☆ 5 ☆

63 20 5
                                    

“Gyu, lo apaan sih? Nara bukan,-”

Belum sempat Soobin menyelesaikan kalimatnya, Beomgyu menyela.

“Jangan ikut campur, Kak! Ini urusan gue sama nih haters ga guna. Heh lo dengerin gue, kalo sampe gue liat lo lagi di sini, gue ga segan-segan nyeret lo ke polisi. Karena gue tau lo itu penyusup kan? Lo pasti mau mata-matain kehidupan gue terus bikin rumor ga jelas yang ngerusak nama gue. Hei, lo bisa ngga hidup lebih berguna tanpa ngrecokin hidup orang? Orang tua lo ngajarin lo ngga,-”

“PLAKKK”

Tamparan itu tepat mendarat di pipi kiri Beomgyu. Manik mata mereka bertemu lagi, tapi sekarang Nara melemparkan tatapan yang berbeda, nampak marah dan kecewa.

Sedetik setelahnya Nara langsung berbalik dan meninggalkan tempat itu, ia berlari memastikan tiada siapapun yang melihat air matanya.

“Nara! Tunggu!”

Soobin berlari mengejar Nara. Sedangkan gadis itu terus berlari tak menghiraukan apapun hingga tangan Soobin meraih tangannya.

“Ra,”

Nara mengalah, ia berhenti dan menghadap Soobin sambil menunduk.

“Ra, Gyu pasti salah paham. Semua yang dia bilang itu ga bener, gue juga gatau gimana dia bisa ngomong kaya gitu. Tapi gue harap lo maafin dia ya, Ra? Gue jamin Gyu bakal minta maaf sendiri kalo dia udah tau sebenernya,”

Nara mengangguk, ia masih menunduk menyembunyikan air matanya.

“Ra?” Soobin menyadari sesuatu, gadis dihadapannya tidak baik-baik saja.

Entah setan atau malaikat yang membisikinya sehingga Soobin menarik Nara ke pelukannya.

Isakan kecil itu terdengar menyakitkan bagi Soobin, entah mengapa ia peduli dengan gadis itu. Ralat, Soobin menjadi sangat peduli. Setelah beberapa saat Soobin melepaskan pelukannya.

“Udah jangan dipikirin lagi. Gue percaya kok kalo lo ga kaya yang Gyu bilang tadi. Lo baik, Ra, lo ga mungkin haters,”

Nara mengangguk lagi sembari menghapus air matanya.

“Oh iya, lo belum njawab pertanyaan gue tadi. Lo ngapain ke sini?” Nara terdiam sejenak.

“Gue mau nguntitin lo,” Soobin membelalak kaget.

“Bercanda ih! Kakak lucu pas lagi kaget gitu,” Nara tertawa renyah, padahal manik matanya masih berkaca-kaca, tapi rasa sedihnya hilang seketika.

“Dasar kamu, ya! Berani ya sekarang,” Soobin menarik hidung Nara gemas.

“Kakak jangan ih! Nanti aku mancung gimana? Nanti fans aku makin banyak, folowers aku makin melimpah, fiuhh makin famous deh,” kata Nara dengan nada seolah ngambek.

“Serah deh Ra. Serah,”

Soobin tampak tak mengerti dengan gadis dihadapannya. Bagaimana suasana hatinya bisa berubah secepat itu? Tadi nangis eh sekarang ngelawak.

“Maaf hehe. Lagian Kakak kepo banget, sadar ga? Dari kita ketemu tadi di sekolah Kakak wawancara aku terus,”

“Dan dari semua pertanyaan gue belum ada yang lo jawab, Ra. Sadar ga?”

Skakmat.

Alunan lagu Symphony terdengar, penyelamat Nara dari segala kekepoan Soobin.

“Halo,”

“Iya udah kok, lancar juga,”

“Oke, Nara pulang sekarang,”

Nara menutup teleponnya. Gadis itu menatap Soobin yang sepertinya semakin kepo, tepat sebelum Soobin membuka mulutnya Nara berseru.

“Maaf Kak, aku harus pulang. Mungkin kita bisa ngobrol lain waktu, dan makasih buat semuanya Kak, maaf aku banyak ngrepotin,” ucap Nara.

Soobin tersenyum pasrah, obrolannya dengan Nara harus berakhir sekarang.

“Tapi kamu harus janji, ya? Kalo kita ketemu lagi, kamu harus siap aku wawancarain,” 

Soobin menunjukkan jari kelingkingnya. Nara pun membalas dengan mengaitkan kelingkingnya dan menjawab.

“Janji,”

Soobin tersenyum simpul membuat Nara ingin pingsan saat itu juga. Demi apapun Sobin manis banget gila. Sesaat Nara terlena dengan cowok tinggi itu.

Beberapa saat setelahnya Nara melepas kaitan jarinya dan melangkah meninggalkan Soobin.

...

Dorm itu berisi empat laki-laki tampan yang tengah sibuk berlatih. Siapa lagi kalau bukan dorm-nya TXT. Anggota yang lain berlatih seperti biasanya, sedangkan satu di antara mereka menari sambil turut serta menumpahkan emosinya.

Berani-beraninya tuh cewek nampar gue. Awas aja kalo ketemu lagi bakal gue kasi pelajaran! batin Beomgyu memegang pipi kirinya. Tamparan Nara sangat bertenaga sehingga meninggalkan jejak kemerahan serta rasa perih.

Sementara Soobin baru saja memasuki dorm. Cowok tinggi itu langsung menghapiri teman yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

“Gyu, gue mau ngomong,”

Beomgyu menghentikan geraknya. Menatap jengah ke arah suara yang memanggilnya.

“Apa?”

“Nara, dia itu bukan hat-,”

“Tolong Kak, gue gamau bahas tentang tuh haters kurang ajar, lo gatau aja gimana dia sebenernya,” 

Setelah selesai dengan kalimatnya Beomgyu langsung melangkah menuju pintu, entah kemana cowok itu akan pergi.

“Lo yang gatau gimana sebenernya, Gyu,” gumam Soobin. Temannya yang satu itu memang kepala batu jika sudah mempercayai sesuatu.

........



Hai guys,,
So gimana part ini? Kependekan ga?

Kak Soobin jadi orang kepo an banget deh ngewawancarain orang mulu:v

kaya ono no:v

😂

♡♡♡
-Ra

Nap of a Star [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang