cabut

1.6K 226 177
                                    

"ekhem" pak kepsek berdeham di kursinya.

yeah, disinilah gua setelah acara pengumuman sekolah. bukannya langsung masuk kelas, gua dan renjun malah dipanggil ke ruang kepala sekolah. bareng sama taeyong, jaehyun, dan yuta. duduk bejejer dah tu.

gua sibuk ngatur muka karna deg-degan ngeri dihukum, taeyong duduk tegak, jaehyun masi di kerangkeng yuta, dan renjun cuma natep kepsek tanpa keraguan sedikitpun.

gua sibuk ngatur muka karna deg-degan ngeri dihukum, taeyong duduk tegak, jaehyun masi di kerangkeng yuta, dan renjun cuma natep kepsek tanpa keraguan sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hadeh" pak kepsek menghela napas panjang. "anak-anak jaman sekarang susah ditebak, ya" lanjutnya pasrah.

kita diem. jaehyun mengepalkan tangan.

"baiklah. buat taeyong, mohon maaf, kegiatan mengajar anda dicabut paksa karena sudah merendahkan dan mencemarkan nama baik salah satu siswa di muka umum" ucap pak kepsek dengan tegas.

taeyong mengangguk paham. itu yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya sejak pertama kali menginjakan kaki di sekolah.

"untuk jaehyun.." pak kepsek memberikan jeda pada ucapannya. jaehyun menatap tajam dirinya.

"anda saya berikan kesempatan mengajar sekali lagi"

jaehyun tersenyum puas. setidaknya, ia masih punya kesempatan kedua untuk melanjutkan permainannya.

kemudian, kepsek mempersilahkan ketiga guru baru untuk keluar dari ruangan dan kembali mengajar di kelas. disini, tinggal gua dan renjun yang masih duduk di hadapan kepsek.

"renjun, bapak akui semangatmu dan keberanianmu untuk mengembalikan harga diri. tapi, caramu salah dalam menyampaikan hal tersebut" kepsek menunjuk-nunjuk renjun.

renjun mengernyit. "maksud bapak? saya harus tetap diam walau ditindas oleh banyak orang?"

waw. sudah kuduga akan seperti ini jadinya. kalo renjun udah marah, serem juga anjrit.

kepsek cuma diem. dia sibuk nyari bantahan yang tepat untuk dilontarkan pada renjun.

tetapi, nihil hasilnya. renjun terus menatap kepsek sampe kepseknya baper dan lupa dengan apa yang mau dibicarain.

"ya sudahlah. di peraturan sekolah memang tidak ada larangan berpacaran, tapi, alangkah baiknya kalian jangan terlalu berlebihan seperti tadi" kepsek memperingatkan kita.

gua mah udah nutupin muka aja karna malu. sementara renjun, dia malah berdecak sebal.

"saya memeluk dia, karena dia adalah salah satu alasan saya untuk merasa bahagia di dunia ini, pak"

"saat orang lain merendahkan saya, dia selalu mendukung saya. jadi, saya tidak mau dia disakiti oleh perlakuan orang-orang, termasuk bapak sendiri!" renjun berteriak.

oke fiks. muka gua tambah merah dan gua sibuk meringkuk di kursi sambil nutupin muka pake kedua tangan. kalo gaada kepsek dan renjun, gua pasti udah loncat kesana-kemari, cosplay jadi barongsai.

[1] NGALUS +HRJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang