☆ 6 ☆

56 22 0
                                    

☆ Jangan lupa vote dan komen🙆
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di pinggir Sungai Han terlihat seorang gadis tengah asyik memotret dengan kameranya. Mata coklat itu menyusuri pemandangan yang terlukis di hadapannya. Hari masih pagi sehingga suasananya masih sepi dan segar.

Kemudian gadis itu mengeluarkan buku bersampul putih bertuliskan Nap of a Star. Mungkin bagi sebagian orang, menuliskan pesan dan curahan hati dalam sebuah buku terkesan alay atau norak. Namun, bagi Nara hal itu adalah hal menyenangkan, apalagi saat di masa depan ia membuka kembali apa yang telah ia tulis, ia akan merasa seakan kembali ke masa lalu dan teringat akan kehidupan yang telah ia lalui.

Nara mengambil sebuah pulpen, lem, dan beberapa stiker. Seperti biasa, sebelum menulis ia akan menghias bingkai halaman kertas terlebih dahulu. Tak lupa foto hasil jepretannya barusan ia tempelkan. Saat semua bingkai hampir sempurna, Nara teringat sesuatu.

Ia mengobrak-abrik isi tasnya dan menemukan benda yang ia cari. Secarik kertas yang ia dapatkan di Uks kemarin. Nara tersenyum, kemudian menempelkan kertas itu di halaman berikutnya kpop jurnalnya. Dengan lagu Nap of a Star dari TXT yang terputar di headsetnya Nara mencurahkan isi hatinya dengan tinta di tangannya.

Nara sedang membubuhkan tanda tangannya saat tiba-tiba seseorang berdiri di hadapannya. Segera Nara menutup bukunya, manik matanya bertemu dengan sosok yang entah muncul darimana, dengan cepat Nara melepas headsetnya.

“Astaga jadi daritadi lo pake headset?” kata cowok itu kesal.

Nara tak menggubris, gadis itu memasukkan bukunya ke dalam tas dan beranjak meninggalkan cowok itu.

“Eh lo mau kemana? Gue belum selesai ngomong!” cowok itu mencekal tangan Nara.

Nara mencoba melepas cekalan itu, tapi bukannya lepas malah makin sakit.

“Lo nguntitin gue lagi kan? Ngaku deh ngapain lo ke sini pagi-pagi hah? Dasar tukang,- Argghhh sakit bego!”

Cowok itu mengerang saat Nara menginjak kakinya dengan keras. Sungguh Nara tidak bermaksud jahat, ia hanya malas mendengar Beomgyu yang akan terus mengatainya tanpa tau kebenarannya.

Beomgyu telah melepas cekalannya, Nara segera lari meninggalkan cowok itu. Tapi entah bagaimana cowok itu masih bisa mengejar Nara dan mencekal tangannya lagi.

“Kurang ajar banget lo! Kemarin nampar gue sekarang nginjek kaki gue!” Cekalan Beomgyu semakin kuat membuat Nara ingin menangis saat itu juga.

“Lepasin atau gue bakal teriak!”

Nara menggigit bibirnya, menahan rasa sakit di pergelangannya.

“Coba aja kalo berani, gue ga bakal nglepasin haters kurang ajar kaya lo! Lo harus ikut gue ke kantor polisi!”

“Tolong!!!”

Teriakan Nara yang menggelegar menarik perhatian orang yang berada sekitar seratus meter dari mereka. Beberapa orang yang mendengar Nara bergegas berlari dan menghajar Beomgyu.

Beomgyu yang kalah jumlah babak belur saat itu juga. Nara membelalakkan matanya, kejadiannya begitu cepat dan ia tak sempat menghentikan orang-orang yang menghajar Beomgyu, atau lebih tepatnya yang menolong dirinya dari Beomgyu.

“Dek, sebaiknya kamu pulang sekarang. Lain kali lebih hati-hati, orang jahat ada di mana-mana,” ucap salah satu orang yang menolong Nara.

“Terima kasih banyak, Pak,” ucap Nara.

Orang-orang itu meninggalkan Nara. Jujur, Nara juga ingin pergi, tetapi bingkai matanya tak bisa beralih dari sosok yang terkapar tak jauh darinya. Nara pun mendekati sosok itu dengan penuh rasa bersalah.

Nap of a Star [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang