Chapter 16

2.2K 316 13
                                    

"Yashiro berhenti bersikap kasar atau aku tidak akan memaafkanmu. " Ucap Tamayo-san dengan lantang.

Yashiro masih tetap memukuli Tanjiro. Aku segera berdiri. Menarik baju Yashiro.

"Hey Yashiro!! Kau tidak dengar-- Ugh -- Tamayo-san bilang tidak apa apa!! "

Sepertinya Yashiro tidak mendengarku. Hah... Percuma saja.

"YASHIRO! " Teriak Tamayo-san.

Semua orang terdiam. Yashiro kembali duduk.

"Maaf."

"Tanjiro kau tidak apa? Maaf akan sikap Yash--

" MERUNDUK! "

Tanjiro menarik tangan ku. Memelukku dan Nezuko erat erat, berusaha melindungi ku dan Nezuko.

Sebuah bola datang menghancurkan sebagian besar dinding rumah. Lalu memantul, menghantam dinding dengan keras.

Aku berfikir. Kalau aku tetap berada pada perlindungan Tanjiro... Akan sangat merepotkan Tanjiro yang harus menjaga Nezuko. Lagi pula aku ini kan juga pembasmi iblis.

Aku bergerak melepas pelukan Tanjiro, lalu berdiri.

" Kalian berhati hat-- "

Sungguh menyeramkan. Bola itu sepertinya menghantam dengan keras ke muka Yashiro. Membuat bulatan besar pada muka Yashiro.

Aku terkejut tapi tidak terlalu panik,Yashiro adalah seorang iblis jadi dia bisa berreginerasi. Berberapa saat, saat keadaan hening muncul sebuah suara dari luar. Dua orang. Lelaki dan perempuan.

" Haha sudah ku tebak, bahwa ada rumah di dalam dinding itu! "

" Cih kau ini tidak bisakah bersikap sedikit lebih rapih. Baju ku kotor. "

" Yaaa kau ini! Peduli amet! "

Lalu sebuah bola muncul kembali. Mendekat ke arah ku. Aku mencoba memotong bola itu. Terpotong tetapi tetap mencoba menghantam ku meskipun tidak sakit. Aku melirik ke arah Yashiro. Mukanya sudah kembali lagi. Yashiro mencoba berdiri. Tanjiro juga. Kami mencoba melihat ke adaan di luar  melalui lubang besar pada dinding bagian kiri bangunan.

" Gadis itu dan lelaki membawa anting anting itu. Sesuai dengan apa yang dia ingin kan. "Ucap gadis itu sambil memainkan bola.

Dia?

Tampa aku sadar, ternyata Tamayo-san juga sudah berdiri.

" Wah lihat !! Apakah itu boronan yang masih di cari?! " Ucap gadis itu sambil menunjuk ke arah Tamayo-san.

" Kau jangan sok kenal. " Ucapku. Jujur mungkin sebenarnya akulah yang sok kenal.

Aku menarik pedang ku dari tempatnya mengarahkan padanya.

" Hah!! Coba saja. "Ucap gadis itu.

Pernafasan air. Jurus ke empat. Gelombang pasang.

Aku menerjang dengan cepat ke arah iblis itu. Aku berhasil memotong tangan kirinya, tapi sepertinya tampak tidak berguna karena salah satu bolanya mengenaiku dengan keras membuatku terlempar berberapa meter.

" Perhatikan tanda panahnya. "

" Tanda pan-- " Sebuah bola menghantam punggungku dengan kencang membuat ku tidak bisa menyelesaikan ucapan ku.

" Iya!! Tanda panahnya. "

" Aku tidak melihat tanda panah. " Teriak sambil mencoba menghindari bola yang datang.

Tanjiro tampak masih bengong menyusun strategi.

" Eng.. Yashiro-kun aku tidak mengerti maksudnya tanda panahnya? " Tanya Tanjiro.

Aku berguling ke belakang untuk menghindari bola yang datang sekalian mendekati tempat Tanjiro dan lainnya berdiri mematung.

" Kumohon - jangan - banyak - mengobrol. "Ucapku sambil menyesuaikan nafasku.

" Ah.. Maaf (y/n) -kun. Aku tidak bermaksud. "Kata Tanjiro sambil berusaha meminta maaf.

" Kalau begitu bantu aku. "

" Ini. " Ucap Yashiro sambil memberikan sebuah kartu bergambar mata.

" Atas seizinku... Aku pinjamkan kalian ini. " Ucap Yashiro.

Aku melihat sebuah tanda panah setelah Yashiro menyelesaikan ucapannya.

" Inikah yang kau maksud tanda panahnya? " Tanyaku.

Yashiro mengangguk lalu masuk ke dalam rumah menghampiri Tamayo-san.

" (y/n)! Nezuko! Kalian urus iblis yang laki aku akan urus yang tamari. "Ucap Tanjiro memberikan rencana.

Aku dan Nezuko langsung berlari ke arah iblis yang lelaki. Nezuko menendang leher iblis itu dengan kuat.

" Cih.. Dasar kotor. "

Iblis lelaki itu mengarahkan telapak tangannya yang ada mata di tengahnya. Membuat ku jijik.

Mata pada telapak tangannya berkedip. Sebuah panah merah datang ke arah kami. Aku menarik Nezuko. Mata pada tangannya kembali berkedip ke arah kami. Sama seperti tadi, sebuah tanda panah keluar mengarah ke arah kami. Aku segera menggendong Nezuko membawanya lompat ke atas pohon untuk menghindari seorang.

Iblis itu menampilkan wajah masam. Ketahuan sekali kalau dia sudah jengkel. Matanya kembali berkedip sebuah tanda panah datang aku melompat pindah, tapi ternyata aku salah. Dia melempari sebuah serangan lagi sepertinya dia sudah tau lokasi yang akan ku tuju untuk berpindah menghindari serangannya. Sebuah tanda panah datang tepat di situ membuatku terpental menjauh darinya.

Buk

Kami bertabrakan dengan Tanjiro. Membuat diri kami bertiga terpental.




𝙏𝙖𝙣𝙟𝙞𝙧𝙤 𝙓 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨 [√] I Have to Choose...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang