Jangan lupa vote dan komen😉
Beomgyu terbangun saat pipinya merasakan hembusan napas itu. Cowok itu mengerjapkan matanya, lalu menemukan wajah cantik yang berjarak beberapa senti darinya. Entah bagaimana posisi tidurnya bisa berubah menjadi berhadapan dengan Nara seperti itu. Gadis itu masih terlelap, membuat Beomgyu dapat sepuasnya memandangi wajah imut Nara.
Tangan Beomgyu tergerak untuk mengecek suhu Nara, cowok itu memegang dahi Nara perlahan, berhati-hati agar gadis itu tidak terbangun.
Syukur deh udah agak turun.
"Lo ngapain?" ujar Nara yang memergoki Beomgyu yang entah sejak kapan berada sedekat itu dengannya.
Beomgyu langsung menjauhkan tangannya dan buru-buru turun dari kasur.
"Ngga ngapa-ngapain," kata Beomgyu sambil menutupi rasa gugupnya.
"Dasar tukang boong,"
"Orang Cuma ngecek demam lo udah turun apa belom kok,"
"Kalo Cuma ngecek ngapain pake tiduran segala? Untung aja gue bangun, kalo enggak, mungkin lo-,"
"Curigaan mulu sih lo," potong Beomgtu.
"Makhluk kaya lo emang perlu dicurigain," Nara melemparkan tatapan menyelidiknya.
"Hemm, salah mulu gue di mata lo,"
"Nah tuh pinter. Btw sekarang jam berapa Gyu?" tanya Nara sambil memerhatikan sekelilingnya. Kamar itu masih terang seperti saat ia akan tidur pagi tadi.
"Mana gue tau,"
"Nyebelin lo," kata Nara yang kemudian meraih ponselnya yang berada di atas meja di samping tempat tidur.
"Udah jam 3 sore, lo kagak latihan?"
"Astaga lupa! Kenapa ga bilang dari tadi!"
Beomgyu segera melesat memasukkan barang-barang yang diperlukannya ke dalam ransel dengan secepat kilat. Nara yang melihat kepanikan cowok itu hanya mampu tertawa.
Situ dari tadi ngapain aja sampe lupa harus ke dorm? Ada-ada aja lo, Bombom.
Cowok tampan itu sudah tergesa menuju pintu hingga kemudian otaknya mengingat sesuatu. Ia menghentikan langkahnya kemudian menatap ke arah gadis yang masih duduk di ranjangnya.
"Lo gapapa gue tinggal?"
"Tapi gue kan pulangnya malem banget, nanti kalo lo butuh apa-apa gimana?"
"Gapapa, gue bisa sendiri kok. Lagian gue dah baikan, lo ga usah khawatir," jawab Nara meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja. Beomgyu menghela napas beratnya, kemudian melangkah mendekati gadis itu.
"Maafin gue, ya? Harusnya gue njagain lo,"
"It's Okey," kata Nara dengan senyum manisnya. Beomgyu meraih tangan Nara, menggengamnya.
"Yodah lo istirahat aja, kalo laper bisa cari makanan aja di kulkas atau bikin di dapur juga boleh," ucap Beomgyu disusul dengan kecupan pelan yang mendarat di tangan Nara. Nara berteriak di hatinya.
GYU KENAPA LO JADI SWEET GINI?! HUWAAAA GUE BAPER!
"Gue berangkat," Beomgyu melepas genggamannya dan menlangkah meninggalkan Nara dalam keadaan hampir diabetes.
..................
Nara bangkit dari tempat tidur, tenggorokannya terasa kering. Ia melangkah keluar kamar menuju dapur. Rumah itu masih sepi, orang tua Beomgyu juga belum kembali.
Setelah meneguk segelas air putih Nara memutuskan untuk kembali ke kamar. Namun, langkahnya terhenti saat manik matanya menangkap keberadaan benda yang tak asing baginya.
Nara mengambil benda itu. Benda itu menunjukkan lembar terakhir yang berisi tulisannya. Itu adalah buku kpop jurnalnya.
Kok bukunya ada di sini? Waitt!! Kenapa kebuka? Jangan-jangan Beomgyu mbaca lagi!
Nara ingin mengganti mukanya saat itu juga. Sungguh memalukan jika benar Beomgyu telah membaca tulisannya. Demi apapun tidak ada kalimat yang lebih lebay, aneh, bucin, dan gila dari kpop jurnal Nara. Pantas saja Beomgyu berani bilang kalau Nara juga bucin.
Gue harus ngadepin dia gimana nanti? Arghh kenapa sih pake dibaca segala?!
Nara membawa buku itu ke kamar dan memasukkannya ke dalam tasnya. Beomgyu tidak boleh menemukan dan membaca buku itu lagi. Sudah cukup Nara malu karena tuliannya sendiri.
Tiba-tiba Nara alunan lagu Shymphony terdengar. Seseorang menelepon Nara.
"Hallo. Ini siapa?"
"Ra? Gue Hyerin," jaeab orang di seberang telepon.
"Owhh. Lo dapet nomer gue dari mana?"
"Adalah, lo kok hari ini ga masuk?"
"Gue agak demam, hehe,"
"Ini tadi tuh Bu Kim ngasih tugas, dan gue sekelompok sama lo, kerjain sekarang yuk? Gini aja, gue ke rumah lo aja gimana? Kirim aja alamatnya,"
Nara tercekat. Apa yang harus ia jawab, ia bahkan sedang tidak di rumahnya sekarang.
"Ra?"
"Eh iya, jangan di rumah gue deh. Di kafe aja gimana?"
"Okedeh, lo kirim aja alamat kafenya,"
"Oke, dah,"
Telepon itu terputus. Nara pun mengirimkan alamat kafe yang ia pilih kepada Hyerin. Beberapa saat kemudian Nara tersadar bahwa ia tak membawa baju ganti. Masa iya dia bertemu Hyerin dengan pakaiannya sejak kemarin. Nara mendengus kesal, kemudian mendekati lemari Beomgyu.
Pinjem hodie-nya Beomgyu bentar gapapa kali yak? Daripada gue beli kan sayang uang.
Untunglah lemari itu tidak dikunci, deretan hodie milik Beomgyu tertata dengan rapi. Nara memilih hodie berwarna abu-abu milik cowok itu. Memang agak kebesaran, tapi tak apa karena semakin menghangatkan tubuh Nara.
Nara meraih ponselnya, hendak mengabari Beomgyu tentang sesi peminjaman hodie dan ingin memberitahu bahwa dirinya akan pergi ke kafe. Namun, Beomgyu yang sibuk tak mengangkat panggilannya. Nara akhrinya meninggalkan chat untuk cowok itu dan melangkah keluar rumah. Tanpa ia ketahui bahwa bahaya tengah menantinya.
-Ra-
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Nap of a Star [END]✔
Fanfic[END] Dalam tidurmu, aku ingin bermimpi bersamamu. Selamanya. Seolah tidak terjadi apa-apa -Choi Beomgyu-