh kamu Liya, silahkan duduk sini" ucap ustadzah zaenab sambil menepuk kursi di sebelahnya.

Auliya pun duduk di samping ustadzah zaenab, "jadi gini, sekarang ulangan hari 3 kalian. Ustadzah minta kalian kerjakan jangan di kelas, karena ini hukuman buat kalian yang sudah berani melanggar peraturan" ucap ustadzah zaenab.

"Lalu? Kita ngerjainnya di mana ustadzah?" Tanya Haikal. "Di lapangan" seketika mata Auliya langsung melotot tak percaya dengan hukuman yang menimpal kepada dirinya, Auliya tak percaya bahwa ia akan mengerjakan soal ulangan di lapangan dan di bawah terik sinar matahari, hanya alasan salah paham.

"Yang bener ustadzah?" Kaget Auliya. "Emang muka ustadzah kelihatan bohong?" Tanya balik ustadzah zaenab. Seketika itu Auliya menundukkan kepalanya dan mereuntiki nasib nya, bagaimana jika Dhiva tau kalo ia akan di hukum bersama Haikal? Pasti Dhiva sangat kecewa dengan dirinya.

Bel masuk sudah berbunyi, "sudah, sekarang kalian ambil soal di kelas kalian, dan pergi ke lapangan, kerjakan di lapangan sampai waktu ujian berakhir" tegas ustadzah zaenab. "Baik ustadzah" balas Auliya dan Haikal bersamaan.

Setelah itu mereka beranjak dari duduk nya dan pergi ke kelas mereka masing-masing, sebelum mereka pergi ke kelas, Auliya melirik sekilas ke arah Haikal, begitupun juga Haikal, "ini semua gara-gara kamu, liat ajah nanti" ucap Auliya dan meninggalkan Haikal.

Haikal tak bisa berbuat apa-apa hanya saja melihati pundak Auliya yang semakin menjauh. "Maafin ana Auliya" batin Haikal.

Haikal merasa sangat bersalah dalam masalah ini, Haikal merasa bersalah dengan sifat kekanak-kanakan nya, Haikal juga tak tau entah kenapa bibir Haikal tiba-tiba saja berbicara tentang perasaan nya yang rindu pada Auliya.

Haikal pikir jika Haikal tak menghampiri nya semalam mungkin tak akan dia di hukum seperti ini.

*****

Auliya dan Haikal kini sudah berada di lapangan dan pas di tengah-tengah nya, Auliya dan Haikal mengerjakan soal nya dengan fokus, jarak mereka tak cukup jauh Haikal di sebelah timur, sedangkan Auliya di sebelah barat, mereka mengerjakan secara berhadapan dengan jarak kurang lebih 80cm.

Di sisi pojok lapangan ada ustadzah zaenab yang mengawasi mereka, dari tingkah lakunya dan tatapan nya.

Haikal ketika mengerjakan tak luput dengan mencuri curi pandang ke arah Auliya yang sedang mengerjakan. Auliya yang menyadari jika Haikal memandanginya membuat diri kita tidak bisa konsentrasi untuk mengerjakan, Auliya memilih untuk tidak menghiraukan nya.

GADIS IMPIAN✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang