Chaptee 41 + 42

1.6K 211 52
                                    

Berberapa saat kemudian Tanjiro datang ke kamar. Entah mengapa rasanya agak berbeda dari sebelumnya. Mungkin aku yang terlalu berusaha menjauh, tapi mau bagaimana lagi rasanya agak aneh jika berada di dekatnya.

Esoknya, pagi sekali aku terbangun karena mimpi aneh yang kudapatkan, tentang aku yang mati karena tabrakan dengan pohon.

Aku menatap ke setiap sudut kamar. Ku lihat Tanjiro masih tertidur di ranjangannya.

Aku mendekati ranjangnya lalu duduk di samping tempat tidurnya. Aku mengelus pelan rambut Tanjiro. Hingga aku tertangkap basah melakukannya.

" Pagi... " Ucap Tanjiro, sambil perlahan membuka matanya.

Aku segera menarik tanganku dari dirinya, dan segera berdiri.

" Maaf. " Ucapku.

Tanjiro mengangkat tubuhnya, lalu duduk di tempat tidurnya. Dia menarik pinggang ku sehingga mendekati nya. Lalu merapihkan rambutku dari wajahku. Dan tersenyum

" Bangunlah... Jangan terlalu banyak mimpi... " Ucap Tanjiro yang membuatku kaget.

Seketika aku melihat Kriss dengan tatapan bosan. Bukan senyuman Tanjiro. Aku mengangkat tubuhku, lalu duduk di ranjangku. Melihat sekeliling tapi tak melihat Tanjiro dan Inosuke diruangan ini.

" Dimana Tanjiro? " Tanyaku dengan perasaan bingung.

" Dia meninggal. Cepatlah bangun! " Jawab Kriss yang langsung membuatku kesal.

" Iya! Iya! Aku sudah bangun! Sekarang ada apa kau membangunkanku... " Tanyaku sambil memberikan tatapan jengkel kepada Kriss.

" Tidak ada apa- apa sih... Hanya ingin mengganggumu saja.. " Ucap Kriss dengan wajah puas.

" Berengsek. " Ucapku sambil memukul tubuh Kriss. Padahal mimpiku sudah bagus.

" Jadi dimana Tanjiro? " Tanyaku.

" Dia sudah bangun dari tadi... Dan diharuskan pergi berlatih dengan Inosuke. "

" Kita belum? " Tanyaku.

" Harusnya kau senang karena kita belum mulai. " Jawab Kriss, lalu duduk di ujung ranjangku.

" Kau tidak bangunkan Zenitsu? " Tanyaku.

" Buat apa?! Nanti dia bangun sendiri." Jawab Kriss.

" Oh. "

Kriss tiba tiba menatapku dengan mata tajam. Entah apa yang dia lakukan tapi aku tetap bergerak. Menyilangkan kedua lenganku di depan dadaku.

" Apa lihat- lihat?! " Tanyaku.

Kriss tersenyum kecil lalu berhenti menatapku. Dan mengubah arah pandangnya.

" Hey, kau benar benar setuju dengan bantuan ku kemarin kan? " Tanya Kriss.

" Entahlah, kau tahukan aku tidak pernah memberikan kepercaya pada kalian. Bagiku kalian terlihat seperti merencanakan sesuatu yang licik. " Ucapku.

" Hahaha... Kau sama saja seperti mereka ya... " Ucap Kriss yang membuatku heran.

" Maksudmu?! "

" Tidak banyak orang mempercayaiku... Hanya Si bodoh kuning ini. " Ucap Kriss yang tampaknya agak kecewa.

" Oh... Kau benar benar berpikir hanya dia saja ya... " Ucapku.

" Tentu saja. " Jawab Kriss.

" Bagiku tidak. Kau tahu.. Kau melupakan Tanjiro. Dia memang waspada tetapi sangat mudah mempercayai orang. " Hibur ku.

𝙏𝙖𝙣𝙟𝙞𝙧𝙤 𝙓 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨 [√] I Have to Choose...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang