Chapter 45

1.7K 220 40
                                    

Latihan selesai pada sore harinya. Rasanya benar benar lelah, membuatku berjalan dengan lesu di sepanjang koridor. Hingga aku tidak sengaja menabrak seseorang.

" Ah~ Maaf. " Ucapku.

" Kau baik baik saja? " Ucap seseorang yang ku tabrak, Shinobu- san.

" Ah... Ya aku baik baik saja. " Ucapku.

" Jadi apa jawabanmu? Tentang tawarannya. " Ucap Shinobu- san.

" Oh, ya. Benar juga. Maaf, Shinobu- san... Tapi aku belum memikirkannya." Ucapku.

" Bukan masalah, tapi cepat cepatlah putuskan. Sang pilar cinta tidak dapat menunggu lama. " Ucap Shinobu- san.

" Tentu... Akan ku pikirkan segera. " Ucapku. Lalu berjalan dengan sedikit menunduk.

Berberapa meter sudah jauh dari Shinobu- san. Aku menarik nafas dan membuangnya dengan kasar. Kenapa sih harus bertemu di saat seperti ini...

Tiba tiba sesuatu menabrak wajahku. Bau ini...

" Ma- maaf (y/n) tapi aku sedang buru buru. " Ucap seseorang yang ku tabrak, Tanjiro.

Tanjiro sedikit mendorongku kesamping, lalu berlari dengan cepat meninggalkanku. Berberapa saat kemudian Kanao datang dari arah yang sama dengan Tanjiro.Mereka main kejar kejaran?

Perasaan hatiku kembali bercampur aduk. Aku ingin memisahkan mereka, tapi mengingat apa kata Kriss untuk tidak terlalu agresif. Kalau di ingat ingat kembali... Tanjiro juga mengobrol berberapa saat ketika istirahat latihan, dan setelah mereka tahu aku memperhatikan, mereka berhenti untuk berbicara.

Aku segera melanjutkan langkahku untuk pergi ke kamar. Tapi sesuatu mengenai wajahku kembali.

" Ah... Maaf. "

" Kriss? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku.

" Kita semua sedang di bangunan yang sama. Apa kau lupa? " Tanya Kriss.

" Cih. Bukan itu maksudku... Sudahlah kau pergi ke suatu tempat? Apa kau sibuk? " Ucapku.

" Aku berencana mencari mu... Tapi karena sudah ku temukan... Jadi aku tidak punya kerjaan. " Jawab Kriss, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Aku membuang nafas dengan kasar lalu, mengikuti gaya Kriss, menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.

" Aku akan latihan sebentar. " Ucapku, lalu berjalan membelakangi Kriss.

Meski sebenarnya aku sangat lelah, tapi aku sama sekali tidak serius latihan tadi pagi. Jika Urokodaki- san tahu dia pasti akan memarahiku.

" Kau kuat sekali ya... Padahal kulit mu belum pulih sepenuhnya. " Ejek Kriss. Aku hanya diam dan menangkap kata- katanya.

Hingga aku sampai di halaman belakang. Tidak ada siapa siapa kecuali Kupu- kupu yang terbang dengan tenang.

Sekarang mungkin sudah jam enam lebih. Langit sudah mulai menggelap. Meski begitu aku masih perlu latihan.

Aku mencoba meregangkan tubuhku perlahan. Lalu merilaksasikan otot otot di tubuhku. Rasanya sakit, yang menandakan otot ku masih kaku.

Aku berjalan mendekati pohon yang cukup besar. Lalu memanjat nya dengan perlahan. Duduk di salah satu dahan yang ku anggap cukup kuat untuk menahan beban tubuh ku.

Berada di atas pohon, lalu merasakan angin yang berhembus cukup menyenangkan.

Setetes air menyentuh telapak tanganku yang terbuka. Membuatku menatap langit gelap yang semakin lama meneteskan semakin banyak air.
Hujan ya..?

" Etto... (y/n) apa yang kau lakukan di situ? " Tanya seseorang dari bawah. Itu Tanjiro.

Pikiranku mengingat akan dia yang diam diam bersama Kanao, membuat hatiku merasa tidak ingin berbicara dengan Tanjiro.

" Turun lah! " Teriaknya.

Entah apa yang membuatnya bisa menyuruh diriku untuk bergerak turun dari pohon. Dan aku berpikir mungkin saja diriku sudah menginginkannya jauh lebih besar dari apa yang ku pikirkan.

Tanjiro menutupi diriku sebisa dirinya dengan badannya. Mungkin aku yang terlalu kecil sehingga muat dia tudungan nya.

Aku bergerak seolah pikiranku di kendalikan oleh kebodohan. Aku memeluk tubuh Tanjiro tanpa pikir panjang.

" Tanjiro... Apa kau menyukaiku? "






















𝙏𝙖𝙣𝙟𝙞𝙧𝙤 𝙓 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨 [√] I Have to Choose...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang