Chapter 29

1.8K 274 4
                                    

" Ini tempatnya? " Tanya Zenitsu.

" Sepertinya... "

Aku mendorong Kriss mendekati pintu itu. " Ketok lah!! "

Terlihat wajah kesal di muka Kriss, tapi siapa yang peduli akan hal ini.

" Ketok!! " Bentakku, karena dari tadi Kriss hanya diam saja.

Cih!! Menyebalkan!

Aku mendorong tubuh Kriss sehingga dia terpental berberapa meter ke belakang.

" Awas, bodoh!! " Ucapku kesal.

Aku mengetok pelan pintu itu. Berberapa saat kemudian pintu itu terbuka. Aku melihat seorang nenek tua yang pendek.

" Selamat datang. " Ucap nenek itu.

Nenek itu membawa kami masuk ke dalam. Menunjukan bagian bagian dari rumah. Memberikan kami pakaian, sehingga baju lama kami bisa di cuci.

Kami makan malam lalu pergi ke kamar. Jelas aku beda kamar dengan mereka, tapi aku bermain sebentar di kamar mereka.

" Tanjiro... Kau yakin dia akan baik baik saja di sini? " Tanyaku sambil menunjuk ke arah kotak Nezuko.

" Entahlah, tapi aku yakin dia akan baik baik saja. Kalau kau takut sendirian di kamar aku bisa menyuruhnya di kamarmu. " Ucap Tanjiro.

" Menyuruhnya? Menyuruh siapa? Lagi pula apasih isi kotak itu. " Tanya Zenitsu .

" Ya! Tadi kau bilang kalau kotak itu lebih berharga dari pada hidupmu." Ucap Kriss penasaran.

Aku saling menatap dengan Tanjiro.

" Apa isinya iblis? "

Aku dan Tanjiro langsung memekik kaget. " Bagaimana kau―"

" Setiap mahluk hidup menghasilkan suara. Suara manusia dan iblis berbeda jadi aku bisa menebaknya. "

" Ah~ Zenitsu benar benar hebat. Aku tau pendengaran kurang benar benar bagus. " Ucap Tanjiro.

Aku melihat pipi Zenitsu langsung memerah, dia guling gulingan sambil mengucapkan kata kata yang tidak begitu jelas.

" Kau bersikap seperti ini? Bahkan dengan sesama lelaki? " Tanyaku.

Zenitsu hanya menatapku kesal. Tanjiro bergerak, mengambil kotak Nezuko, lalu membukanya.

Nezuko keluar dari kotaknya. Aku melirik ke arah Zenitsu. Terlihat wajahnya kesal, tapi aku tak tahu kenapa.

" Kau kenapa? " Tanyaku.

Zenitsu tiba-tiba berdiri dengan wajah yang sama. Berjalan ke arah Tanjiro, lalu mendesaknya mundur.

" Hey! " Teriak Kriss.

" Tanjiro... Aku benar benar membencimu! " Ucap Zenitsu sambil mengangkat pedangnya.

" Berani beraninya kau! Kau pikir rekan kerja hanya untuk main main. "
Ucap Zenitsu sambil sedikit membentak.

Aku tanpa pikir panjang menarik tubuh Zenitsu. " Ku ini kenapa sih? "

" Kau memiliki 2 gadis ini. Dasar menyebalkan aku membencimu! "

" Ka― kau salah paham. " Kata Tanjiro.

Aku melihat Nezuko tampak bingung. Aku mengedipkan mataku ke arah Nezuko, mencoba memberikan tanda : jangan khawatir, biar ku urus.

Tanjiro menyuruhku untuk kembali ke kamarku, karena setelah aku menghentikan Zenitsu, aku tampak linglung karena mengantuk.


Tapi sayangnya mataku tidak ingin aku tidur, meskipun aku sudah mengantuk. Aku mengangkat tubuhku lalu pergi ke luar kamar.

Aku melihat Inosuke duduk. Aku menghampirinya. " Kau belum tidur?"

" Mereka terlalu berisik. " Ucap Inosuke.

" Yah... Pasti karena Zenitsu. " Ucapku.

Tiba tiba nenek pengurus tempat  datang. Menawarkan makanan dan meminta agar topeng Inosuke agar dia bisa mencucinya.

Inosuke tampak bingung, tapi aku tidak mengerti kenapa dia bingung. Inosuke memberikan topengnya lalu nenek itu pergi meninggalkan kami.

Aku mendengar suara teriakan dari Kriss. " Ku rasa mereka memulainya lagi. "

Aku berlari meninggalkan Inosuke. Aku secepat mungkin membuka pintu kamar mereka. Dan pemandangan yang aneh mengganggu ku.

Nezuko berusaha berlari dari Zenitsu. Zenitsu mengejar Nezuko. Dan Tanjiro mengejar Nezuko. Kriss tampak terengah entah di pinggir.

Tanpa pikir panjang aku menarik tubuh Zenitsu ketika dia tepat berada di depanku.

Maaf,
seharusnya kemarin udah bisa up tapi karena munculnya jadwal mendadak, mau tidak mau upnya di undur.

Maaf ya...

Maaf juga karena mungkin pada Chapter ini agak bosenin, soalnya aku dah bingung mau ngetik apa.

Tolong sarannya ya...

𝙏𝙖𝙣𝙟𝙞𝙧𝙤 𝙓 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨 [√] I Have to Choose...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang