Chapter 30 + 31

2K 286 34
                                    

Aku tidak mengira aku menarik Zenitsu terlalu kencang, hingga membuat aku terjatuh bersama dengannya. Zenitsu berada di atas tubuhkan pada saat pendaratan membuat wajahku sungguh sangat dekat dengan wajahnya.

Zenitsu mencoba mendekatkan wajahnya, sehingga kami bisa berciuman, tapi aku berusaha memberontak. Tanganku sudah dikunci oleh Zenitsu, jadi aku hanya menggerakkan gerakan tubuhku sehingga dia menjauh.

" Zenitsu! " Bentak Tanjiro secara tiba tiba sambil menarik Zenitsu dari tubuhku.

Semua orang terdiam setelah itu. Berberapa saat hening, lalu Inosuke datang sambil berteriak.

" Aaaa― tidak bisakah kalian diam. "
Teriaknya tiba- tiba.

" Tapi kami sudah diam dari tadi, " Ucap Kriss.

" Semenjak Tanjiro teriak. " Ucap Kriss melanjutkan omongannya.

Inosuke tampak tak Terima jadi dia kembali berteriak lalu menyundul punggung Tanjiro. Tanjiro tergelonjak ke depan, sambil sedikit memekik pelan.

" Hey! hey! hey! Kau ini kenapa sih?! " Kata Zenitsu.

Inosuke tampak tidak peduli, jadi dia berlari mengejar Tanjiro. Tanjiro berusaha kabur darinya, dan Zenitsu mengejar mereka dari belakang. Aku hanya terdiam bersama dengan Nezuko.

•••

Pagi harinya kami melakukan tes kesehatan, dan katanya sudah tidak ada lagi yang terluka. Kami berniat pergi esok harinya.

Aku mengajak Tanjiro bermain, sayangnya ada sesuatu yang harus dia lakukan. Jadi aku mengajak Zenitsu dan Kriss untuk bermain. Inosuke menghilang sejak tadi.

" Hey Zenitsu pegang tapi itu dengan benar. " Ucapku.

" Maaf. "

" Ngomong ngomong― (y/n), apa kau berpacaran dengan Tanjiro. " Tanya Zenitsu secara tiba tiba.

" Maksudmu? "

" Entahlah... Kemarin dia begitu marah ketika aku mau― maksudku hampir menciummu. " Ucap Zenitsu.

" Ya! Benar! Semalam dia begitu marah, setelah kejadian itu terjadi. " Ucap Kriss.

" Benarkah?! Setahuku Tanjiro adalah orang yang baik. Hey! Bisa pegang talinya dengan benar! " Ucapku.

" Jangan mengalihkan pembicaraan. " Ucap Zenitsu terlihat jengkel.

" Baiklah tapi setelah itu pegang talinya dengan benar! " Ucapku.

" Dengan senang hati. "

" Jawabannya TIDAK. Dan aku tidak pernah berfikir apapun tentang cinta." Ucapku.

" Benarkah? Aku melihatmu berciuman dengannya. " Ucap Kriss.

Aku merona. " A― apa?! Tidak kok! "

" Jangan membual. Aku tahu kau membicarakan tentang bibir kalian ketika di jalan. " Ucap Zenitsu.

" Mungkin kau salah dengar. " Ucapku.

" Pendengaran ku tajam! " Kata Zenitsu.

" Sudahlah! Pegang talinya. " Ucapku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Zenitsu dan Kriss tertawa terbahak bahak. Aku memberikan tatapan jijik kepada mereka.

" Ahahaha. Asal kau tahu, pipimu benar benar merah. " Ucap Kriss sambil merapihkan rambut yang ada di wajahku.

" Oi! " Teriak seseorang dari belakang.

" Tanjiro?? " Pekik Kriss.

Aku tidak berani membalik badanku. Kriss mendekatkan mulutnya ke telingaku.

" Sudah ku bilang dia tidak akan membiarkanku menyentuhmu. " Bisik Kriss.

Aku mendorong Kriss dengan kencang. " Pergilah ke neraka!! " Teriakku.

Chapter 31

Kami bermain bersama untuk menghabiskan waktu kami. Aku menahan malu selama bermain dan tidak berani menatap tajam pada Zenitsu dan Kriss. Dan menjauh dari mereka setiap saat mereka mendekat.

Aku sudah tertangkap basah, berciuman dengan Tanjiro ― di luar hubungan. Maksudku, aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya, tidak untuk kata ' pacar ' hanya sahabat. Dan aku memang tidak pernah menyukai Tanjiro.

" Kau terlihat sedikit aneh (y/n). Kau baik baik saja? " Tanya Tanjiro.

" Eh?! Aku― aku baik baik saja. " Jawabku.

" Kau yakin? Kau tidak terlihat seperti biasanya dan bersikap pendiam tidaklah cocok denganmu. " Ucap Tanjiro.

" Hm... Aku baik. " Jawabku singkat.

" Hey! Tanjiro! Waktumu jaga lho! " Teriak Kriss.

" Ah~ baik, tunggu sebentar. " Jawab Tanjiro.

Tanjiro mengelus rambutku lalu berlari ke arena permainan. Kriss mendatangiku lalu duduk di sampingku. Aku berdiri lalu berjalan ke arah kamar.

" Oh.. Ayolah (y/n)! Masa kau marah hanya karena percakapan kita tadi pagi. " Ucapnya ketika aku mau meninggal kan nya.

" Mati saja sana! " Ucapku tanpa melihat ke arah Kriss.

" Aku mengerti kau marah, tapi memang itu yang terjadi bukan. " Ucap Kriss.

" CUKUP! " Teriakku. Aku berteriak sangat kencang, membuat permainan berhenti secara tiba tiba. Aku melihat Tanjiro melirik ku dengan penuh ke khawatir.

" TIDAKKAH SUDAH CUKUP SEMUA INI UNTUK MU?! " Teriakku kepada Kriss.

" KALAU KAU MEMANG SUDAH MENGERTI MENGAPA KAU MASIH HARUS MENGUNGKITNYA, MENANYAKAN ITU SECARA TERUS MENERUS?! " Teriakku.

" (y/n)? " Tanya Tanjiro.

Aku menggeram lalu pergi meninggalkan mereka. Tanjiro menarik tanganku sehingga langkahku terhenti. " Ada apa? "

Aku tidak menjawab. Aku menarik kembali tanganku. " Jangan sentuh sentuh! " Ucapku, lalu melanjutkan langkahku.

Gagak datang dan bertengger di kepala Tanjiro. " Gunung Natagumo!!"

" Pergilah ke gunung Natagumo!! " Ucap Gagak.




𝙏𝙖𝙣𝙟𝙞𝙧𝙤 𝙓 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨 [√] I Have to Choose...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang